Hari ini, dua orang serumah harus terbaring bersama di ruang yang sama. Tak ada yang menjaga dan tak ada yang dijaga.
(RUANG UGD)
"Dok, pasien Haiba telah siuman."
"Oh really?" kaget Dokter yang tengah menangani seorang pasien di ranjang nomor 4. "Baik Sus, Saya akan segera kesana," lanjutnya.
*Ranjang nomor 2
"Bagaimana bu?" Tanya dokter.
"Mana Omak? Dimana Ia?" sontak Mama bertanya dengan berusaha bangun dari tidurnya.
"Noo, tenang bu. Jangan bangun dulu."
"Tidur ya bu...." tahan Dokter dengan menahan Mama untuk tidak berdiri.
"Mana Omak, Dok?" tanya Mama.
"Maaf bu, Omak ibu masih belum siuman setelah pingsan ketika memeluk ibu tadi."
"Ia berada di samping ranjang nomor 3," jelas Dokter dengan membuka tirai pembatas.
"Omak...." panggil Mama dengan mengulurkan tangannya.
Ia masih sangat mengingat kejadian bahwa Ia benar-benar hamil. Ia sangat ketakutan atas apa yang akan terjadi nanti. Semua orang akan menuduh bahwa itu anak haram.
"Huaaa.... Hiks- hiks," tangis pun keluar deras dari mata Mama. Dokter pun kebingungan.
"Maaf, bu. Kenapa?"
"Omak ibu, akan baik-baik saja. Ia tidak ada luka dan sakit yang parah. Ia hanya kecapean dengan beban otaknya."
"Semua akan baik-baik saja bu." jelas Dokter.
"Bukan- bukan itu Dok."
"Oh maaf, apa ada yang sakit?"
"Biar saya periksa."
"Ehmmm please Dok, cek di tubuh saya- apa ada manusia lain di dalamnya? Hiks,"
"Maksud ibu? Maaf, Ibu hamil?" kaget.
"Sepertinya,"
"Sebentar bu, biar saya cek."
****
"Dari hasil pemeriksaan, menunjukkan bahwa Ibu tidak hamil." kata Dokter.
"Loh-- tapi Dok,"
"Kemarin saya test pack, hasilnya positif."
"Makanya, Saya depresi dan hilang kendali. Berakhir sadar di sini."
"Maaf bu, sebelumnya terjadi apa?" tanya Dokter.
"Jadi, sebelum ini Saya ada pesta alumni dan diculik, dibawa ke kamar rumahnya. Di situ, Saya tak sadarkan diri, Dok."
"Ketika bangun-- tiba-tiba semua baju Saya, sudah diganti dengan baju miliknya. Ia adalah cowok temanku."
"Dan Dia waktu SMA adalah brandal sekolah."
"Maaf, namanya siapa? Sepertinya Saya juga ada di pesta itu." ucap Dokter.
"Hah! Seriously?"
"Emang, Dokter pernah SMA di mana?"
"SMA Cempaka 7,"
"Oh iya? Saya juga alumni situ."
"Loh Jangan-jangan...." kata Dokter sembari menarik kursi di sebelahnya. Ia pun duduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aruna's life
Teen FictionAruna hidup bersama ibu dan neneknya. Ia memiliki sifat yang sensitif dan mudah marah di masa SMA nya. Tetapi berbeda di usia belia nya. Aruna merupakan keturunan seorang kaya raya meskipun ayahnya jarang sekali ada di rumah, entah kemana perginya h...