Bukankah hari-hari sangat cepat berlalu? Bahkan sebulan saja rasanya hanya kayak seminggu, itulah yang di rasakan Winter.
Hari-hari begitu cepat berlalu, bahkan ia dan kedua orang lainnya baru saja ditunjuk menjadi utusan olimpiade, sebulan yang lalu.
Kini mereka telah tiba di hari-H nya, dengan perasaan campur aduk Winter cukup gugup, walaupun ia sudah belajar dan memahami materi tetap saja ia tidak tenang. Berbeda pula dengan Kevin dan Arthur yang tampak santai tanpa beban.
"Pak!" Panggil Bu Yulia kepada Pak Yanto dari jarak kejauhan.
Sepertinya Bu Yulia tidak datang seorang diri melainkan membawa Rian yang menyusul di belakangnya, tentu saja memicu keheranan keempat orang disana.
"Ya?" Balas Yanto singkat.
"Dari informasi sekolah yang menyelenggarakan olimpiade itu, sebelum Olim Matematika, akan ada lomba pidato singkat juga, jadi sekolah kita tentu saja ikut." Jelas Yulia.
"Loh saya kira hanya olimpiade saja," Kata Yanto.
"Saya baru saja mendapat infonya, kemungkinan mereka telat memberi informasi." Balas Yulia.
Entah mengapa Rian sekarang merasakan firasat yang tidak enak..
"Lalu, siapa yang akan menjadi utusan berpidato?" Tanya Yanto sambil melirik ke arah Rian sekilas.
Yulia pun menunjukkan Rian yang berdiri tempat di samping belakangnya, Rian tentu saja kaget semua ini mendadak.
"Saya memilih Rian untuk mengikuti lomba yang berpidato, jadi Pak Yanto bawa Rian juga, ya." Final Yulia.
Pak Yanto mengerutkan keningnya, lalu bertanya kepada Rian. "Kamu sudah ada bahan pidatonya?"
"B-belum pak.." Rian rasanya ingin menghilangkan diri saja.
Pak Yanto baru saja ingin protes kepada Bu Yulia, namun guru perempuan yang cerewet itu memotongnya.
"Saya yakin Rian bisa. Bapak tenang saja, Rian ini 'kan sudah sering mengikuti lomba pidato dan lain-lain. Sangat mungkin dalam waktu satu jam dia bisa menguasai materi pidatonya." Ujar Yulia.
Tak ada lagi yang ingin dibicarakan Pak Yanto pun mengajak keempat murid tersebut ke parkiran untuk pergi menuju lokasi lomba tersebut.
Diperjalanan tentu saja Rian panik bukan main, ia harus menyiapkan materi dalam waktu satu jam dan harus menghafalnya!
"Lo bisa kan?" Tanya Winter dengan hati-hati.
"Gue kaget lah tiba-tiba di tunjuk!" Heboh Rian setelah itu langsung merutuki dirinya sendiri karena mereka tengah bersama guru killer saat ini.
Rian menunduk, menatap lembaran kosong yang ada di pangkuannya, bingung harus memulai bagaimana, di saat genting seperti ini otaknya malah tidak bisa berpikir.
Ingin bertanya kepada Winter dan Kevin yang berada di bangku sebelah kanan dan kirinya tetapi mereka berdua tidak paham, Arthur? Percuma saja, bahkan anak itu niat tidak niat mengikuti olimpiade, lalu yang terakhir ada Pak Yanto? Err..
"Kalian semua jangan terlalu panik. Otak akan susah bekerja bila kalian panik, tetap rileks tapi jangan terlalu santai juga, tetap fokus dan berdoa untuk yang terbaik." Ujar Yanto memberi kalimat penenang.
"Untuk Rian, kalau kamu bingung harus menulis apa, buat saja pidato yang pernah kamu bawakan, kamu sudah beberapa kali ikut pidatokan? Gabungkan bagian penting yang kamu ingat dari pidato itu secara singkat,"
"Tidak usah pikirkan kemenangan atau kekalahan, kalian harus fokus mengikuti saja."
Setelah mendengar ucapan Yanto, Rian pun memulai menulis pidatonya, begitu pun dengan Winter yang berusaha menenangkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
GENG BRANDAL [END]
Teen Fiction[Sedang tahap revisi] Di pertemukannya kelima orang murid dalam keadaan tak terduga, yang pada akhirnya membuat mereka berhubungan dekat satu sama lain. Menceritakan tentang persahabatan antara Winter, Kevin, Arthur, Rian dan Joanne yang membentuk G...