Spesial Guest (2) 14

1.5K 409 48
                                    

14

"Rika!!!" Panggil Raka beberapa kali sambil ia menarik infus di tangannya dan melompat dari ranjang mengejar Rika keluar.

Rika masih tetap berjalan dan keras kepala, Raka pun menarik tangannya paksa hingga gadis itu membentur dada bidangnya.

"Jangan pergi!" Perintahnya. Raka merasakan penolakan Rika dan mendengar suara isak tangis pelan Rika di dadanya. Ia memeluk Rika semakin erat. Gadis muda yang hanya setinggi bahunya tersebut mendorong dadanya kuat tetapi Raka lebih kuat meskipun hanya menahan Rika dengan tangan sebelah.

"Dokter Raka..." Panggil suara lembut dibelakang tubuh Raka.

"Maaf suster Amelia, saya ada tamu istimewa. Lain kali kita ngobrol. Terimakasih sudah menjenguk dan membawakan saya buah." Ucap Raka tanpa menoleh pada gadis yang pastinya patah hati saat ini.

"Tapi tangan kamu berdarah." Ucap Amelia.

Raka merasakannya tetapi ia tak bisa melepas Rika jika tak ingin gadis itu salah paham lalu kabur.

Rika mendorong tubuh Raka semakin kuat karena mendengar tangan pria itu berdarah. Ia periksa gips Raka tetapi tampak aman. Dan matanya membulat saat melihat punggung tangan Raka mengeluarkan darah segar.

"Suster! Suster!" Teriak Rika panik. Raka bukannya cemas dengan tangannya melainkan tersenyum bahagia. Ya... Ia bahagia sekali, dan tak terungkapkan dengan kata-kata.

---

Seorang perawat membersihkan darah segar yang keluar dari bekas infus Raka yang ditarik paksa. Ia bukan mengeluh sakit tetapi tersenyum manis menatap Rika yang cemas.

Perawat tersebut melirik Raka lalu Rika, kemudian suster Amelia rekan kerjanya dan menggeleng pelan.

"Sebentar lagi kita infus ulang ya dokter. Soalnya Dokter masih butuh cairan infus dan juga antibiotik." Ucapnya.

"Terimakasih suster. Maaf merepotkan." Ucapnya tersenyum pada si perawat yang menutup bekas jarum infus dengan kain kasa dan perban.

"Saya permisi." Ucap sang perawat.

"Saya juga." Ucap Amelia mengikuti rekannya.

Di luar...

"Dengar-dengar dia terluka karena menolong gadis ABG yang tersesat di Hutan saat camping sekolah. Jangan-jangan itu dia ya?"

Amelia mengangguk lemah. "Sepertinya."

"Ih, Kenapa harus sama cewek ABG gitu sih? Apa selera dokter Raka memang begitu ya? Jangan-jangan dia punya kelainan?" Tanya perawat yang merawat Raka.

"Entahlah. Tapi, gadis itu memang cantik sih." Ucap Amelia menoleh ke pintu rawat inap Raka yang tertutup.

"Masih banyak cowok lain. Lagipula nggak mungkin sih anak ABG gitu cocok sama pria dewasa. Tinggal tunggu waktu dia jadi korban PHP selanjutnya."

Amelia mengangkat kedua bahunya.

Di dalam...

"Sini." Raka menepuk pelan sisi ranjang yang kosong. Rika melirik tetapi memilih menunduk.

"Kamu nggak cemas ya sama kak Raka? Ini sakit banget loh sayang." Ucap Raka. Pria itu selalu konsisten dengan panggilannya pada Rika.

Rike melirik ke tangan kiri Raka yang di gips lalu ke punggung tangan kanan Raka yang di perban lalu kembali menunduk. Sepertinya ia banyak membuat luka di tubuh Raka.

"Maaf ya dokter, aku banyak melukai dokter." Ucapnya masih menundukkan kepala. Jika biasanya ia bicara sesuka hati kali ini ia lebih sopan.

"Panggil Kak Raka gitu, jangan dokter..." Ucap Raka memiringkan kepalanya menatap Rika.

Infused LovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang