Kembar A, B, C

335 19 0
                                    

▪︎ 🪖 ▪︎

   "Suh! Hei! Sampe kapan?"

Semilir angin kembali berhembus bahkan lebih keras menerbangkan rambut pendek kedua Kowal tersebut.

   "Malu tau diliatin taruna-taruna itu. Mereka ngiranya lo dihukum gue." Omel Delima yang masih dianggap angin lalu oleh Cintya.

   "Tinggalin gue, Del." Perintah Cintya yang jelas-jelas Delima tolak. "Seenggaknya lo ketemu sama Bima. Terus ngobrol buat jelasin keadaan yang sebenarnya. Kalau lo kaya gini terus, ga bakal selesai."

Delima pergi setelah mengatakan itu, ia kembali ke kantor, hendak mengambil tasnya sebelum pulang ke rumahnya.

Cintya masih kokoh berdiri. Menatap laut dihadapannya. Perasaannya masih tak tentu. Ia sangat menyukai laut, tapi saat ini ia juga membencinya karena telah membuat orang yang ia cintai meninggal.

Matahari sudah tenggelam setengahnya, dan Cintya baru beranjak dari situ untuk pulang ke rumah.

Pukul 10 malam, Cintya masih terjaga padahal seharusnya ia sudah istirahat. Ia kembali terdiam, memikirkan perkataan Delima. Namun ia belum siap untuk bertemu dengan Bima. Masih ada sesuatu yang harus di tata.

▪︎ 🪖 ▪︎

Pintu di ketuk bertepatan dengan Cintya yang membuka pintunya. Pagi hari di hari Minggu ini, hari yang seharusnya ia beristirahat malah kedatangan tamu.

Mau tak mau Cintya menemuinya dan disinilah mereka, sedang duduk siap dengan suasana canggung.

Bima, seseorang yang menemui Cintya berdehem sebelum akhirnya membuka suara, "Maaf ganggu hari Minggu kamu." Sesalnya.

   "Tapi aku bener-bener harus ngasih kamu ini, terlepas dari semua yang udah terjadi aku harap setelah kamu lihat kamu pikirin ini baik-baik. Aku permisi." Sambung Bima sebelum ia akhirnya pamit dan hanya menyerahkan sebuah flashdisk yang sangat Cintya kenal.

Cintya masih menatap flashdisk hitam itu sebelum akhirnya mengambil dan membawanya kembali ke kamarnya.

Di dalam kamar ia buru-buru duduk di depan meja untuk menyalakan laptopnya. Setelah menyala ia menyambungkan flashdisk itu dan membuka file yang bertuliskan namanya.

Ada beberapa file yang bertuliskan tanggal yang berbeda, tanggal sebelum kejadian yang membuat dirinya dan Bima menjauh. Cintya pun mulai membuka file itu dari tanggal yang terkecil matanya dengan perlahan membaca kata per kata dengan teliti.

12 Mei 20XX

Bimaaa

Apaaa
Typing lo kaya cewe

Lo juga, Suh
Gue mau kasih tau

Tapi lo jangan marah

Buset lo kira gua apaan?
Buru!

Kemarin lusa gua udah lamar Cintya dan diterima
Pagi ini gua dikasih SP tugas
Maaf Bim

Wuih, bagus lah selamat!
Tapi SP tugas lo?
Gpp gua tau, Cintya lebih milih lo

Makanya
Bisa ketemuan?
Biar kita ngobrol lebih enak

Ok, sip
Tempat pojok biasa

• Short Story •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang