Sweets - Suou Tsukasa

541 69 7
                                    

"Jadi kau memintaku untuk pergi ke cafe bersamamu??" tanya (name) memastikan. Tsukasa mengangguk. "Itu benar. Kalau bisa aku ingin mengajak Onee sama memakan favoritku. Apa itu boleh??" tanya Tsukasa.

"Aku tidak masalah sih. Tapi apakah ini benar benar hal yang akan kita lakukan di pagi hari??"

"Tentu saja, setelah sarapan aku akan membawa onee sama ke cafe favoritku"

"Kau tampak sangat bersemangat ya" (name) kemudian bangkit dari tempat tidurnya. "Kurasa aku tak punya pilihan, baiklah. Aku akan menemanimu"

(Name) bersama Tsukasa kemudian keluar dari kamar dan menuju ke meja makan dimana Izumi sudah menyiapkan beberapa makanan.

"Selamat pagi semuanya" sapa (name) pada mereka. Mereka membalas sapaan (name) dan mengambil tempat di meja makan.

~~~~

Mereka berdua hanya diam sepanjang perjalanan dengan (name) yang masih kelelahan dan Tsukasa yang tidak sabar mencoba makanan favoritnya.

"Dan kita sudah sampai" Tsukasa kemudian segera turun dari mobil dan membukakan pintu untuk (name) sambil mengulurkan tangannya. (Name) menerima uluran tangannya dan keluar dari mobil. Seperti yang diharapkan dari seorang terkenal, mereka terus dilihat oleh semua orang. Bukan mereka tapi Tsukasa lebih tepatnya.

(Name) mengabaikan tatapan mereka dan masuk ke dalam cafe bersama Tsukasa.

"Seperti biasanya ya" ucap Tsukasa kepada pelayan tersebut. Sang pelayan kemudian menunjukkan tempat duduk kepada Tsukasa. Tsukasa kemudian menarik kursi untuk (name) dan mempersilakannya duduk. Lalu Tsukasa duduk di depan (name). "Ayo, pesanlah menunya" Tsukasa kemudian menyodorkan buku menu pada (name).

Yah menu disana cukup murah, karena cafe yang Tsukasa pilih bukanlah cafe mewah dan mahal. Setidaknya cukup banyak orang yang datang disana, mungkin ini cafe middle class. Tidak terlalu mahal dan tidak terlalu murah. Harganya standar.

"Kau tidak memesan??" tanya (name) pada Tsukasa yang tak memegang buku menu dan tampaknya menunggu sesuatu. "Ah tidak, aku sudah sering kemari jadi pelayan disini sudah hafal menu yang biasa kupesan" jawab Tsukasa.

Ketika ia menjawab itu (name) hanya mengharapkan hanya datang satu atau dua menu, tapi yang datang tidaklah seindah ekspetasi.

Sebuah parfait dengan ukuran yang cukup besar dengan beberapa kue yang memenuhi meja.

"Nona ingin memesan apa??" tanya pelayan tersebut pada (name). "Berikan aku teh saja" kata (name) sambil menyerahkan buku menu pada sang pelayan. Pelayan tersebut mengambil buku menunya dan segera mengambilkan pesanan (name).

"Kenapa onee sama tidak memesan??" tanya Tsukasa sambil memakan parfait miliknya. "Melihatmu makan saja sudah membuatku kenyang" jawab (name). "Apa kau yakin kau bisa menghabiskan kue sebanyak ini??" tanya (name) penasaran yang dijawab dengan anggukan Tsukasa.

"Ah tapi tolong jangan beritahu Sena senpai"

"Baiklah, aku tak akan memberitahunya"

(Name) yang merasa risih dengan tatapan orang di sekitarnya, kemudian bertanya pada Tsukasa. "Tsukasa kun, bisakah setidaknya kau memberitahuku mengapa mereka melihat dan membicarakan kita sedari tadi?? Bahkan kemarin juga.."

"Apakah Narukami senpai tidak memberitahumu??" tanya Tsukasa yang dibalas dengan (name) yang menggelengkan kepalanya. "Ini sedikit susah untuk dijelaskan" kata Tsukasa sambil terus memakan parfaitnya. "Yah kau bisa menganggap kami sebagai seorang selebriti" Tsukasa mencoba mencari kata yang tepat. Tapi (name) tidak menerimanya.

"Sepanjang apapun penjelasanmu, aku perlu penjelasan yang lengkap. Beritahu saja aku semuanya"

Tsukasa sedikit terkejut dengan permintaannya tetapi ia memutuskan untuk memberitahunya. "Baiklah jika onee sama menginginkannya"

"Kami ini berada dalam satu kelompok, biasanya disewa oleh para orang untuk menjadi pacar mereka. Kami memperlakukan mereka seperti seorang wanita karena kami adalah pria sejati. Kadang kami juga disewa menjadi seorang butler karena sikap kami yang seperti itu. Tapi belakangan ini, kami tidak diperbolehkan menerima permintaan dari orang lain sampai kami menemukan sesuatu, dan ia berkata kami harus menemukannya di rumah onee sama"

"Jadi ada seseorang yang menyuruh kalian menghampiriku??" tanya (name) untuk memperjelas. Tsukasa mengangguk. "Tapi daripada hal itu, lebih baik onee sama memakan kue kue ini, ayolah, kue ini tidak akan habis dengan sendirinya" Tsukasa kemudian menyodorkan sepotong cheesecake dan sebuah sendok.

"Jika onee sama tidak mau memakannya, maka aku yang akan menyuapi onee sama" Tsukasa kemudian mengambil sendok tersebut, memotong kuenya dan menyuapi (name). (Name) kemudian mengambil sendok tersebut dari tangan tsukasa dan memakannya sendiri. "Tidak terima kasih Tsukasa kun, aku bisa melakukannya sendiri" kata (name) sambil memakan kue tersebut. "Bagaimana?? Apakah onee sama menyukai kuenya??" tanya Tsukasa. (Name) mengangguk. "Ini cukup enak, aku menyukainya" (name) segera menghabiskan kue tersebut dan memakan kue lainnya.

"Baguslah jika onee sama menyukainya" kata Tsukasa sambil sedikit tertawa melihat (name) yang menyantap kue kue tersebut.

