Gue pikir, ini cuma sekedar cinta monyet anak SD.
Tapi, ternyata perasaan gue lanjut sampai sejauh ini, selama ini. Walaupun gue pernah usaha buat lupain perasaan gue ke dia .
Selama 12 tahun, selama itu ternyata. Gue selalu menampik perasaan 'itu' . Tapi mau sebanyak apapun gue suka sama seseorang, akan berakhir lagi ke 'dia'.
Perasaan apa ini? kagum? suka? atau bahkan gue udah benar - benar cinta?
" Anjir, kenapa gue jadi mikirin dia mulu si? "
" Tapi kalau ditanya gue kangen apa ga? YA KANGEN LAH GILA "
Gue, Dara zelia. Cuma sebongkah batu kali yang mengharapkan bisa bersanding dengan sebongkah berlian. Kedengaran sangat mustahil bukan?
Oke, gue mau cerita guys tentang dia. Tentang gimana gue bisa punya perasaan yang ga bisa gue tafsirkan sendiri, yang gue ga tau perasaan apa ini sebenarnya.
Jadi
" Wak——
" DARA CEPAT, INI UDAH SIANG "
"tu."
Skip dulu guys, nyokap gue udah teriak - teriak. Yap, itu tadi suara nyokap gue. Nanti gue lanjut lagi abis urusan sama nyokap udah selesai.
" IYA MAH " teriak gue
Gue pun nyamperin nyokap yang udah nunggu gue dibawah.
" Kamu ini gimana, ini udah siang bukanya cepat. Mau kesiangan kamu?! " Omel nyokap
"Udah mah, anaknya juga udah disini"
" Dara makan, nanti papah yang antar kamu ke sekolah "
Emang bokap gue doang yang the best.
" Siap komandan " ucap gue, sambil duduk samping bokap
Gue sekeluarga makan dengan tenang, sampai
akhirnya gue selesai makan" Pah, ayo. Aku udah "
" Iya, ayo "
" Mah, aku berangkat dulu assalamualaikum " ucap gue sambil menyalimi tangan nyokap
" Papah juga "
" Waalaikumsalam , hati hati "
Hallo kawan! Maaf banget kalau ga jelas gitu ceritanya. aku ga inget betul gimana detailnya, jadi aku sengaja emang bikin pendek, ya karena ini kejadian udah lama banget wkwk. Tapi aku harap kalian suka!
ini pyur kisah aku, tapi ada beberapa yang aku ganti aja.(N) : cuma ingin berbagi kisah
— voment!♥️
Depok, 24 April 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Dalam Diam
Teen FictionDefinisi cinta itu kaya apa si? gue ga tau yang gue rasain itu apa, tapi yang pasti setiap orang tanya tentang 'itu' gue selalu jawab 'dia' Apa pantas aku yang sangat astaghfirullah mengharapkan dia yang sangat subhanallah? Apa pantas batu kali ber...