Mr. Perfectly Fine (02) - Mr. Leaving the Door Open

3.9K 121 10
                                    

Aku bergidik dengan pikiranku sendiri, dengan mengucap astagfirullah berkali-kali, memasuki kamar, mandi dan mencoba melupakan kemungkinan yang terjadi antara mama dengan tuan muda dokter menyebalkan itu di kemudian hari.

***

"Hoaamm." tepat jam 2 pagi. Hari ini aku mendapatkan jadwal live pagi.

Sebenarnya aku sedikit keberatan dengan yang namanya jadwal pagi. Selain hawanya yang selalu dingin, jika pulang ke rumah pun aku merasakan sedikit takut jika sewaktu-waktu ada mara-bahaya yang mengancam.

Apalagi dengan banyaknya korban tentang kejahatan akhir-akhir ini buatku ketakutan setengah mati jika keluar rumah dini hari.

Tapi memang begini bukan konsekuensinya? Jika kita mau sukses, kita harus selalu melakukan apapun yang memang harus dilakukan.

"Mau pulang bareng ga mba Nastya?" tanya seorang kru saat aku melihatnya berjalan ke arah lift.

"Ah gausah mang, amang duluan aja aku masih ada yang belum beres." jawabku pasti. Walaupun sebenarnya aku ingin sekali ikut nebeng dengan mobilnya karena pagi ini aku sengaja nggak bawa motor karena jika shift pagi seperti ini lebih aman rasanya naik ojol mobil, walaupun belum tentu juga sih.

Tapi setidaknya aku aman dari hawa dingin.

Oke, itu memang alibi pembelaan.

"Yaudah atuh ya amang duluan, jangan terlalu lama disini, cepet pulang." ujarnya yang langsung kuangguki. Memangnya siapa juga yang mau berlama-lama di gedung yang sudah hampir kosong ini?

Setengah jam kemudian, pekerjaanku sudah selesai. Dengan bersenandung pelan ku bereskan peralatan yang sedikit berantakan di atas mejaku, ku ambil tas tangan dan pergi menuju lobby dan memesan ojol mobil lewat aplikasinya.

Diperjalanan aku fokus pada jalanan kota Jakarta yang biasanya padat, tapi karena saat ini masih dini jalananan menjadi lenggang.

Ketika mobil masih terus saja berjalan, tepat di persimpangan jalan kosong kulihat pria yang sangat ku kenali sedang berdiam diri di sebelah mobilnya yang berwarna biru khas.

Aku tau siapa orang itu dan tentu saja aku mengabaikannya, lagipula kami tidak dekat satu sama lain—juga perkenalan kami kemarin yang 99,9% zonk, buat apa pula kan repot-repot penasaran akan apa yang dia lakukan di tempat sepi seperti itu?

Tapi... itu semua hanya pikiranku saja yang berbicara, nyatanya...

Dengan spontanitas yang begitu terkesan buru-buru aku memberhentikan ojol yang sedang aku tumpangi ini secara tiba-tiba! Aku sendiri juga shock dengan apa yang kulakukan, setelah membayar pada driver langsung saja kulangkahkan kaki mendekati pria yang kukenali itu.

Berbagai pertanyaan sudah hampir membuncah dalam hati seperti;

Dia mabukkah? Atau dia sakit? Atau yang lebih ekstrim dia mabuk terus mobilnya nabrak pohon?

Tapi, mobilnya tidak kelihatan rusak kok, dilihat dari jauh pun mobilnya baik-baik aja, kelewat baik malah, mobil biru itu masih terlihat keren di mataku.

"B-bena?"

"Oh astaga!" ucapnya nyaris berteriak.

Aku tersenyum minta maaf, tetapi dia hanya diam sambil mengotak-atik ponselnya.

Dengan ragu aku bertanya.

"Ada masalah?".

"Tidak ada, lebih baik kamu pulang dan jangan memperlihatkan wajahmu padaku pagi ini." balasnya tajam.

Mr. Perfectly Fine [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang