A'LIV 18

16 3 0
                                    

Di lapangan basket sekarang hanya ada Anby dan Abil, mereka latihan tambahan mandiri meskipun sudah termasuk dalam kategori pemain terbagus. Sedangkan siswa yang lain telah pulang karena kelelahan dan beberapa dari mereka memiliki acara penting yang harus dihadiri, Arsen contohnya.

"Bil!" Panggil Anby yang berada dilapangan basket.

"Paan?" Sahutnya dari kursi penonton.

"Sini dah, tolongin gua." Pinta Anby pada Abil lalu Abil turun menghampiri Anby.

"Apaan?" Tanyanya setelah sampai di dekat Anby.

"Ini tolong kencengin gesper gua, kek nya susah banget dah." Ujar Anby sambil berusaha menarik-narik gesper yang berada di celananya.

"Elah, tenaga lu kemana emang? Ilang? Gini aja gak bisa." Cetus Abil dengan sedikit kesal sambil membantu mengencangkan gesper Anby.

"Maklum, gua kan abis latihan basket tiga jam jadi ten—"

"BANG AB—ASTAGFIRULLAH BANG, LAGI NGAPAIN?"

Abil dan Anby tentu saja kaget namun tidak bersuara begitu pun dengan Akra dan sekawanannya.

"Mikir macem-macem, gua tendang lu." Ancam Abil masih kembali membantu Anby.

"Lain kali kaga bakal gua bantuin lagi kalo begini mah," sesalnya setelah selesai.

Anby tertawa. "Maapin, lagian gua juga kayaknya besok mending ga usah pake gesper aja," pikirnya.

Abil mengangguk. "Bagos." 

"Ngapain lu kesini?" Tanya Abil saat Akra sudah berada dihadapannya.

"Itu tadi bang Abil ma—"

"Mau gua tendang beneran ha!?" Ancamnya lagi dengan kaki yang sudah berada di depan wajah Akra.

"Hehe ampun bang," kata Akra sambil mengangkat kedua tangannya hingga disamping kuping.

"Gila, serem." Gumam Ali, Dev, Gilang, Geo, dan Iky secara bersamaan sambil menggelengkan kepalanya.

Sedangkan Victoria kaget, Anby sedang berada dihadapannya saat ini.

"Jadi gini bang, Ola kan lagi sakit ya. Nah! Dengan segala kerendahan hati serta dengan segala ketulusan yang berada dalam hati, kita pengen jenguk Ola." Jelas Akra

"Lebay banget bahasa lu. Terus urusannya sama gua apa?"

"Nah! Masalahnya kita enggak tau rumah Ola dimana, karena itu bang Abil kasih tau dong dimana rumah Ola?"

"Lah si bego, terus kenapa nanya ke gua?"

"Kan lu pacarnya." Jawab Akra spontan.

"Heh! Jangan ngomong sembarangan lu, enak aja!" Ketus Anby sambil menatap Akra.

Akra pun mulai tersenyum. "Wah wah wah, jangan-jangan bang Anby pacarnya bang Abil ya?" Teorinya dengan asal dan tidak masuk akal.

"Akra goblok," kompak Ali dan yang lainnya

"Beneran minta di tendang nih bocah." Kata Abil sambil mempersiapkan kuda-kuda untuk menendang.

"Eh gak gak gak, iya bang ampun bang, gak lagi suwer!" Janji nya dengan mengangkat jari tengah dengan jari telunjuknya.

Abil membuang nafas kasar. "Bisa depresot gua lama-lama nih," gumamnya dengan tabah.

"Hah apaan bang? Bang Abil mau naek perosotan?" Celetuk Dev yang mendengar sedikit gumaman Abil.

"Sabar Abil sabarrrr, orang sabar bakal kelak di sayang jodoh." Monolog nya sambil mengusap dadanya.

"Lah gila dia, ngomong sendiri." Canda Anby dengan serius.

Abil melempar bola yang berada disampingnya ke Anby.

"Kampret lu!" Geram Abil yang dilampiaskan pada bola basket yang dilempar ke Anby.

Anby terkekeh. "Gua traktir starbuk nanti, jadi yang sabar ya." Bujuk Anby diakhiri tawa.

"Untung gua ganteng," pujinya pada diri sendiri.

"Iyain," sahut mereka serempak.

"Btw bang dimana rumah Ola?" Tanya Ali yang kembali ke topik.

"Bener bang, di mana?" Lanjut Akra.

"Ngapain tanya ke gua? Kalo abangnya ada disini." Jawab Abil.

"Ha? Emang Ian ada disni? Mana?" Tanya Geo sambil melihat sekitar begitu pun dengan yang lain.

"Itu geblek!" Abil menunjuk Anby yang sedang melanjutkan bermain bola basket.

"HEH?!" Kaget mereka bersamaan.

Iky bertanya. "Jadi bang Anby sang ketua osis sekaligus kapten basket itu abangnya Ola?"

Abil mengangguk. "Jadi Ola punya dua abang?" Abil mengangguk lagi.

"Jadi abang Ola itu Ian sama Anby?" Lagi-lagi Abil mengangguk.

"Dj bang! Ngangguk-ngangguk, yow yow yow!" Akra sambil berpura-pura menjadi dj sambil menganggukan kepalanya.

"Ketombe lu pada jatoh tuh," tentu saja Abil berbohong dan setelah Abil mengucapkan itu, Akra berhenti mengangguk-nganggukan kepalanya.

"Bohong, jadi jodohnya bang Anby." Kata Akra sambil tertawa.

"Kampret lu!" Rutuk Abil yang langsung menendang kaki Akra tanpa aba-aba.

"AAA KAKI MULUS AKRA YANG MULUS KEK BARBIE TERNODAI OLEH BANG ABIL!" Teriaknya sambil mengusap kakinya.

"Bukan temen gua!" Seru mereka semua.

- A'LIV -

Akra gua jual gope, ada yang mau beli ga?
- Ali

salam tampar, rangurlazy.

ARSENOLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang