Warning!
Cerita ini beralur maju mundur. Perhatikan tanda (***) sebagai alur mundur atau ceritamasa lalu saat Mark dan Haechan masih kuliah.
Happy Reading...***
"Ya! Lee Jeno. Kenapa kau memperlihatkan foto masa kecil ku pada Haechan, huh?" dengan cepat Mark menutup dua album foto besar yang terbuka lebar sesaat ia masuk ke dalam kamarnya, membuat fokus Jeno dan Haechan yang tengah duduk di atas karpet mengarah ke atas, tepat pada dirinya.
Dalam beberapa detik kemudian, suara protes Jeno terdengar diiringi tatapan kesal pada kakaknya. "Ah, Hyung... Pura-pura saja tidak melihat dan pergi sekarang juga."
Mark pun memberikan ekspresi tak percaya. "Tidak. Kau yang keluar sekarang juga, Lee Jeno." Dia pun membantu Haechan untuk berdiri kemudian dilanjut dengan Jeno yang dengan cepat menolak, menitikberatkan tubuhnya ke bawah kemudian berpegangan pada tangan Haechan yang telah berdiri ketika tubuhnya hampir terangkat hanya dengan tarikan kecil Hyung nya. "Ah, Hyung... Kami belum selesai~" ujarnya merengek.
Mark yang melihat adiknya masih terus menarik lengan Haechan dengan segera menghela nafas, menyadari bahwa pria kecilnya sedikit meringis akan hal itu. Jadi-
"Baiklah, berhenti merengek seperti itu. kau terlihat menjijikan, Jeno. Sepuluh menit lagi dan setelahnya keluar dengan sukarela, kau mengerti?" dia memilih untuk menyerah, menatap adiknya hanya untuk menunggu jawaban dan berjalan ke arah kasur ketika Jeno memberi balasan dengan semangat.
"Okay."
"Kenapa dia bisa bersikap seperti itu? menjijikan sekali." Gumam Mark yang tentu saja tidak dapat di dengar oleh Jeno maupun Haechan.
Dan, kenapa pula anak itu harus memperlihatkan foto masa kecilnya kepada Haechan? Dia bahkan bukan siapa-siapanya.
Dengan berat hati, Mark memilih duduk menyender pada kasur, mulai memainkan ponsel dan tenggelam dalam beberapa saat. Namun ketika ia mendengar Jeno mengucapkan sesuatu yang mampu membawa kekehan dari arah Haechan, dia pun menyempatkan diri untuk melirik kecil, penasaran.
"Hyung lihat foto ini? Saat itu, kami pergi ke laut dan Mark Hyung terlalu bersemangat hingga jatuh menimpa karang besar di pinggir laut. Saat itu dia terlalu hiperaktif dan sulit dikendalikan. Kau bisa melihat bekas lukanya di sini dan dia masih bisa tertawa seperti itu, konyol sekali."
Walau merasa tersinggung, namun Mark menikmati apa yang ia lihat. Haechan kembali tertawa pada semua penjelasan Jeno dan itu semua mengenai masa kecilnya, mengenai dirinya yang masih diam-diam melihat interaksi mereka.
Mark tidak pernah tahu bahwa Haechan memiliki cara tertawa yang menyenangkan dan... Manis? Pria itu- dia terlihat menawan. Sayang sekali karena Mark selalu melihat kerutan di wajah Haechan, andai saja dia melihat ini semua lebih awal. Ah, Mark merasa dirugikan dengan kenyataan itu.
"Aku pikir ini adalah foto terlucu yang pernah aku lihat. Walaupun Hyung sangat hiperaktif, tapi dia selalu menunjukkan ekspresi datar saat di foto." Ujar Jeno menunjuk salah satu foto.
"Hyung menyadari itu bukan? Ekspresinya selalu seperti ini."
"Tapi dia terlihat manis." Balas Haechan sambil tersenyum kecil. Dia pun menunjuk salah satu foto seraya berkata.
"Kupikir foto ini adalah ekspresi Mark yang terbaik- ya walau semuanya terlihat sama."
"Ehh?" balas Jeno kaget yang kemudian disusul dengan godaan. Nada suara anak itu jelas berubah .
KAMU SEDANG MEMBACA
For Your Life [MARKHYUCK]
Fantasy"Apa mau mu, Mark Lee? Bukankah aku sudah membuat keputusan dengan jelas?!" Haechan membentak, merasa frustasi terhadap sikap Mark yang terlampau santai. "Aku adalah pria yang kejam, apa yang kau ingin dari pria seperti ku, hah? Apa sulitnya berhen...