16

179 37 7
                                    

PERINGATAN!!!

Cerita ini mengandung muatan dewasa dan berat seperti kekerasan, bullying, kata - kata kasar, dll. serta mengambil latar di Korea Selatan dan memuat tokoh dengan nama idol dan nama - nama orang korea, namun bukan maksud penulis untuk membuat citra buruk negara terkait di mata para pembaca.

Bagi pembaca yang belum cukup umur atau tidak nyaman dengan konten tersebut,

TIDAK DIANJURKAN UNTUK MEMBACANYA

Jadilah pembaca yang bijak dalam memilih
























Setelah beragam kekacauan dan kejadian yang cukup membuat para siswa dan siswi SMK Jaewon terganggu dan bertanya-tanya mengenai sosok gadis baru bernama Kwon Jennie, kali ini mereka kembali terkejut karena gadis itu memilih duduk di meja seorang diri. Berjalan melewati meja yang diduduki oleh anak otomotif dan pentolan lain. Memilih sederet bangku panjang yang belum ditempati untuk ia duduki seorang diri. 

Meletakkan nampan makanannya dan hendak menyuapkan satu sendok nasi dengan daging diatasnya jika ia tidak menolehkan pandangannya pada seorang gadis kurus dengan rambut pirang yang sudah duduk tepat disampingnya. Menatapnya heran dan mengedarkan pandangannya ke sekitar hingga ia menjumpai presensi seorang gadis berponi yang menatapnya antusias dan beberapa siswa yang berdiri di sekitarnya. Menghela nafasnya dan menaikkan satu alisnya sebagai kalimat tanya yang ia tujukkan untuk gadis yang sudah seenaknya mencomot sup rumput laut milik Jennie. 

"Hanya ini bangku kosong yang tersisa, jadi mau tidak mau kami duduk di sini,"  ujar gadis itu tanpa merasa bersalah karena berulang kali mennyeruput sup rumput laut milik orang lain. 

"Memang siapa yang mau duduk bersama kalian?" tanya Jennie dengan wajah datar. Sedikit terusik. 

"Ekhemm.... Hanya ini yang tersisa jadi kau harus mau," balas gadis  berponi yang  sekarang duduk di sisi kanannya. 

"Terserah. Asal kalian tidak mengganggu makan siangku," final Jennie karena malas berdebat. Mencoba untuk tidak ambil pusing meskipun kini dirinya duduk diapit oleh dua gadis asing dan duduk bersama segerombolan siswa yang tidak ia kenal. Kecuali seorang siswa yang duduk di hadapannya yang menjadi teman sebangkunya. 

"Ambillah. Aku tidak memakan sisa orang lain," ujar Jennie sarkas yang mendapat tatapan terkejut dari orang lain di meja tersebut. Menggeser nampan makan siangnya pada gadis kurus di sisi kirinya yang sedari tadi sudah menyicip habis sup rumput laut miliknya. 

Bukannya merasa tersinggung, gadis berambut pirang itu justru menatap nampan yang diberikan padanya dengan mata berbinar. Memeluk dan mengecup singkat pipi gempal gadis yang memberikan makan siang ekstra untuknya itu dan kembali menyatap makan siang double miliknya dengan senang. Jennie menatap gadis yang ia lupa siapa namanya itu dengan tatapan aneh. Ekspresi pertama yang ia berikan selama bersekolah di SMK ini. 

"Jangan menatapnya heran. Jika kau pikir dia akan tersinggung dengan ucapanmu barusan, kau salah. Dirinya malah senang karena usahanya tak sia-sia. Gadis itu gemar makan melebihi apapun," ucap gadis berponi di kanan Jennie dengan santai. Gadis itu terlihat begitu menikmati menu makan siang yang memang begitu menggoda. 

Berusaha acuh dan berniat untuk beranjak dari sana jika saja ia tidak mengernyitkan dahinya heran kala seseorang menyodorkan sekotak susu dan dua potong sandwich di hadapannya. Mencoba mendongakkan kepalanya dan ia langsung menemukan presensi pria bermata tajam dan berahang tegas layaknya tokoh komik. "Makanlah. Makan siangmu sudah dihabiskan oleh Chaeng," ucap pemuda itu dengan santainya dan kembali melanjutkan makan siangnya yang tertunda. 

The UndergroundWhere stories live. Discover now