"Mr Shindong mencari mu" ujar Yoshi pada Rio yang sedang menemani nya latihan taekwondo di sekolah.
"Baik lah, ganti baju mu ne" ujar Rio meninggalkan Yoshi yang mulai mengemasi tas nya.
"Mr" sapa Rio pada pelatih taekwondo Yoshi.
"Mr Rio, ada yang ingin aku bicarakan dengan mu" ujar Mr Shindong.
"Tentang apa itu mr?" Tanya Rio serius.
"Begini, minggu depan, ada event lokal, khusus pelajar, aku ingin menyertakan Yoshi ikut dalam turnamen ini" beri tahu Yoshi.
"Apa menurut mr, Yoshi sudah mampu?" Tanya Rio.
"Yoshi pasti mampu" yakin mr Shindong.
"Tapi dia belum memiliki pengalaman mr" ujar Rio.
"Karena itulah, dia aku ikutkan event ini, untuk menambah pengalaman nya, membantu nya membangun rasa percaya diri, dan membentuk mental bertanding nya" jelas mr Shindong.
"Baiklah, jika menurut mr, Yoshi mampu, aku mendukung nya" kata Rio semangat.
Dalam perjalanan pulang, seperti biasa, Yoshi hanya diam saja, menopangkan siku kiri nya pada pintu mobil dan menggigit ibu jari nya.
"Mr Shindong sudah memberi tahu ku" kata Rio melirik sekilas pada Yoshi, sang murid lalu menoleh, menunggu Rio melanjutkan kata-kata nya.
"Minggu depan, kamu akan bertanding di event antar pelajar" beri tahu Rio, Yoshi kaget.
"Dan mr Shindong akan menambahkan porsi latihan mu" lanjut Rio.
Sabtu siang, seperti biasa, Yoshi akan menghabiskan waktu di rumah sang guru setiap weekend, dia sedang berdiri di teras rumah Rio sambil meminum susu pisang nya, menatap ke arah jalanan seperti sedang menunggu seseorang, dan benar, moment yang Yoshi tunggu pun tiba, seorang gadis pun lewat sambil menggendong kucing putih berbulu tebal milik nya, Yoshi terus menatap gadis itu, dan merasa ada yang memperhatikan, gadis itu pun menoleh.
Deg
Yoshi tersentak, ia spontan langsung bersembunyi di balik pilar rumah sang guru.
"Mati aku" gumam nya dengan jantung berdebar cepat, wajah nya memerah serta tegang, Rio tersenyum lucu melihat tingkah Yoshi dari balik jendela ruang tamu.
"Yoshi" panggil Rio, yang dipanggil menoleh, meski aslinya Yoshi terjengkit kaget, tapi Rio pura-pura tak melihat nya.
"Ayo" ajak Rio
"Kemana?" Tanya Yoshi
"Membeli baju taekwondo untuk mu bertanding besok" jawab Rio, mereka pun menaiki mobil Rio, menuju ke sebuah toko olahraga, saat sang guru sedang memilih baju untuk Yoshi, murid nya itu malah menatap toko pet shop diseberang jalan, dimana gadis yang ia lihat tadi sedang memilih dryfood untuk kucing nya.
"Yoshi, kamu suka yang mana?" Tanya Rio menatap sang murid yang malah asyik sendiri, berdiri dibalik jendela toko.
"Terserah" jawabnya acuh, Rio pun ikut mengintip apa yang menjadi pusat perhatian murid nya itu, dan dia mengerti sekarang.
"Yang ini saja" ujar Rio pada pelayan toko, setelah membayar, mereka pun keluar.
"Yujinie!" Teriak Rio pada gadis muda tetangga nya, sang pemilik nama menoleh, ia lalu melambaikan tangan nya, membalas sapaan Rio, Yoshi langsung gelisah, karena Rio memberi kode pada gadis itu untuk mendatangi nya.
"Dari mana?" Sambut Rio.
"Membeli makanan untuk Snowy, oppa" jawab Yujin.
"Ayo pulang dengan ku" tawar Rio.
"Ok" jawab gadis itu senang, Yoshi terus menatap wajah gadis itu.
"Sebelum nya, kenalkan, dia Yoshi, murid ku" ucap Rio, Yujin langsung menatap Yoshi yang kikuk.
"Kamu" kaget Yujin, Yoshi pun bingung.
"Kamu yang sembunyi di balik pilar rumah Rio oppa tadi kan" ucap Yujin blak-blakan, Yoshi gelagapan, ia tentu malu, dan sedikit kesal dengan gadis yang terlalu jujur itu.
"Iya, aku sedang berlatih taekwondo tadi" elak Yoshi.
"Melawan sebuah pilar?" Tanya Yujin polos yang mampu membuat Yoshi menjadi sangat kesal sekarang, Rio menahan tawa, melihat interaksi keduanya, Yoshi yang cool dan gengsian, serta Yujin yang ceria, semau nya, dan juga cuek
"Sudah, sudah, ayo kita pulang" lerai Rio.
"Aku Ryujin, tapi biasa di panggil Yujin" gadis itu mengulurkan tangan kanan nya pada Yoshi, tapi karena ia kesal, ia mengabaikan nya dan melenggang mendahului gadis itu ke parkiran mobil sang guru.
"Yoshi itu pemalu" hibur Rio agar gadis itu tidak sakit hati.
"Ah pantas saja" acuh Yujin tak masalah
Hari minggu pun tiba, Yoshi tak memberi tahu sang mommy tentang pertandingan nya hari ini, Rio sudah menjemput dengan mobil nya.
"Santai saja, jangan tegang ok" ujar Rio, Yoshi bergeming.
Dan sesampai di gedung olahraga pusat kota, suasana begitu ramai, penonton penuh, Yoshi nervous, tentu saja, karena ini adalah pertandingan pertama nya, dan Rio lah yang mendampingi nya.
Mr Shindong pun memanggil Yoshi, memberi arahan pada anak didik nya itu, tentang strategi yang harus ia mainkan, Yoshi mengangguk-anggukan kepalanya, yang berarti mengerti dengan apa yang sang pelatih intruksikan.
Dan pertandingan pun akan di mulai, Yoshi berdiri di tengah arena, untuk melakukan tos dengan lawan nya, dan di tribun penonton, Sana menatap cemas, ia ikut tegang menoton pertandingan pertama putra tiri nya.
Rio bertepuk tangan, memberi semangat pada Yoshi yang terus menatap nya, seolah di sedang ingin menunjukan rasa ketidak percayaan diri nya, dan ketakutan nya.
"Kamu bisa" ucap Rio dengan gerakan bibir nya yang terbaca dengan jelas oleh Yoshi.
Senakal apa pun dan sejago apa Yoshi dalam setiap pertandingan, pasti ia juga akan merasa tegang jika menghadapi pertandingan yang belum pernah ia ikuti sebelum nya.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Student's Mother
Fanfictioncerita tentang Limario dalam menghadapi murid terbadung nya, yang berasal dari keluarga kaya yang broken home, tapi justru ia malah jatuh pada pesona Rose, single mother yang pekerja keras, demi menghidupi putra semata wayang nya.