~~~~

"Harus aku akui seleramu tidak buruk Tsukasa kun" puji (name) sembari masuk ke dalam mobil. "Tentu saja, ini sudah menjadi cafe favoritku sejak dulu" jawab Tsukasa bangga. "Tapi aku senang onee sama menikmatinya, bahkan kecepatan makan onee sama melebihi diriku" Tsukasa sedikit mengeluh. "Maafkan aku Tsukasa" ucap (name). "Tidak masalah, aku bisa memakannya kapan saja. Lain kali jika onee sama mau, aku akan membawa onee sama kesana lagi"

~~~~

"Bagaimana?? Sudah selesai makan makan kuenya?? Kasa kun~"

Pemandangan yang terlihat adalah seorang Sena Izumi memarahi seorang Suou Tsukasa yang kedapatan memakan kue bersama onee samanya di sebuag cafe. Walau kali ini kebanyakan (name) yang memakannya.

"Tidak, bukan begitu Sena senpai" Tsukasa berusaha mengelak tapi yang namanya Izumi selalu bisa menemukan alasan untuk memarahi kouhainya. "Apa maksudnya bukan begitu?? Kau pikir aku tidak tahu??" tanya Izumi kepada Tsukasa. "Sudahlah Izumi kun, kau tidak kasihan kepada Tsukasa kun??" tanya (name) yang diikuti dengan anggukan Arashi. "Jika kau terus mengasihani anak ini, ia akan terus seperti itu" keluh Izumi. "Tidak baik baginya jika ia terus menambah berat badannya" tambah Izumi.

"Baiklah, akan kupastikan ia tak memakan manisan lagi. Dengan begitu apa kau bisa melepaskannya??" tanya (name) pada Izumi. Izumi hanya mendengus kesal dan melepaskan Tsukasa. "Terima kasih onee sama, kau menyelamatkan nyawaku hari ini" kata Tsukasa pada (name). "Jangan salah paham, aku hanya tidak ingin ada keributan di rumahku"

Itu yang dibilang olehnya tapi......

"AAAHHH DIMANA INSPIRASIKU!!" keluh Leo.

Your Gentleman (KnightsXReader) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang