42 • Win[e]time

1.4K 227 131
                                    

Part ini agak rated, dimohon bijak dalam membaca, terima kasih~

• • •

"Makan dulu, Joy"

"Iya, Tante.."

Victoria yang sedang mencuci piring bekas makan menatap Joy bingung. Gelagatnya aneh. Wajahnya merah padam.

"Kamu sakit?" tanya Victoria yang sekarang sedang mengecek suhu tubuh Joy.

"Eng-ga kok.."

"Hmm agak anget dikit.. Makan yang banyak Joy"

"Tanteee, ini nasinya kebanyakannnn"

"Enggaaaa.. Abisin pokoknya, tante masakin ayam kesukaan kamu nih"

"Makasih banyak, Tante.."

"Kembali kasih sayanggg" Victoria mengusap pelan puncak kepala Joy dengan senyum mengembang.

"Jungwoo kemana, Tante?"

"Tadi sih lagi diajak Renjun keliling"

"Ohh oke"

Baru satu suap, pengacau datang.

Pengacau detak jantung Joy maksudnya.

Joy melirik sekilas Winwin yang kini sudah mengganti baju dan celananya dengan setelan santai. Atasan hitam polos dan celana pendek selutut. Jangan lupakan kacamata bulat yang menambah ketampanannya.

Bisa gila Joy.

Winwin duduk di hadapan Joy sambil terus menatapnya.

"Ko, mamih sama papih mau keluar sekalian belanja bahan makanan.. Terus kayaknya Renjun sama Jungwoo bakal ikut juga.. Kamu di sini aja ya sama Joy?"

Joy melotot kaget.. Beruntung makanan di mulutnya tidak menyembur ke luar.

"Tante, aku mau—"

"Jangan dulu ah.. Badan kamu anget, kayaknya masuk angin.. Istirahat aja ya, sayang.."

Joy merutuki dirinya sendiri di dalam hati. Kenapa reaksi tubuhnya harus seperti itu sih? Kan akhirnya dikira masuk angin.

"Oke, Mih.. Hati-hati"

"Oke deh.. Ntar kalo mau nitip sesuatu bilang aja.." kata Victoria, sambil mengusap puncak kepala Joy lagi kemudian pergi.

"Kamu sakit?" tanya Winwin, membuat Joy langsung tersedak.

Winwin yang panik buru-buru bangkit berdiri, mengisi gelas kosong dengan air putih, kemudian memberikannya pada Joy. Ia menepuk-nepuk pelan punggung Joy dengan wajah cemas.

Joy menghembuskan nafasnya lega. Dalam hati, ia menyalahkan Winwin dan juga dirinya sendiri.

••

Setelah menghabiskan makanannya, Joy memutuskan untuk menonton televisi. Matanya memang menatap televisi, tapi sebenarnya ia tidak bisa fokus. Ia mulai kehilangan fokus saat mendengar Winwin bertelepon menggunakan bahasa mandarin. Ia jadi teringat sesuatu yang membuat wajahnya panas seketika.

Tidak terlalu lama, Winwin muncul dan duduk di sebelah Joy.

"Serius banget, emang ngerti?"

Joy mengeluh di dalam hati. Kenapa sih, Win?

Joy memencet-mencet tombol yang ada di remote tv, hingga akhirnya terpampang jelas sepasang kekasih yang saling pandang. Sang lelaki menarik tengkuk kekasihnya, membuat Joy buru-buru mematikan televisi.

"Kenapa dimatiin?"

"Gaada yang rame"

"Tadi itu drama cina lho, mirip drama korea yang suka kamu tonton"

H O T & Y O U N G ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang