1

905 137 8
                                    

[Toilet Wanita]

"Hoekkk...."

Kunyalakan kran air wastafel, untuk meredam suara muntahanku. Pandanganku menangkap pantulan diriku dalam kaca besar dihadapanku. Tanpa diminta, air mataku mengalir menuruni pipiku.

Ada yang salah dengan perutku, setelah aku meminum wine tadi.

Tok....tok...tok

"Sajang-nim apa anda didalam?"

Aku menoleh kearah suara yang ada dibalik pintu toilet. "Ya, tunggu sebentar!" Kataku dengan sedikit berteriak.

Kubasuh kedua tanganku, dan mengusap sudut bibirku. Kurapikan rambutku yang sedikit berantakan, dengan mengaturnya seperti semula.

Jangan sampai sekretarisku melihat, bahwa aku tidak baik-baik saja.

Leona melihatku dari atas hingga kebawah, seperti sedang memastikan, bahwa aku baik-baik saja. "Apa anda baik-baik saja?"

"Aku baik-baik saja" Jawabku sembari berjalan keluar dari toilet.

Ia mengikuti langkahku, dan berkata "Anda diminta untuk menemui calon suami anda, di rooftoop hotel sekarang!"

"Tidak bisakah pria itu, menemuiku saat upacara pernikahan saja" Gumamku.

Kuhentikan langkahku, dan berbalik menghadap Leona yang berjalan dibelakangku. "Aku akan menemuinya sendiri, jadi kau tunggu aku didalam ballroom"

"Tapi..." Leona ingin menolak permintaaku, namun aku kembali berkata. "Jung Hae In adalah calon suamiku, wajar jika aku ingin berdua dengannya"

Setelah Leona mengerti, aku kembali berjalan menuju lift yang tak jauh dari tempat kami berhenti. Kulihat deretan tombol lift untuk mencari nomer lantai gedung ini. Setelah mendapatkan nomer lantai yang aku mau, dengan cepat aku menekannya.

Pintu lift tertutup, dan aku melihat Leona pergi menuju kearah ruang acara.

......

Sura dentingan lift berbunyi, pintu lift pun terbuka. Hal pertama yang kulihat adalah bagian rooftoop yang memperlihatkan, beberapa tanaman bunga yang sedang bergerak karena angin menerpanya.

Langit senja pun mulai terlihat, aku baru sadar bahwa hari sudah mulai menggelap.

Langkahku berhenti, setelah melihat pria itu baru saja mematikan sambungan telfonnya. Hae In mendekatiku, ia berjalan dengan membawa sebuah map cokelat ditangannya.

"Perjanjian Pernikahan" Pria itu dengan santainya, menyodorkan map itu padaku. "Bukalah, dan baca isinya!"

Tidak ada cicin pertunangan kami, yang tadi kusematkan dijari manisnya. "Apa poin-poin yang kuminta, sudah kau tulis?"

"Tentu saja, ini perjanjian yang kita sepakati seminggu yang lalu"

Tanpa diminta lagi, kuambil amplop itu dan mengambil isi dokumen didalamnya. Terpaan angin membuatku, mengambil langkah menuju salah satu meja dan kursi yang tersediaa disini.

Aku membuka isi perjanjiannya.

✓ Pernikahan akan berlangsung selama dua tahun / sampai Kim Hyeo Yoon ditemukan.
✓ Selama pernikahan berlangsung, pihak pertama dan pihak kedua akan tinggal bersama di penthouse milik pihak pertama.
...
...
...
...

Ada sepuluh poin perjanjian yang kubaca, dan empat diantaranya, adalah persyaratanku.

"Baiklah, akan kutanda tangani segera setelah aku pergi dari sini" Kataku sembari memasukan dokumen itu kembali kedalam mapnya. Aku beranjak dari kursi yang kududuki, dan bergegas akan pergi tanpa mengucapkan apapun lagi.

Marriage ContractTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang