Setelah menemui Sana, Rio pun kemudian menuju ke rumah Yoshi, ia ingin segera menyampaikan kabar gembira ini, tapi Yoshi seperti tidak senang, ia acuh tak acuh, justru sang mommy lah yang nampak bahagaia, ia langsung menghubungi Sandara dan memberitahu jika sang putra tak jadi di keluarkan dari sekolah nya, tapi dengan syarat untuk tidak lagi berulah.
Rio terus menatap senyum Rose yang sedang berbicara dengan sang ibu lewat sambungan telpon, hati nya berdebar, jantung nya tak bisa diam setiap kali bertemu dengan mommy nya Yoshi itu.
"Mulai besok, berangkat lah lagi ke sekolah, aku tunggu di lobby" pamit Rio, Rose tak henti-henti nya mengucapkan terima kasih pada Rio di teras rumah nya, sebelum sang guru berlalu pergi.
Rio pun pulang dengan perasaan lega, dan senang, ia terus tersenyum membayangkan wajah Rose kala tersenyum, setiba di rumah, ada mobil terparkir di halaman, Rio tak mengenali itu milik siapa, ia pun menatap curiga dan penasaran pada mobil mewah itu.
Sret.
Tiba-tiba Jennie menarik tangan dongsaeng nya itu lewat pintu belakang dapur.
"Noona ada apa ini?" Kaget Rio.
"Di dalam ada tamu, kamu harus menemui dan mengajak nya berbicara, ok" perintah Jennie.
"Tamu siapa?" Heran Rio.
"Sudah, temui dia ok" Jennie mendorong tubuh tinggi dongsaeng nya itu memasuki ruang tamu rumah nya, seorang pria nampak kaget melihat kemunculan Rio yang tiba-tiba.
"Maaf hyung jika mengagetkan" kata Rio.
"Tidak masalah" jawab sang tamu.
"Kenalkan hyung, aku Kwon Limario, dongsaeng nya Jennie noona" Rio menghampiri sang tamu dan mengulurkan tangan kanan nya.
"Aku Im Yoong" sambut sang tamu, tersenyum ramah.
"Baru pulang kerja?" Tanya Yoong berbasa basi.
"Ya begitulah hyung" Rio mulai membuka dasi nya, dua pria itu pun mengobrol ringan tentang pekerjaan dan lain-lain, sampai sang eomma pun menghampri nya.
"Mandilah dulu, setelah itu ajak hyung mu makan malam bersama, ne" ujar Jessica.
"Ne eomma" patuh Rio, yaa, Yoong adalah kekasih Jennie, seorang akuntan di kantor perpajakan negara.
Keesokan hari nya
Rio menepati janji untuk menunggu Yoshi di depan pintu lobby sekolahan, ia menatap Yoshi yang datang dengan wajah dingin khas nya.
Yoshi melewati sang guru dengan acuh, tapi Rio tak masalah, yang penting Yoshi sudah bersedia kembali ke sekolah, seminggu pertama semua masih aman.
"Hey anak haram, masih punya nyali untuk datang ke sekolah" lagi-lagi Joshua yang membuat masalah, Yoshi yang temperamental pun terpancing, ia menerjang tubuh Joshua dan menghajar nya, padahal ini sudah dua minggu semenjak Yoshi kembali ke sekolah, tapi dia malah kembali bermasalah, dan seseorang telah melapor pada Rio, sang guru pun segera meluncur ke tempat kejadian, dia langsung menarik tubuh Yoshi dari atas tubuh Joshua, Rio marah, usaha nya hampir sia-sia.
"Setelah ini, kamu berurusan dengan ku" ancam nya tajam pada Joshua sambil menunjuk wajah bocah itu, yang diancam pun ketakutan, Rio menarik baju Yoshi menuju ke parkiran, meski ia berusaha berontak, tapi gagal, Rio tak terkalahkan oleh siapa pun di sekolah.
Bugh
Rio menutup kasar pintu penumpang depan mobil nya, setelah memaksa Yoshi untuk masuk, ia pun mengemudikan mobil nya dengan cepat, berhenti di dekat halte bus, Yoshi tak mengerti apa yang sang guru inginkan, sampai akhir nya, seorang wanita pun muncul, berjalan sendirian menyeberang jalan, ia habis mengantarkan pesanan pada pelanggan di sebuah komplek perumahan mewah.
Menaiki bus yang baru datang, menuju ke kantor pengiriman barang, wanita yang tak lain adalah Rose itu pun harus menelan pil pahit, karena tak semua barang yang ia pesan datang sesuai permintaan, di kantor itu pun dia menerima telpon dari pelanggan nya yang komplain, yang menghardik dan memarahi nya, menuduh jika ia tidak prefesional dan lain-lain, ia hanya diam, tak berani melawan, dan pelanggan itu menutup telpon dengan kasar, hati Rose tentu sakit, ia duduk di kursi ruang tunggu sejenak, menghapus air mata nya sendiri, lalu berdiri sambil membawa banyak barang di kedua tangan nya, repot? Tentu saja, tapi semua Rose jalani sendiri, belum jauh ia melangkah, ponsel nya kembali berdering, dengan susah payah, ia berusaha memjawab telpon nya.
Yoshi dan Rio memperhatikan semua nya dalam diam, sampai Rose kembali duduk di halte bus, ia tersenyum paksa pada seseorang yang baru datang dan juga hendak menunggu bus yang sama.
"Kamu lihat sendiri bukan, bagaiamana dia masih bisa tersenyum pada orang asing setelah melalui hari-hari terberatnya"
"Dan lihat bagaimana dia berusaha bekerja keras untuk mu, untuk membiayai hidup mu, makan mu, minum mu, sekolah mu, semua kebutuhan mu tidak tercukupi hanya dengan diam saja di rumah, tapi lihat mommy, kedua kaki dan tangan nya itu yang berusaha untuk menghasilkan uang, yang kelak ia gunakan untuk membiayai mu, tapi, apa pernah ia meminta sesuatu pada mu sebagai balasan nya?" Tutur Rio panjang lebar.
"Tidak bukan? Orang tua mana pun tidak akan menuntut balasan dari anak-anaknya termasuk mommy mu, bagi nya, cukup kamu belajar di sekolah dengan benar, dia sudah senang, dia mencemaskan masa depan mu jika kamu hanya begini-begini saja" lanjut Rio lagi, Yoshi terdiam, ia terus menatap sang mommy di depan sana yang sedang menunggu bus dan membawa banyak barang.
"Hargai usaha mommy mu Yoshi, jangan kamu lukai lagi hati nya dengan kelakuan mu yang seperti ini, dia tak layak untuk mendapatkan hukuman dari mu, karena dia tidak salah, jika aku di posisi mu, pasti aku akan merasa malu, dengan perbuatan ku sendiri, padahal ibu ku sudah berjuang sedemikan hebat demi putra satu-satu nya" Rio mencoba untuk menyadarkan Yoshi karena ia sudah tak tahu lagi harus berbuat apa pada nya.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Student's Mother
Fiksi Penggemarcerita tentang Limario dalam menghadapi murid terbadung nya, yang berasal dari keluarga kaya yang broken home, tapi justru ia malah jatuh pada pesona Rose, single mother yang pekerja keras, demi menghidupi putra semata wayang nya.