Lo ngegombal, sama aja lo buang suara. Mending pergi sana ke masjid, terus solawatan.
-Devani Puspita Jayachandra-
Vano dan keempat temannya sedang berjalan-jalan diarea sekolah. Sudah kedua kalinya mereka melewati kantin. Dan ini yang akan menjadi ketiga kalinya.
"Elah Van, elo cari apa sih. Dari tadi cuma muter-muter doang kek komedi putar," keluh Galih.
"Elo kalo sewot mending balik aja ke kelas," balas Vano. Mereka kemudian melanjutkan perjalanan dalam diam.
"Van mana nih jodohnya. Masak dari tadi nggak ketemu juga. Kurang apa sih usaha kita. Udah capek nih kaki jalan mulu," keluh Cakra dengan tampang polosnya.
"Kurang doa. Usaha aja belum cukup," balas Zafran menyindir.
"Pfffttt. Nggak pernah sekolah ya nih anak?" cetus Kenzo sembari menahan tawanya.
"Lha ini gue lagi sekolah," balas Cakra dengan tampang merajuknya.
"Dikibulin ama Vano aja percaya," ucap Zafran yang langsung membuat Cakra marah.
"Mending gue dikelas tadi. Nontonin kartun upil ipil," cibir Cakra.
"Ya udah balik sono," usir Vano.
"Ya udah nggak jadi," ucap Cakra lemah.
Mereka akan berkeliling di area kelas sepuluh. Tepat dipersimpangan, Vano dan teman-temannya shock melihat sesosok yang sudah mereka kenal dan menjadi rival mereka sejak dulu. Justru orang itu terlihat biasa saja. Sedangkan sesosok itu, melihat mereka dengan biasa saja.
"Van bukannya dia-" tanya Kenzo.
"Gue tahu," potong Vano. Vano merenung sejenak.
"Gila berani bener tuh bocah. Mau cari mati ya?" semprot Cakra.
"Bener-bener. Nih bocah nggak cuma cari mati aja. Tapi juga cari neraka," timbrung Galih.
"Udah-udah. Yang penting kita harus selalu waspada," lerai Kenzo.
"Perketat keamanan sekolah. Dan jangan sampek ada yang tahu soal rahasia kita," perintah Vano. Dan semua hanya bisa mengangguk menerima perintah dari ketua mereka.
Tiga meter dari tempatnya Vano berdiri, sudah disambut oleh sebuah papan nama kelas yang menjadi tujuan utama Vano berkeliling sedari tadi. Dengan mantap Vano melangkah mendekati kelas itu.
"Kelas 10 MIPA 2 ?" tanya Galih sembari mengernyitkan pelipisnya. " Lo cari siapa sih di sini, Van?"
"Kan gue udah bilang, jodoh gu," balas Vano percaya diri.
"Siapa?"
"Lo lihat aja nanti."
Vano melangkah memasuki kelas itu. Keadaan kelas itu tak berbeda dengan keadaan kelasnya yang mereka tinggal. Meskipun ini kelas MIPA, tetap saja anak-anaknya nggak alim-alim banget.
Bahkan disudut belakang kelas, Vano bisa melihat beberapa adik kelas cowoknya sedang mengadakan konser dadakan. Dan beberapa adik kelas ceweknya sedang berselfi ria didepan kelas. Dan ada beberapa anak yang sedang duduk-duduk dibangkunya sembari menonton film dilaptop. Sungguh suasana kelas yang bisa dibilang cukup unik.
Saat Vano masuk, ada seorang cewek yang sedang mengambil sebuah jam dinding. Mungkin dia akan memasang batu batrenya atau mungkin ingin membenarkan jarum jamnya. Dari tempatnya berdiri cewek itu hanya sebatas pundaknya Vano dan dia terlihat sangat susah menggapai jam tersebut. Naluri Vano sebagi cowok yang baik hati dan cakep, akhirnya dia membantu mengambilkan jam dinding tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You MY PAWANG
Humor"Lo jangan seperti magnet. Jika menarik, ya menarik saja. Jangan menarik tapi juga menolak." -Devano Matteo Adhitama- -------------------------------- Vano marah? Pengen dijinakin? Panggil aja pawangnya. Vano nyebelin? Pengen dibalikin sifa...