19. Girl-friend

6 3 0
                                    

Kamis pagi ini ada hal yang berbeda dari Hyewon. Ketika aku masih tidur, rasanya perutku merasa dingin dan ada yang bergerak pelan di atasnya. Perlahan ku buka mata. Terpampang jelas sosok Kang Hyewon sedang mengelus ABS perutku dengan tangan kanannya. Matanya juga tak mau lepas dari perutku.

"Hyewon?"

Tangannya langsung ditarik, ia bangkit dari kasurku. Aku langsung duduk disitu. Kenapa bisa Hyewon masuk ke rumahku sepagi ini?

"K-kamu belum bangun sampai j-jam 8."
Ujarnya canggung.

Lah, iya, sekarang jam 8 pagi. Aku kira pukul 6. Hyewon buru-buru beranjak dari kamarku. Aku bangkit dan memegang tangannya.

"Hey, tunggu!"

Tangannya gemetar, ia juga membuang muka. Aku tarik dagunya dan mata kami saling bertemu. Kenapa Hyewon jadi berani begini.

"Kamu suka tubuhku 'kan?"

Aku beratkan suara, Hyewon menelan ludah. Tak heran kalau dia menyukai tubuhku. Aku tahu dia selalu curi-curi pandang saat aku mengenakan kaos tanpa lengan ketika membantu Paman Kang mengangkati pot besar. Aku letakkan tanganku di lehernya, dia menutup mata dan lehernya sedikit miring.

"Sadar bodoh, jangan aneh-aneh pikirannya."

Aku tarik pipinya sampai dia mengaduh-aduh.

"Sakit tolol!"

"Lagian otaknya kotor."

"Apa sih!"

"Aku bilangin Tante Kang ah."

"Hangyul! Jangan!"

"Kenapa kamu menyentuhku?"

"Maaf."

"Maaf? Maaf doang? Yaudah aku bilang ke Paman Kang."

"Aku mohon jangan!"

"Terus kenapa kamu bertingkah seperti ini?"

Dia diam saja. Aku pegang kepala Hyewon dan memutarnya ke pintu.

"Pulang sana, lupakan kejadian ini. Bersihkan otakmu ini."

"Jangan bilang mama papa ya?"

"Iya-iya, sana pulang."

Hyewon menunduk keluar dari rumahku. Aku menggaruk kepala karena bingung dengan Hyewon, beraninya dia ya.

***

Ternyata badanku pegal-pegal setelah mengalami mimpi semalam. Terutama kaki sih, karena terus berlari kesana kemari menghindari serangan Xiumin. Tapi, aku harus tetap ke toko bunga. Saat giliranku jaga, pagi ini aku kedatangan Putri Dewi dengan wajah yang berseri-seri.

"Oh, selamat datang, Putri Dewi."
Sambutku dengan senyum.

"Sudah ku bilang jangan panggil aku begitu di dunia nyata."

"Maafkan saya, sudah kebiasaan, hehe. Kalau begitu, siapa nama anda?"

"Rahasia."

"Hm, begitu ya kamu, Minju."

"Oh? Teryata kamu sudah tahu namaku."

"Iya, hehe. Yuri tidak sengaja menyebut nama asli anda ketika anda dan Yuri ke Namukum untuk membenahi pohon."

"Ah, benar, aku ingat. Haaah, dasar dia itu."
Keluhnya sambil menaruh tangan di dahi.

Hangyul, The Dream Catcher [Book 2] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang