14. Love Me, Love Me not

6.7K 798 193
                                    

"Cuaca hari ini bagus, ya."

"Di luar gerimis." Chaeyoung berucap sembari berjalan ke ruang TV untuk menaruh barang bawaannya. "Jam berapa sampai Korea?"

"Jam dua siang landing, tapi aku ke kantor dulu dan jam empat baru sampai rumah."

"Sudah makan belum?" Chaeyoung berbalik menatap Jaehyun yang berdiri dengan tangan terselip di saku celana.

"Aku belum makan dari siang."

"Kenapa belum makan? Sekarang udah jam tujuh." Chaeyoung melihat jam tangannya.

"Aku nunggu kamu dan Rion,"

Chaeyoung mengerjap, kemudian luapan rasa bersalah langsung merambat di dadanya.

"Jaehyun, maaf, aku lupa ngabarin. Aku dan Rion sudah makan malam di luar bareng Lisa dan pacarnya."

"..."

"Maaf, aku pikir kamu makan malam di luar bareng teman-teman kantor kamu."

"It's okay." Jaehyun mengangkat bahu santai.

"Kamu mau makan apa? Aku masakin, ya. Nggak apa-apa, kan, kalau nunggu." Chaeyoung menggulung lengan sweaternya sambil melangkah ke dapur, diikuti oleh Jaehyun.

"Kalau kamu nggak repot, aku bersedia nunggu."

"Sebentar." Chaeyoung membukas kulkas untuk melihat bahan makanan apa saja yang mereka punya. Ia berharap akan menemukan sayuran, daging, atau ayam beku tapi ternyata nihil.

Yang ada hanya mie instan, pasta instan, dan makanan kalengan.

Sial, dia belum belanja bulanan.

"Eeee..., Jaehyun, kayanya aku nggak bisa masak. Stok bahan makanan habis dan aku belum belanja. Apa kamu mau delivery aja?"

Jaehyun terlihat berpikir sejenak. "Nggak perlu. Temenenin aku makan di luar aja, bertiga sama Rion," ucap Jaehyun dan tentu saja Chaeyoung tidak akan menolak.

"Aku panggil Rion dulu."

Chaeyoung melangkah melewati Jaehyun menuju kamar Rion.

Pintu kamar bocah empat tahun itu terbuka, dan dari luar Chaeyoung sudah bisa mendengar suara Rion yang sedang bermain dengan mainan barunya.

"Raaarwwww, aku gigit kamu."

"Mbeeeeekkk, Jangan! Jangan gigit aku. Aku masih kecil."

"Tetep aku gigit. Raaarrwww, nyam, nyam, nyam. Daging kamu pahit kaya kopi Papa."

"Rion?" Chaeyoung membuka lebar pintu kamar sang anak.

Sedangkan yang dipanggil namanya seakan tuli dan masih asik bermain dengan miniatur harimau dan domba di tangannya.

Chaeyoung menyisir isi kamar Rion, dan melihat ada tiga kantong belanjaan yang isinya sudah tumpah ruah di lantai.

Hampir semua mainan yang dibelikan Jaehyun sudah dibuka dari segelnya, dan hanya menyisakan crayon yang masih terbungkus rapih.

"Rion," Chaeyoung berjongkok di depan anak semata wayangnya.

"Moyi-moyi, gigit Mama graaawwww." Rion menempelkan gigi Jerapah yang dipegangnya ke lengan Chaeyoung.

"Jahat! Kamu jahat Moyi, itu Mama aku. Jangan sakitin Mama. Aku bilangin Tomi ya biar kamu dihukum." Rion berpura-pura memarahi si jerapah, padahal dia sendiri yang menyuruh Moyi-moyi menggigit Chaeyoung.

"Rion, Mama sama Papa mau ke luar, nih. Kita jalan-jalan terus makan—"

"Nggak mau." Rion cemberut sambil berbalik memunggungi Chaeyoung. Kemudian kembali asik dengan mainannya.

My Valentines ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang