Aku menghentakkan kaki tak sabar menunggu Reyhan yang tadi berpamitan ke toilet sebentar. Di kepalaku sudah bercokol banyak pertanyaan. Reyhan lah yang bertanggung jawab untuk menjelaskan segalanya padaku sekarang.
“Kok lama banget, sih, Mas!” gerutuku begitu melihat Reyhan muncul.
“Ada apa?”
“Ada apa kata lo?”
Bisa-bisanya Reyhan tidak merasa butuh menjelaskan segalanya padaku. Apa dia tidak merasa perdebatan yang terjadi antara dia dan ayahnya itu membuatku bingung.
“Maaf soal tadi, ya.”
Setelah itu Reyhan duduk di tepi ranjang. “Kamu duduk dulu,” pintanya.
Aku pun duduk masih dengan kesal dan penasaran. Kesal karena aku seperti orang bodoh yang tidak tahu apa pun. Penasaran karena banyak sekali hal yang aku tidak tahu, mengejutkan dan membuatku kebingungan di satu waktu.
“Sebenarnya hubungan lo sama bokap lo tuh gimana, sih, Mas?”
Reyhan hanya diam, lagi-lagi membuatku gregetan.
“Maksud gue hubungan lo sama Abi lo tuh kek gimana?”
Kali ini Reyhan menghela napas panjang sebelum akhirnya menatap mataku.
“Suatu saat nanti saya akan jelaskan pada kamu, Aysha. Tapi untuk saat ini, saya rasa belum waktunya.”
Aku sangat kesal, kenapa juga dia malah membuatku makin penasaran.
“Mas, posisinya sekarang gue jadi gak enak banget deh. Apalagi tadi Abi lo keliatan gak suka sama gue. Jujur, gue baru tau kalau lo nikahin gue tuh tanpa restu dari Abi lo.”
Reyhan langsung menggenggam tanganku, dia kelihatan tidak enak hati sudah membuatku merasa tak nyaman.
“Maafkan saya, ya. Tapi, kamu tidak perlu mencemaskan hal itu. Yang terpenting saya menikahi kamu secara sadar, atas dasar keinginan saya sendiri.”
Dari sorot matanya, aku bisa melihat kejujuran Reyhan. Lagipula aku tidak berniat menyalahkannya. Aku hanya tidak ingin posisiku salah sekarang. Kalau orang tuanya tak suka, aku harus bagaimana?
“Apa ayah gue tau kalau Abi lo belum menyetujui pernikahan ini?”
Lagi-lagi Reyhan malah diam, bukannya menjawab.
“Mas Rey, kenapa lo malah diam?”
“Aysha,” kata Reyhan kembali menatap mataku lekat. “Waktu itu ayah kamu menangis di hadapan saya, dia bilang dia merasa gagal menjadi seorang ayah.”
Sontak aku terkejut mendengar itu. Apa maksudnya?
“Beliau datang ke pesantren Al-Falah, pesantren milik kiai Zaman, waktu itu saya sedang berkunjung ke sana.”
Rasa penasaran berpadu dengan keterkejutan. Aku ingin Reyhan menyelesaikan cerita itu, cerita tentang pertama kali dia bertemu dengan ayah.
“Saya tidak mengenal beliau dengan baik, hanya mendengar dari kiai Zaman bahwa beliau salah satu donatur di pesantren.”
Memang ayah pernah cerita, dia sering mendatangi pesantren yang ada di Jawa timur untuk memberikan sumbangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dijodohkan Dengan Santri (Gus Reyhan)
RomansaFOLLOW DULU SEBELUM BACA Rate 18+ Rumaysha terpaksa harus menerima perjodohan dengan seorang pemuda bernama Reyhan. Gus dari pondok pesantren Al-Faaz. Rumaysha awalnya menolak, tapi ayahnya mengancam akan memasukkan dirinya ke pesantren jika menola...