Mr. Perfectly Fine (03) - Mr. Wait for the Signal

2.5K 97 6
                                    

Tadi itu kami... nggak sedang quality time-an kan?!

***

Tok tok tok.

Suara pintu diketuk membuatku hampir jatuh dari kasur. Bagaimana bisa ada orang yang mengetuk pintu di jam segini? Hell ini jam empat subuh!

Well sebenarnya siapa lagi yang mengetuk pintu selain mama?

Saat kubuka pintu kamar, aku sedikit terkejut dengan penampilan mama, bagaimana tidak? Bajunya hampir basah semua dan apalagi ini? Ia duduk di lantai seakan-akan sudah tidak kuat lagi menahan beban tubuhnya sendiri.

"Astaga mama?!" kataku dibarengi dengan mengangkat tubuhnya untuk kududukkan di sofa. Ku sentuh dahinya dan ya, ternyata dia demam.

"Mama demam, sini Nastya bantu ke kamar lagi." lalu aku mengangkat tubuhnya untuk berdiri. Kalian tau kan jika orang demam akan dilanda pusing dan susah menjaga keseimbangan? Inilah yang kurasakan ketika mengangkat tubuh mama yang sudah hilang keseimbangan.

"Nastya ambil kompresan dulu." kataku lalu mendudukan mama di kasurnya dan pergi ke dapur.

Sekembalinya kuletakan ember di nakas lalu menempelkan handuk pada dahi mama.

"Pu-sing." sebuah erangan keluar.

"Itu biasa ma nanti juga ilang, sekarang mama tidur aja dulu biar nanti Nastya jaga mama disini." setelah beberapa menit kemudian mama akhirnya tertidur, mungkin efek obat demam yang tadi kuberi.

Setelah mama tertidur pulas aku ikut memejamkan mata, larut dalam tidur lanjutan. Sebenarnya jam sudah menunjukan jam setengah lima pagi saat aku menyusul mama ke alam mimpi.

Paginya aku terbangun dengan kondisi kalang kabut ketika mendengar erangan yang keluar dari mulut mama.

"Duh mama, bentar Nastya ambil ember dulu." ucapku sambil berlari karena mama bukan hanya mengerang saja, tapi juga mengeluarkan suara ingin muntah.

"J-jangan, anter mama ke wc aja." aku mengiyakan.

Setelah menunggu sedikit lama, suara kran air kamar mandi terdengar ditutup dan keluarlah mama dengan muka pucat dengan tangan memegang perutnya.

Aku membantunya untuk berbaring kembali di kasur. Saat kulihat jam, YA AMPUN! Aku baru ingat aku ada jadwal acara live jam segini.

08.30 ahh hanya tersisa 30 menit lagi!

Tapi bagaimana dengan mama?

"Mama tau kamu ada acara on air hari ini, pergilah mama gak apa-apa."

"Tap—"

"Gausah ngebantah! Cepet mandi." kalau sudah begini mau gimana lagi? Bodohnya aku, udah tau mama sakit tapi malah kelupaan izin sedari tadi pagi dan malah keasikan tidur. Kalau sekarang izin, belum tentu ada pengganti buat acara live nanti.

Setelah mandi secepat kilat, kuambil kunci motor lalu pamit dengan cara berteriak, dan langsung saja ku jalankan motorku.

20 menit kemudian, aku sudah sampai di kantor. Seperti biasa ketika menaiki lift kantor lift nya penuh pagi ini, mau tak mau harus tetap masuk.

"Aku dikejar waktu!" sambil merapikan rambut serta bajuku yang sedikit kusut. Keluar dari lift, langsung saja aku masuk ruang on air dan sudah disuguhi pemandangan sibuk semua orang.

"Maafkan aku." ujar-ku tergugu. Mungkin look ku terlihat santai, tapi jika disangkut pautkan dengan merepotkan semua orang seperti ini, aku sungguh tidak enak hati.

Mr. Perfectly Fine [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang