Yuk biasakan vote dulu sebelum baca. Terima kasih!
Happy reading!
●●●
Wajah pemuda berambut kuning yang kini sedang terduduk pada meja paling belakang dan pojok telihat kesal, dahinya mengerut sebal karena untuk kesekian kalinya ia kembali diabaikan oleh kedua karib brengseknya yaitu Sai dan Sasuke.
Pemuda itu tahu mengenai permasalahan plagiarisme di eskul seni yang juga menyeret Sasuke kedalamnya --sebagai mentor dari adik kelas sekaligus teman masa kecilnya dulu, Haruno Sakura.
Masalah semakin runyam kala kekasih pemuda berambut kelam itu juga ikut terlibat, sehingga ruang gerak Sasuke sangat terbatas, begitu Sasuke mengambil langkah yang salah, kemungkinan akan ada beberapa pihak yang dirugikan dan tersakiti.
Mungkin banyak orang melihat sosok Sasuke yang tak berdaya ketika masalah mengenai plagiasi ini santer terdengar. Namun Naruto sebagai sahabat yang paling memahami dan mengerti diri pemuda raven itu, begitu tahu perjuangan dan usaha Sasuke untuk mengusut tuntas permasalahan --yang secara tidak langsung menjadi tanggung jawab Sasuke untuk andil membantu membereskan.
Naruto seringkali menangkap betapa terburu-buru dan sibuknya Sasuke selama seminggu terakhir ini, berbagai pihak yang sekiranya berhubungan dan bisa dijadikan saksi selalu Sasuke cari.
Tak terkecuali bahkan ketika malam sudah hampir menjelang hingga dini hari, mata Sasuke enggan terpejam dan hanya berdiam diri sembari membuka mata. Otak pemuda itu seolah memaksakan selama full 24 jam berpikir keras.
Ada banyak pihak yang menunggu partisipasi Sasuke untuk memberi suara baik atas nama Sakura maupun Shion, namun sampai ujian akhir semester telah selesai, Sasuke masih belum mampu menemukan titik temu.
Kepasifan Sasuke bisa saja membuat orang begitu bingung dan mungkin ada juga yang kecewa, salah satunya adalah sosok merah jambu yang kini terlihat memakukan diri di rute koridor di depan kelasnya.
Warna rambut yang mencolok serta wajah gadis itu yang sayu menjadi titik fokus Naruto, dari tempatnya duduk, pemuda itu kembali menerka apa gerangan yang membuat sosok kecil itu terpaku menatap dua pasang sejoli yang sedang asyik bercengkerama di salah satu bangku yang terjajar di sepanjang depan kelas.
Ada senyum getir yang kemudian terpasang, dan menimbulkan perasaan tidak nyaman pada diri pemuda kuning itu. Sai yang kini sibuk menebus rindu dengan Ino terlalu abai dengan keadaan sekitar, sosok Sakura yang lekat memperhatikan di tengah koridor tak mampu membuatnya sadar.
Ino, kekasih pemuda berambut lurus itu sejak bulan lalu menjadi salah satu siswa dalam program pertukaran pelajar begitu asyik menceritakan pengalamannya di negeri Eropa kepada kekasih juga teman-teman sekelasnya.
Disana, Sakura hanya mampu berdiri dengan terbisu. Keberanian yang awalnya membara, ternyata telah surut tak bersisa bahkan sebelum dirinya mampu memberi ucapan selamat datang kembali kepada sahabat lamanya, Ino. Mengabaikan pandangan-pandangan menyelidik dan tidak suka oleh sebagian siswa kelas 12 yang berlalu lalang di koridor, Sakura tetap kekeuh berdiri disana.
Walaupun hingga menit berlalu, tekadnya tak kunjung timbul. Ada rasa getir, yang kemudian perlahan merambat ke seluruh tubuhnya. Maniknya tak luput, mengamati gerak-gerik sahabat pirangnya yang terlihat bahagia.
Tanpa bisa disembunyikan, setiap orang yang melihat sosok Ino hari ini pasti akan bisa menebak betapa cerianya gadis itu. Senyum Sakura mengembang pelan, lebih pelan dari desiran angin, mengundang hatinya begitu bahagia dan sedih secara bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUKAN KAMU [SELESAI]
Fanfiction(Fanfiction of Sasusaku) BOOK ONE #seriesYou Hingga air matanya membasahi seluruh pipi, Sakura masih tetap pada tempatnya. Menangisi dirinya yang tidak tahu diri berharap pada seseorang yang tidak mungkin akan mampu didapatkan hingga di masa depan...