00

13 5 28
                                    

Hallo Everyone~

Untuk pertama kalinya nulis lagi setelah 3 bulan hiatus, dan sekarang aku butuh dukungan dari kalian

Jangan lupa vote, komen, dan follow akun ini yaa

Semoga suka sama cerita

'LIVINA SUNGHO'

Happy Reading

••••••••••••••••••••

Suasana pagi itu seperti biasanya. Terlihat aktifitas para siswa siswi yang berlarian sepanjang koridor sekolah menuju ke kelas mereka masing-masing.

"Liv! Cepetan!" teriak Alletha dari halaman setelah melewati gerbang sekolah.

Alletha sudah masuk terlebih dahulu ke dalam lingkungan sekolah, sedangkan Livina masih di luar lingkungan sekolah. Sebab ia harus mengambil sebuah barangnya yang tertinggal di dalam taksi yang mereka tumpangi ketika ke sekolah tadi.

Srtttt...

Pintu gerbang pun di tutup oleh satpam yang menjaga sekitar gerbang. Lari Livina terhenti saat menyadari gerbang sekolah tertutup.

"Sialan! Sedikit lagi padahal!" umpat Livina kesal.

"Pak, please, izinkan Livina masuk ya pak." Alletha mencoba membujuk Pak Satpam agar mengizinkan sahabatnya itu masuk.

"Tidak! Livina jelas terlambat. Peraturan tetap peraturan!" ucap Pak Satpam tegas sebelum meninggalkan area penjaganya.

Livina masih mencoba mengatur nafasnya, sedangkan Alletha khawatir dan mencoba untuk merayu Pak Satpam agar mengijinkan Livina masuk.

"Maaf Alletha, tapi ini udah lewat satu menit dan bel sudah berbunyi. Terpaksa bapak menutup gerbang," ucap Pak Satpam, kemudian ia pergi meninggalkan Alletha dan Livina.

"Itulah. Kalau tadi lo nggak suruh gue duluan masuk, pasti kita telat bareng!" umpat Alletha kesal.

Bagiamana bisa dia berada di kelas menjalankan aktivitas sekolah tanpa sahabatnya itu? Pasti sangat hampa.

"Kenapa lo marahi gue? Yaudah Lo masuk aja! Kalau ada pr kasih tau gue, okay?" ucap Livina terlihat tenang, tetapi sesungguhnya tidak.

Alletha hanya menatap Livina kesal.

"Udah sana masuk! Ntar dimarahi guru." Livina menolak pelan bahu Alletha, dan dengan berat hati Alletha pun mengikuti kata Livina untuk masuk ke kelas.

"Livina bodoh! Seharusnya tu gitar enggak ketinggalan dan pasti lo bakal dibolehin masuk!" umpat Livina kesal.

Sekarang pikiran Livina hanya cemas,  bagaimana kalau murid-murid SMA Modal Bangsa menganggapnya sebagai wakil ketua OSIS yang tidak disiplin karena tau dia datang terlambat? Livina Takasya, seorang wakil ketua OSIS yang terlambat datang ke sekolah.

Livina juga memikirkan saat ini akan  pergi kemana? Ia tidak mungkin kembali ke rumah, bisa-bisa ia habis di marahi oleh orang rumah.

"Apa bolos aja ya? Ta-tapi kemana?" gumamnya.

Tiba-tiba, suara klakson motor berbunyi dengan kuat dan membuat Livina terkejut.

"Kamcagi! Sialan! Siapa itu?!" latah Livina sambil mengumpat, dan betapa terkejutnya dia saat tau kalau itu perbuatan Jisung. Siswa nakal dan tidak disiplin di sekolah ini.

"Yak! Jisung! Santai aja kali bawa motornya." Livina sangat kesal terhadap Jisung, sedangkan Jisung hanya menatap aneh ke arah Livina, dia tidak merasa bersalah atas perbuatannya barusan.

"Lo kenapa nggak masuk? Bolos Lo ya?!" tanya Jisung curiga.

Livina terdiam sebentar, lalu menarik nafas seakan menahan amarahnya terhadap pertanyaan Jisung.

"Lo nggak liat gerbang udah di tutup?!" teriak Livina kesal, sedangkan Jisung hanya menganggukkan kepalanya.

"Wakil ketua OSIS terlambat? Sangat tidak bagus," sindir Jisung.

Livina hanya memutar malas matanya. Ia sudah tau akibat jika berbicara dengan seorang Jisung, yaitu akan menyebabkan naik darah.

Jisung menyalakan motornya dan berputar arah.

"Lo mau kemana?" tanya Livina menghentikan Jisung yang hendak melajukan motor ninja birunya itu.

"Cabut," jawab Jisung singkat.

Livina terdiam sesaat, "Lo ninggalin gue?" tanyanya.

Jisung hanya menganggukkan kepalanya.

"Lo nggak kasian ninggalin gue sendiri?" Livina mencoba untuk membuat Jisung peka agar mengajak Livina pergi bersamanya.

"Enggak, lagian yang nyuruh lo terlambat siapa? Bukan gue kan? Ngapain gue kasian. Bye gue cabut."

"Jisung! Gue mau ikut! Lo ngajak gue kenapa? Tega banget ninggalin gue sendiri." Livina beneran tidak sanggup untuk membuat seorang Jisung peka.

"Lo mau ikut? Sebentar gue panggil taksi dulu mau?" tawar Jisung yang membuat Livina kembali emosi.

Sangking emosinya, Livina memukul helm yang Jisung pakai.

"Ternyata begini ya sifat dan watak seorang Jisung. Seorang cowok yang dikagumi banyak cewe, tapi nggak pernah peka!" caci Livina.

"Gue ... Mau ikut sama lo, naik motor lo. Masak lo beneran tega ninggalin gue sendirian di tengah panas pagi?" Livina benar-benar kehabisan atas kesabarannya.

Tanpa persetujuan Jisung, Livina langsung naik ke belakang jok motor Jisung.

"Pelan-pelan! Awas aja kalau sampai gue terjungkal!" ancam Livina.

Mendengar ucapan Livina, Jisung mengengas motornya dengan kuat dan hampir membuat Livina terjungkal ke belakang. Hal itu membuat Livina merangkul erat pinggang Jisung, sedangkan Jisung tersenyum senang akan hal yang baru saja ia lakukan. Bukan Jisung namanya kalau tidak jahil.

To be continued~

Semoga suka ya. Tulisannya kaku banget soalnya udah 3 bulan hiatus dari dunia wattpad.

Semoga suka yaa sama cerita ini^^

Gimana karakter Jisung? Cocok gak sih jadi kayak badboy gitu?😭

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 25, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LIVINA SUNGHOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang