07

23.4K 1.4K 13
                                    

"Bel?"

"Hmm," balas Abel tanpa mengalihkan pandangan dari ponselnya.

"Gue mau ngomong! Drakoran mulu, lo."

"Dari tadi juga lo ngomong," balasnya dan tetap menonton drakor yang semalam belum beres.

Karena gemas dengan tingkah Abel, Laura dengan sengaja menyenggol lengan Abel membuat ponsel di tangannya jatuh.

"Ponsel gue!" teriaknya yang membuat penghuni kelas menatap ke meja mereka berdua.

Abel menatap Laura tajam, sedangkan yang di tatap hanya cengengesan tanpa dosa.

"Untung gak pecah," gumam Abel sembari mengambil ponselnya yang jatuh.

"Drakor mulu, gue tuh mau nanya sama lo!" kesal Laura.

"Biasanya juga lo kalo mau ngomong gak izin dulu," sindir Abel.

"Iya. Kemarin, Abi nelpon gue,"

Abel menatap datar Laura. "Urusannya sama gue apa?"

Laura yang kesal dengan keras memukul lengan Abel membuat dia meringis.
"Dengerin dulu!"

"Abi nelpon gue nanyain alamat lo. Nah ini yang mau gue tanyain, sebenernya ada urusan apa lo sama dia?"

Abel diam mencerna setiap kata yang di ucapkan Laura.
"Entah," acuhnya dan mengedigkan bahu.

Laura berdecak sebal saat mendengar jawaban dari Abel.
"Percuma gue nanya sama lo,"

"Suruh siapa lo nanya ke gue? Nggak ada."

"Bodo amat," gumam Laura yang masih dapat di dengar Abel.

"Beli minum gih! Masa kita numpang duduk doang di kantin?" suruh Abel.

"Males, suruh orang lain aja lah,"

"Menurut lo, gue harus nyuruh siapa?" tanya Abel meminta pendapat Laura.

Laura megedarkan pandangannya bermaksud mencari target.
"Nah, tuh! Si Citra yang lagi duduk sendirian di sana!" ucap Laura dengan menunjuk Citra yang duduk di meja pojok kantin dengan dagunya.

Abel pun mengikuti kemana arah Laura menunjukkan Citra. Kemudian dia tersenyum menyeringai.

"Woy, Citra!" teriak Abel, membuat Citra melihat ke arahnya termasuk penghuni kantin.

"Sini, lo!" suruhnya membuat Citra melangkah ke arahnya.

"Mmm, kenapa kak?" tanya Citra ketika sudah di hadapan Abel.

"Beliin gue jus jeruk gih! Lo mau minum apa, Ra?"

"Samain aja,"

Abel mengangguk mengerti, kemudian memberikan uang 20 ribu pada Citra.

Mau tak mau Citra pun mengambil uang tersebut kemudian berlalu menuju si penjual.

"Lo masih gak terima Citra jadi adik tiri, lo?" tanya Laura dengan suara pelan.

"Menurut, lo?"

"Kenapa gak coba terima aja'sih?"

"Lo'kan tahu, Ra. Gue masih gak terima dengan kejadian waktu itu! Udah lah gak usah di bahas!"

Laura menghela napasnya kasar kemudian mengangguk mengerti.

Byur!

Abel yang sedang mengutak-atik ponselnya langsung terkejut dengan siraman di wajahnya.

"Maksud lo apa?!" bentaknya dengan berdiri menatap nyalang si pelaku.

Semua penghuni kantin pun tak kalah terkejut dengan kejadian ini, termasuk Laura yang langsung berdiri ketika melihat Abel di siram.

Delusi(Abel x Abi) ||ENDING||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang