Diora berjalan menusuri koridor, sudah hampir satu bulan dia sekolah disini namun tidak pernah merasa nyaman.
"hi!Diora" sapa salah satu siswi di koridor
"Diora cantik deh"
"Diora,hy!"
Diora tidak membalas kata kata mereka ia hanya memutar bola matanya kesal,"munafik"
Bukankah Diora harusnya senang jika dipuji atau disapa seseorang?tapi kenapa Diora kesal?itu karena apa yang Diora dengar tidak sama dengan apa yang mereka ucapkan. Mau dengar apa yang mereka fikirkan?mari kita dengar!
"aneh"
"pake headphone mulu perasaan"
"so cantik"
"kasian gapunya temen"
Itulah kenapa Diora selalu memakai headphone,bayangkan setiap hari mendengar ocehan tidak penting, sangat memuakkan!
Diora lalu masuk ke kelasnya, menyendiri di kursi paling belakang memejamkan matanya sambil mendengar lagu ditengah bisingnya suara kelas. Entah apa yang mereka bicarakan. Diora tidak peduli.
"itu Devano?!" teriak seorang murid perempuan histeris.
"hah?Devano balik?"
"AAA!!!!Devano!!"
Dug!
Seorang laki laki dengan tangan kiri memakai gips menendang bangku Diora pelan,seketika ia langsung membuka matanya.
"Minggir,"ucap seorang laki laki yang sedang berdiri dihadapan Diora."ini kursi gue."
Diora melepas headphonenya, mendongkakkan kepalanya menatap kearah laki laki itu.
ngggggg...
Telinga Diora bergeming,ia tidak pernah merasakan ini sebelumnya. Seketika semuanya hening,ia tidak lagi bisa mendengar isi fikiran teman temannya dan hanya bisa mendengar isi fikiran Devano."heh?!"Devano melambaikan tangannya di depan wajah Diora, "wah...budeg ni orang"Tanpa mempedulikan Diora,Devano duduk di kursi kosong sebelah Diora.
Diora menoleh kearah Devano,ia masih heran kenapa ia tidak bisa mendengar isi fikiran teman temannya dan hanya bisa mendengar isi fikiran Devano?apakah ini berlaku selamanya?atau hanya saat ia didekat Devano saja?
Devano yang sedang memainkan ponselnya ikut menoleh"apa lo liat liat?gaboleh gue duduk disini?lagian ini dulunya kursi gue,lo yang harusnya minta izin duduk di kursi gue"
Diora menyiritkan dahinya" ngomong apa sih ni orang?" batin Diora
Devano menggeleng gelengkan kepalanya,"bener bener budeg ni orang"
🍁🍁🍁
"halo anak anak selamat pagi,seperti yang sudah ibu janjikan minggu kemarin sekarang ulangan ya"ujar guru yang baru saja memasuki kelas dan langsung menyerang muridnya dengan kata ulangan.
Devano mengangkat tangannya lalu memasang wajah memelas dan pura pura batuk"bu saya masih sakit,uhuk! boleh saya ulangan susulan?uhuk!"
"eh...ada Devano,kapan pulang dari rumah sakit?"tanya guru matematika itu.
"kemarin malem bu,uhuk!"jawab Devano melancarkan aksinya.
"oh iya Devano...kamu itu patah tulang,bukan sakit tenggorokan"
"ekhem!" Devano menggaruk lehernya tidak gatal."gajadi bu,saya udah sehat"
KAMU SEDANG MEMBACA
Within a five meter radius
Science FictionEntah sejak kapan Diora bisa mendengar isi fikiran orang lain dalam radius 5 meter. Tapi anehnya saat ia didekat Devano suara itu tiba tiba hilang dan membuat Diora hanya bisa mendengar isi fikiran Devano. Seiring berjalannya waktu Diora sadar kalau...