Chapter 9

103 5 0
                                    

Pagi - pagi sekali, sebelum para pemain lainnya datang, Messi datang ke kantor dari Bartomeu.

BRAK!

"Woaaah, tak perlu menggebrak pintu, Señor Messi. Ada apa sehingga kau pagi - pagi datang ke kantorku?", tanya sang presiden aka Bartomeu.
"Saya mau berhenti dari Barcelona", kata Messi ketus. Bartomeu terkejut dengan mulut menganga tak percaya selama beberapa saat.
"Tapi mengapa?". "Anda ingin tahu mengapa?mBaiklah, saya akan jelaskan. Seperti yang kita sudah tahu, Barcelona baru - baru ini mengalami kekalahan mengejutkan dari Alaves di Camp Nou, dalam lanjutan La Liga".
"Itu benar". "Namun apakah anda tahu? Beberapa jam setelah laga selesai. Para fans menyerang akun Instagram saya dengan ujaran kebencian, bahkan beberapa petinggi Barcelona juga terlibat".

"Saya heran mengapa anda selaku presiden klub, hanya menutup telinga akan hal ini. Apakah sumbangsih yang saya berikan selama 16 tahun saya disini, masih belum cukup bagi Barcelona? Asal anda tahu saja, selama 16 tahun saya disini. Saya sudah membawa Barcelona ke titel - titel bergengsi. Apakah itu belum cukup? Bahkan saya juga menikmati setiap naik turun yang saya alami bersama klub ini, tetapi apakah itu masih belum cukup!?", tanya Messi dengan nada meninggi. Bartomeu terdiam seribu bahasa.
"Jawab aku, Pak Tua!!". Messi menggebrak meja Bartomeu dengan amarah yang menyeruak. Bartomeu sendiri tidak mampu menjawab.
"Tidak bisa ya? Baiklah. Itu berarti, Barcelona sudah tidak membutuhkan saya lagi. Haaah, seandainya saya tahu akan begini akhirnya. Lebih baik saya cepat - cepat pulang kampung saja ke Argentina", kata Messi dengan nada sarkas. "Terima kasih untuk 16 tahun yang saya buang percuma di klub ini. Rasanya percuma saja saya membela panji Blaugrana selama ini". Messi lalu berdiri dan mulai berjalan menuju pintu.
"Adiós Señor Bartomeu. Mulai hari ini saya berhenti dari Barcelona. Semoga hari anda menyenangkan". Messi lalu berjalan keluar ruangan Bartomeu.

Dunia Arwah

"Akhirnya Messi minggat dari Barcelona", kata Cruyff.
"Bagus tuh. Lebih baik minggat daripada tidak dianggap oleh klub yang sama", kata Maradona.
"Sepertinya di musim depan duo rival di El Clasico ini akan bersatu di PSG... dan jika seluruh skuad tahu siapa orang tua kandung Boruto, bisa - bisa Naruto dihajar tuh oleh Ramos", kata Yashin.
"Kalau yang kedua mah kemungkinan besar akan terjadi", kata Cruyff.
"Meskipun kuharap jangan sampai, karena bagaimana pun dia harus tetap memikirkan perasaan Boruto. Mengingat Naruto adalah ayah kandungnya", kata Maradona.

"Sepertinya obrolan kalian menarik nih", kata Hinata.
"Yeah, di musim depan nanti, duo rival di El Clasico ini akan bersatu di PSG", kata Cruyff.
"Bien, jika seluruh skuad tahu siapa orang tua kandung Boruto, Naruto bisa babak belur tuh dihajar Ramos", kata Maradona.
"Yang namanya Ramos itu mah suka main kasar. Kau tahu sendiri lah berapa banyak kartu merah yang ia miliki", kata Yashin.
"Itu benar Yashin. Dan kebanyakan kejadiannya terjadi di El Clasico. Contohnya saja ketika dia menendang Messi seusai laga El Clasico 2010", kata Maradona.
"Lagi ketika dia menyikut rekan senegaranya sendiri, Sergio Busquets, di El Classico 2012", kata Cruyff.
"Dan kembali menekel muridku dengan dua kaki pada perhelatan El Classico 2017. Hadeeeh, si Ramos itu benar - benar pemain yang kasar dan brutal".
"Namun itu belum seberapa bro. Aksinya yang paling kasar terjadi ketika ia berhasil membuat striker Liverpool, Mohammed Salah, cedera bahu. Hal itu karena ia menarik lengan Salah dan menguncinya menggunakan kuncian ilegal judo sampai terjatuh, saat Ramos tengah berebut bola dengannya di final Champions League 2018, antara Real Madrid vs Liverpool".
"Wah, wah, wah... situ main bola atau beladiri jalanan? Mengerikan sekali cara menekelnya".
"Haah, aku sendiri pun tidak tahu Diego".
"Kalau ia konsisten bermain kasar begitu, bisa bisa media nanti menyebutnya sebagai "The Next Andoni Goikhoetxea"".
"Meskipun kuharap Ramos tidak akan main kasar lagi, ketika sudah pindah ke PSG".
"Semoga saja kawan... semoga saja".

"Mouuu~, kalian kok berdoa agar suamiku dihajar Ramos? Bagaimana pun dia kan ayah kandung anakku Boruto", kata Hinata.
"Mau bagaimana lagi Madame? Kurasa suamimu itu memang layak mendapatkan pelajaran", kata Maradona.
"Dan pukulan dari Ramos adalah salah satu caranya". Cruyff lalu menunjukkan cengiran tak berdosa.
"Kalian berdua ini benar - benar ya...". Hinata lalu menunjukkan senyum membunuh ke Cruyff dan Maradona dan lalu menjewer telinga Cruyff dan Maradona sembari menyeretnya.
"Huwaaa, aduh Madame Hinataaa... ampuuuun! Jangan jewer telingaku", kata Maradona dengan nada memohon.
"Iya nih Madame. Rasanya sakit banget", kata Cruyff dengan nada meringis.
"Kalian berdua pantas kujewer, akibat berani - beraninya mendoakan suamiku bonyok dihajar Ramos. Sekarang diamlah dan lebih baik kalian kembali ke kamar kalian", kata Hinata dengan nada marah sembari menyeret Cruyff dan Maradona.
"Baiklah Madame", kata kedua legenda itu dengan nada pasrah dan menangis dengan air mata anime sembari masih dijewer dan diseret Hinata.
"Waah... Madame Hinata ngeri juga kalau sudah marah. Untung saja aku tidak pernah cari masalah dengannya", batin Yashin ngeri.

Goalkeeper's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang