One of part : Synopsis

1.5K 154 2
                                    

[Ballroom Columbia Hotel]

Para pelayan hotel sedang sibuk menata berbagai hidangan ke atas meja, satu persatu dari mereka bergantian membawa nampan yang berisikan berbagai macam makanan dan minum untuk pesta sore ini.

"Jangan diletakkan disana!" Teriak seorang wanita, bernama Kang Seulgi yang merupakan manajer hotel ini, pada salah satu karyawannya yang sedang menaruh vas bunga di meja yang salah.

Karyawan itu kemudian mengambil kembali vas bunganya, dan berjalan kearah yang diminta oleh manajernya. "Letakan dibagian tengah meja!"

"Kau" Ucap Seulgi ketika pelayan melewatinya sembari membawa nampan yang berisikan sepiring macaroon. "Bawa kembali kue ini!"

"Tapi manajer Kang,"

"Bawa kembali, dan katakan pada chef Na. Klien kita, tidak menyukai warna biru!"

Benar saja, macaroon yang terlihat saat ini memiliki warna biru. Seulgi sangat tahu, bahwa Kim Jisoo tidak akan menyukai benda berwarna biru ada di acara pentingnya.

Pelayan itu kemudian berbalik arah, dan mengantarkan kembali kue itu ke dapur hotel.

Asisten Seulgi kemudian bertanya dengan heran "Memangnya, ada apa dengan warna biru?"

Seulgi menghela nafasnya, mengingat bagaimana wanita itu sangat membenci laut. Wanita yang akrab ia panggil Jisoo itu, sangat trauma terhadap laut maupun pantai. Jisoo sahabatnya itu, hampir tidak tertolong karena tenggelam.

"Dia membencinya, hanya itu" Jawab Seulgi, tanpa ingin menjelaskan.

......

[Seoul Street]

Jalanan kota Seoul tampak lengang hari ini, meski begitu mobil mercedes benz E-class milik Jisoo, berjalan dengan kecepatan minim. "Ya baiklah, pastikan untuk memeriksa setiap detil tamu hari ini"

Jisoo melihat kearah sekretarisnya, Leona Han yang tengah berbicara dengan seseorang melalui ponselnya.

"Kim sajang-nim, persiapan acara anda hari ini telah selesai, manajer Kang baru saja..."

Jisoo menyela "Katakan padanya, bahwa aku berterima kasih!"

"Baik sajang-nim"

Leon mematikan ponselnya setelah obrolannya dengan Seulgi selesai. Ia kemudian berkata pada Jisoo bahwa "Jung Hae In sajang-nim akan tiba sedikit terlambat daru jadwal acara, ia ingin anda memulai acara tanpanya"

"...."

Tidak ada sahutan dari Jisoo, hingga membuat Leon bingung, dan berbalik menengok kearahnya yang sedang duduk termenung dikursi belakang. Wanita itu melihat Jisoo yang sangat tertarik melihat pemandangan dari luar mobilnya yang berjalan.

Ini bukan pertama kalinya, sikap Jisoo begini. Sudah hampir lima tahun ini, Leon bekerja sebagai sekretaris Jisoo, dari sebelum wanita itu dipilih untuk menggantikan posisi ayahnya.

Untuk kesekian kalinya, Leon melihat sikap aneh Jisoo sejak seminggu yang lalu.

"Apa ada sesuatu hal yang mengganggumu?" Tanya Leon lagi.

"...."

"Jisoo-ah.."

"Aku baik-baik saja, jangan khawatir!!" Jawab Jisoo.

Leona bukan hanya sekretaris Jisoo, tapi ia juga teman baiknya.

....

Pelaksanaan acara pengangkatan Jisoo dimulai. Tamu-tamu dari perusahaan investor telah duduk di kursi tamu yang telah disediakan.

Keluarga Kim duduk dibarisan paling depan, sebagai tuan rumah acara ini. Disusul dengan keluarga Jung sebagai mitra bisnis ElleinePierre yang duduk berdekatan.

Jung Kyung Ho tersenyum, ketika orang-orang bertepuk tangan saat nama perusahaannya disebut oleh pemilik ElleinePierre. Ayah Jung Hae In tersebut, memberi salamnya untuk semua orang yang ada diruangan itu dengan berdiri dan menundukan kepalanya.

"Hae In -ah, beri salam pada mereka!" Ucap ibunya Ny. Jung, yang duduk disamping ayahnya.

Putra sulungnya tersebut, memenuhi perkataan ibunya. Ia pun berdiri, dan memberikan salam ke beberapa penjuru arah. Hingga memberi salam kepada keluarga calon isterinya.

"Hari ini, bukan hanya hari bahagia untuk EllainePierre. Tapi juga hari bahagia untuk kedua keluarga, Kim Jisoo putriku dan Jung Hae In putra sulung sahabatku, akan saling bertukar cincin dihadapan kalian. Simbol ini, akan jadi arti terjalinnya hubungan erat diantara kedua keluarga, aku harap restu kalian untuk hubungan mereka"

Setelah sambutan dan penjelasan yang panjang lebar, Seoho meminta para tamunya bersulang untuk pertunangan puterinya.

"Selamat untuk Kim Jisoo dan Jung Hae In!"

Perlahan Jisoo menghela nafasnya, dengan berat hati ia tersenyum sembari mengangkat gelas winenya, dan bersulang bersama ibu serta adik laki-lakinya, Kim Jeno.

"Selamat kak!" Ucap Jeno setelah bersulang dengan kakaknya.

"Selamat untuk pertunanganmu, puteri cantikku!" Ny. Kim pun bersulang untuknya.

Sementara Jung Hae In, pria itu menatapnya dingin dari kursi duduknya. Mulut Jisoo ingin mengatakan sesuatu, tapi ia urungkan. Matanya memejam sesaat sebelum akhirnya melihat kembali Hae In yang masih memandangannya dengan tatapan dingin.

Welcome, to the contract Jisoo!

......

Marriage ContractTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang