✨🌿 Bagian dua puluh delapan

23 16 3
                                    

・͛♡̷̷̷・͛

  ・͛♡̷̷̷・͛

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

・͛♡̷̷̷・͛

"Ra.... Udah kek tenang."

Perlahan Sera melepaskan kedua tangannya yang menutup kedua telinganya sendiri. Pandangannya terarah ke depan dengan kosong dan mulut yang sedikit terbuka. Sera menunduk pelan hingga rambutnya menutupi seluruh wajahnya. Jisung yang ada di sisi kiri Sera tidak bisa melihat wajah gadis itu sama sekali.

Tiba tiba Sera memeluk dirinya sendiri sambil menekuk lututnya. Dia kejang kejang seperti ketakutan.

"Ra!! Udah kek! Kenapa sih lu cemas banget?!"

"A-a-aku takut." Ujar Sera pelan lalu kembali menunduk.

Jisung menghela nafasnya frustasi. Dia duduk di ranjang Sera sambil memegang salah satu tangan kedua gadis itu.

"Kenapa lu begitu cemas hah? Dia kan temen lu lagian emang kenapa sih?" Tanya Jisung bertubi tubi pada gadis yang ketakutan setengah mati di depannya.

"Aku gak normal." Ujar Sera pelan sambil menggeleng gelengkan kepalanya.

"Siapa yang bilang gitu?! Gaada!" Teriak Jisung berusaha menenangkan Sera.

Sera memandang ke bawah kosong dengan tangan yang memeluk tubuhnya sendiri. Tubuhnya bahkan sudah bergetar getar ketakutan. "Gue aneh gegara ngemilikin lu!!" Sera meninggikan suaranya di kata terakhir dan menatap Jisung tajam.

Dia kembali meringkuk ketakutan dan sekarang kedua tangannya menutupi kedua telinganya lagi. Sera mulai meracau tidak jelas. "Dia pasti mikir kalo aku gadis aneh- ter-terus aku gadis tukang ngayal. Pasti aku dikira ga normal."

Setelah mengucapkan kata terakhir, tiba tiba Sera malah tertawa keras. Jisung melotot kaget dan menoleh ke belakang sebentar guna untuk mengecek apa ada orang di luar lalu dia menatap Sera dengan pandangan khawatir.

Jisung memegang kedua bahu Sera dan menatap lekat mata gadis itu begitu pula dengan Sera. "Kenapa kau takut akan pandangan orang lain? Peran utama hidup lu itu ya ELU! Kenapa lu segitu takutnya jika orang lain ngebicarain lu di belakang??"

Sera malah menangis dan menunduk. Dia terisak di sana.

Jisung masih dengan posisinya dan sedikit iba pada Sera. "Orang lain ga berjasa dalam hidup lu. Mereka bisa ngebicarain lu di belakang sampe lu sakit hati dengernya kan? Mereka ga berjasa! Ngerti ga berjasa! Mereka gaada manfaatnya dalam hidup lu apalagi kalo cuma ngebicarain lu dibelakang atau nilai lu! Yang berhak nilai lu cuma tuhan sama diri lu sendiri, bukan orang lain!!"

Sera malah menangis dengan keras.

Jisung sedikit memundurkan tubuhnya dan menatap Sera datar. "Peran utama di hidup lu itu ya elu bukan orang lain. Lantas kenapa lu harus takut kalo dibicarin keburukan lu di belakang? Kenapa lu takut kalo ditatap bersamaan juga sama mereka? Kenapa lu segitu takutnya? Mereka gaada gunanya jadi berhenti takut pada orang lain. KHAWATIRKAN DIRI LU SENDIRI!"

[✓] 𝐓eman Khayalan | Han Jisung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang