Prolog

17.8K 743 58
                                    

GUYS, MAAF TADI AKU SALAH UPLOAD CERITA BARU. ENJOY MY STORY , luv acil.

Sakura menatap rumah besar yang ada dihadapannya, bukan besar karena berlantai-lantai tapi karena bentuk bangunannya yang memanjang. Matanya melirik Mikoto, sahabat Ibunya yang ternyata tengah tersenyum padanya. 

Sakura tidak tahu kalau senyum yang ditampakkan oleh Mikoto adalah senyum misterius. Saking polosnya ia bahkan tidak bertanya dengan siapa ia akan tinggal, apakah pria atau wanita? Apakah orang itu baik atau tidak?

Mikoto membantunya melepaskan seatbelt, Hari ini Ibunya dan Ayahnya berangkat ke Singapura karena kakeknya menjalani operasi besar. Maka dari itu Sakura dititipkan oleh Mikoto, sahabat dari Ibunya yang sudah dikenalnya hampir separuh hidupnya.

Sakura berterima kasih karena Mikoto mau membantunya pindah selama beberapa bulan disini. Minggu depan Sakura akan memasuki ujian semester dikampusnya maka dari itu mau tidak mau Mebuki merelakan anak semata wayangnya tetap tinggal di Jepang sedangkan dirinya berangkat bersama suaminya.

" Terima kasih tante " Ucap Sakura lembut pada Mikoto yang berusaha mengangkat kopernya sampai kedepan pintu rumah besar dihadapannya. 

Sakura tidak tahu sebenarnya ia berada dimana dan dirumah siapa. Ia hanya menuruti permintaan Ibunya yang meminta dirinya datang kerumah Mikoto setelah itu wanita paruh baya yang berada disampingnya ini mengantarkannya kesini.

" Sama-sama sayang " Senyuman Mikoto begitu manis sampai-sampai Sakura terpesona. Bisakah ia secantik Ibunya dan Mikoto saat sudah menua nanti? Mikoto memencet bel yang ada dihadapannya, melihat Mikoto yang kesusahan Sakura dengan sigap membantunya. 

Sebenarnya wanita paruh baya itu belum bicara pada anaknya kalau akan ada anak dari sahabatnya yang akan tinggal. Tapi kalau Mikoto dan suaminya berbicara lebih dahulu pada Sasuke, mereka tidak yakin anaknya itu akan menerima kehadiran Sakura. 

" Sasuke kemana sih? Perasaan hari minggu deh kenapa gak ada dirumah yah? " Tanyanya bingung pada dirinya sendiri. Itachi dan Izumi bilang Sasuke ada dirumah, tapi kenapa belnya sama sekali tidak terjawab? Atau jangan-jangan Sasuke tidur lagi?

Mendengar ada suara motor yang masuk kedalam pekarangan rumah besar ini membuat Sakura dan Mikoto menoleh. Bisa Sakura lihat seorang pria turun dari motor vespa berwarna kuning sembari membuka helm. Perawakannya tinggi, kulitnya putih, potongan rambut anehnya membuat Sakura tertarik, apa jangan-jangan...

Pria itu menatap mobil keluarganya yang ada dipekarangan rumahnya. Bisa ia lihat seorang wanita muda dan Ibunya tengah berdiri disana sembari membawa koper. Jangan bilang kalau Ibunya berusaha menjodohkannya lagi dengan salah satu anak sahabatnya?

Sasuke, pria tampan itu naik keundakan tangga sembari membawa kantung plastik berisi minuman isotonik. Matanya masih menatap Sakura dengan pandangan menyelidik sampai wanita itu salah tingkah. 

Karena terlalu sering diperlakukan semena-mena oleh Ibunya membuat pandangan Sasuke pada Sakura menajam. Ia tahu wanita dihadapannya ini adalah salah satu target Ibunya untuk dirinya. 

Lagipula mana mau sih Sasuke pada gadis bau kencur dihadapannya ini, bau bedak bayinya saja tercium sampai tempatnya berdiri. Apa Ibunya dan Ayahnya kurang mendengar pernyataannya? Sasuke kan sudah bilang kalau dirinya belum siap menikah dalam waktu dekat.

" Dari mana hah? Mama pencet bel rumah kamu daritadi ternyata kamu diluar " Keluh Mikoto, Sasuke mengeluarkan kunci dari celana training yang dipakainya. Sakura berusaha menjauhkan diri dari Sasuke karena melihat pandangan tajamnya yang menusuk. 

Apa-apaan sih pria disampingnya ini, memangnya Sakura mau berbuat jahat? Pandangan tajamnya benar-benar membuat Sakura sebal. Kalau dilihat-lihat sih sepertinya pria ini lah yang punya rumah disini.

" Kenapa gak telfon dulu sih? Bawa siapa lagi, bikin risih aja sih " Kata Sasuke dengan nada kesal. Merasa namanya disebut membuat Sasuke mencebik kesal pada pria disampingnya. Sepertinya pria itu adalah anak dari Mikoto, tapi kenapa sifatnya berbeda sekali.

" Sas, Sakura mau numpang tinggal sama kamu " Mikoto mengejar langkah anaknya yang menuju dapur. Tinggal sendiri tapi rumah gedongan, apakah Sasuke tidak kesepian?

" Emangnya rumah aku penginapan? " Sarkasnya, Ibunya tersenyum simpul. Justru itu ia mengajak Sakura kesini agar Sasuke ada teman mengobrol. Syukur-syukur kalau anaknya menyukai Sakura.

" Aku bawa uang kok kalo kamu emang sewa penginapan " Sahutan dari Sakura membuat langkah Sasuke terhenti. Pasti gadis dibelakangnya ini anak kuliahan, kalau dilihat dari cara berpakaiannya tebakannya pasti tidak salah.

" Sewa penginapan? Mana ada tempat penginapan se-aesthetic ini? " Sakura merengut, ia mundur kebelakang untuk merangkul lengan Mikoto yang tampak marah pada anaknya.

" Sasuke, yang lembut dikit dong sama wanita " Tegur Ibunya, Sasuke menghela nafas dalam-dalam. Pria tampan itu menaruh minuman yang dibelinya kedalam kulkas lalu bersandar sembari melipat tangannya di dada.

" Mah, gak ada ya jodoh-jodohan. Terniat banget sih sampe bawa koper kesini " Tunjuknya dengan dagu. Melihat Sakura yang memegangi lengan Ibunya dengan posesif , Sasuke berasumsi kalau wanita dihadapannya ini adalah anak polos nan manja yang masih minta uang pada orang tua.

Bagaimana bisa ibunya membawa anak gadis seperti itu kerumahnya? Bisa-bisa ia menangis karena Sasuke melontarkan ucapan-ucapan tajam.

" Sakura anaknya Tente Mebuki, mereka lagi di Singapura buat nungguin kakeknya yang mau operasi. Mama gak mau tahu, Sakura harus tinggal disini " Maksa! Jurus andalan Ibunya pasti memaksa dirinya. Kalau tidak dicoret dari kartu keluarga pasti Ibunya akan menyumpahinya tidak menikah seumur hidupnya. Kejam sekali bukan?

" Sakura... kasih aku satu alesan " Sakura cemberut, ia melepaskan rangkulan tangannya dari Mikoto dan menatap Sasuke dengan pandangan kesal.

" Sakura cuma anak kuliahan kok Om " Sasuke melotot! Om? Bagaimana bisa?

" Om? Kamu nyamain umur aku sama Mama? " Sakura menggeleng, ia menatap Mikoto dengan pandangan takut. Lalu pria bernama Sasuke itu maunya dipanggil apa?

" Terus mau Sakura panggil apa? Oppa? " Sasuke mencebik kesal. Oppa? Oppa nassar maksudnya? 

" Terserah kamu lah, kamu tidur dikamar belakang. Aku capek mah keringetan mau mandi, kasih tahu aja kamarnya " Sasuke hendak pergi namun Sakura menahan tangannya , dengan malu-malu Sakura menatapnya dengan senyum. Mikoto yang melihatnya hanya bisa tertawa geli dalam hati, sepulang nanti ia harus memberi tahu suaminya kabar baik ini.

" Sakura gak suka tidur dibelakang " Rajuknya. Duh! Kalau seperti ini bisa-bisa Sasuke sakit kepala karena tingkah manjanya. Nada bicaranya saja sudah terdengar menggelikan ditelinga Sasuke. 

" Terus kamu mau tinggal dimana? Dikamarku gitu? " Sakura terdiam, bagaimana ini? Sakura biasa di ninabobo oleh Ibunya sebelum tidur. Dan kalau tinggal bersama Sasuke... apakah Sasuke mau ninabobo dirinya juga?

..TBC..

MAAF TADI SALAH UPLOAD:(

Newlyweds couple tinggal 1 part lagi tapi masih tahap penulisan:( ditunggu terus yaa wkwk

I Want You (SASU x SAKU) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang