Iwaizumi sadar dia sudah terlalu memaksa Oikawa. Dua jam telah berlalu. Hening masih tinggal dianta mereka. Oikawa masih terbaring membelakangi Iwaizumi. Sedangkan iwaizumi masih duduk di lantai bersandar pada sofa dimana Oikawa terbaring.
"Iwa-chan, kau tahu.."tiba-tiba suara pelan Oikawa memecah keheningan saat itu.
Iwaizumi cukup terkejut.
"Kehilangan sesuatu itu sangat menyakitkan,"sambungnya.
Iwaizumi hanya terdiam, tak tahu harus berkata apa. Ia memutuskan untuk mendengarkan apapun yang dikatakan oleh Oikawa.
"Empat tahun yang lalu, Ibuku meninggal karena motor neuron disease tipe ALS,"sambungnya.
"Ya, aku tahu itu,"batin Iwaizumi.
"Itu sangat menyakitkan, melihat orang yang kau sayangi terbaring kaku tak bernafas,"kata Oikawa.
Iwaizumi masih saja diam.
"Tangan kananku.."kata Oikawa.
"Ini dia!"batin Iwaizumi.
"..Ini bukan cidera,"sambungnya.
Iwaizumi sangat terkejut. Ia ingin membuka mulutnya dan menyakan ribuan pertanyaan pada tubuh yang terbaring di belakangnya. Namun ia tak bisa.
"Jari-jari di tangan kananku tak bisa ku gerakan, ini bukanlah cidera,"kata Oikawa.
"Hah?"kali ini Iwaizumi benar-benar terkejut. Ada semacam perasaan takut mulai menyelimuti dirinya. Punggungnya terasa dingin. Ia menyatukan kedua tangannya lalu menggenggamnya erat-erat. Berharap apa yang ada dipikirannya sekarang hanyalah sebuah imajinasi.
"Hal yang sama dialami ibuku sebelum meninggal, motor neuron disease, aku juga mengalaminya, tentu saja pelatih dan managerku juga tahu, aku sengaja tak ingin mempublikasikannya, aku tak ingin kau tahu atau yang lainya tahu, namun pada akhirnya aku tak bisa menyembunyikannya darimu iwa-chan,"kata Oikawa sembari beranjak duduk.
Disisi lain terdengar pelan Iwaizumi menahan isakannya. Sementara matanya sudah basah oleh air mata. Tubuhnya gemetar, telapak tangannya basah oleh keringat. Oikawa lalu duduk disebelah Iwaizumi.
"Kau tahu aku sangat mencintaimu,"kata Oikawa.
"Ya, aku tahu!"batin Iwaizumi.
"Karenanya aku ingin setidaknya melihatmu, mendengarkan suaramu, dan terus memvisualisasikannya di kepalaku, hingga akhirnya aku hilang, Kehilangan itu sangat menyakitkan, karenanya aku berdoa agar tuhan menghapusku dari ingatanmu, agar ketika aku benar-benar menghilang, kau tidak merasa sedih atau kesakitan,"kata Oikawa.
"Tuhan tidak akan bisa menghapusmu dari ingatanku, bodoh! Tidak akan bisa!"Batin Iwaizumi.
Dadanya terasa sesak mendengarkan setiap kata yang diucapkan Oikawa. Oikawa sendiri terlihat memainkan jari telunjuk tangan kirinya dengan tangan kanannya. Ia tak dapat lagi merasakan ataupun menggerakkan jemari tangan kanannya. Lalu tanpa sadar air mata kembali mengalir diwajahnya.
"Lima tahun yang lalu, ketika kau mengatakan kau mencintaiku, aku tahu itu bukanlah lelucon,"kata Oikawa.
"Lalu kenapa kau mengabaikannya?!"
"Aku juga mencintaimu, maaf karena mengabaikan perasaanmu, itu bukan masalah kepindahanku, aku hanya berpikir, aku tidak akan bisa memberimu cukup kebahagiaan, banyak hal yang membuatku merasa lebih baik jika kita tetap menjadi teman,"kata Oikawa.
"K-kau ta-tahu.."Oikawa berusaha untuk menahan isakannya, dan berbicara dengan jelas, namun gagal.
Ia merasakan tangannya dingin dan gemetar. Begitupun Iwaizumi yang sedari tadi diam. Banyak hal yang memenuhi kepalanya saat ini. Air matanya tak dapat ditahan.
"I-Iwaizumi..Hajime, hiks,"
Iwaizumi tersentak. Itu adalah pertama kalinya Oikawa memanggil nama lengkapnya. Tanpa pikir panjang ia memeluk Oikawa. Mendekapnya erat-erat, seakan tak ada yang bisa mengambil Oikawa dari dirinya. Termasuk tuhan.
"Aku mencintaimu!"kata Oikawa.
"Aku mencintaimu!"
"Aku mencintaimu!"
Ia terus menyuarakannya hingga akhirnya ia tertidur. Iwaizumi terus memandang mata Oikawa yang tertutup. Tanggannya menggenggam erat tangan kanan Oikawa. Tak ingin mengalihkan atau melepaskannya sedetikpun. Kenyataan yang baru saja ia dapati tak hanya telah menhancurkan perasaannya, juga menghancurnya duniannya. Sosok yang terbaring didepannya kini tinggal menunggu waktu sampai ia benar-benar kehilangannya.
Malam itu menjadi malam yang menyakitkan, baik bagi Iwaizumi maupun Oikawa. Beberapa hari kemudian, pihak tim Bola Voli Nasional Argentina San Juan, mengumumkan alasan Oikawa berhenti bermain voli dan menjelaskan tentang kabar cideranya yang hanya pengalihan dari keadaannya yang sebenarnya. Kabar itu cukup mengejutkan didunia voli, dan juga orang-orang terdekatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
If the World Ends Tomorrow
Fanfiction"Iwa-chan, Apa yang akan kau lakukan jika dunia berakhir besok?" If the world ends tomorrow, what will yo do? - Original character belong to Haruichi Furudate Original Story written by : Melon cover from Pinterest Warning! The storry contain BL/Yaoi!