24. Janji Mommy

1.9K 350 78
                                    

Minjoo berlari kecil memasuki rumah orang tua nya.

"Mama. . . Mama. . . Minjoo lapar. . ." Teriak sang putri menghampiri ibu nya di ruang makan yang sedang menyiapkan sarapan untuk suami nya, dibantu beberapa asisten rumah tangga nya.

"Morning Minjoo" sambut Taehyung pada sang putri yang baru masuk ke ruang makan.

"Morning too papa" balas Minjoo yang langsung duduk di bangku samping sang ayah.

"Dari gedung olahraga lagi?" Tanya Taehyung perhatian pada putri kecil nya itu, yang ditanya mengangguk, Minjoo mengambil gelas minum sang ayah dan meneguk isi nya sampai habis, karena dia kehausan.

"Anak papa haus rupa nya" kekeh Taehyung.

"Minjoo habis bermain bola tadi, papa" beritahu sang putri.

"Ada dua oppa, yang bermain bola dengan ku tadi, biasanya tak ada yang mau diajak bermain karena mereka bilang Minjoo masih anak-anak" sungut Minjoo lucu.

Perlakuan Taehyung kepada Minjoo dan Yoshi sangatlah berbanding terbalik, dia begitu perhatian dan menyayangi Minjoo, tapi seperti sangat membenci Yoshi yang adalah anak pertama nya.

"Sayang, mau makan apa?" Tanya Sana pada Minjoo yang baru saja meletak kan kembali gelas sang ayah di atas meja.

"Sama dengan papa saja ma" jawab nya

"Hari ini grandpa dan grandma hendak ke China selama lima hari, Minjoo mau dibelikan apa? Telpon grandma sekarang ne" ujar sang mama pada putri satu-satu nya itu.

"Ne ma" Minjoo pun lantas berlari ke kamar nya untuk mengambil ponsel nya dan menghubungi Tiffany.



Dan di tempat yang berbeda.

Yoshi masih dengan wajah dingin nya seperti biasa, ia tak memakan sarapan nya yang sudah Rose siapkan, karena ia masih marah, biasanya sang ibu akan diam saja saat Yoshi berangkat ke sekolah, tapi kali ini ia berusaha untuk mengantar nya sampai di teras.

Rio menganguk hormat menyapa Rose yang terkejut mendapati guru dari anak nya itu sudah menjemput di depan rumah.

"Jadi, selama ini dia yang menjemput Yoshi" batin Rose, karena melihat Yoshi yang seolah memang sudah terbiasa.

Rio melirik sang murid yang masih dengan mood jelek nya, dan ia pun mendiamkan nya saja.

Rio sudah menghubungi Rose, memberitahu jika ia akan membawa Yoshi ke sebuah restaurant sepulang nanti, dan mengajak nya bertemu di sana.

"Hi sang juara" sambut Haruto mendekap kepala Yoshi dan mengacak nya, yang disambut hanya tersenyum, Asahi ikut bergabung dengan merangkul bahu kiri Yoshi.

"Seluruh sekolah sudah tahu kamu juara kemarin" beritahu Asahi bangga.


"Kurasa Joshua tak akan berani macam-macam lagi dengan mu" imbuh Haruto.

"Dari mana mereka tahu?" Tanya Yoshi.


"Mr Lee Teuk sendiri yang mengumumkan nya" jawab Asahi.

Sepulang sekolah, Yoshi pun kembali bersama sang guru.


"Kita makan diluar ne, hari ini eomma tidak masak, dia mengantar Jennie noona memeriksakan kandungan nya" kata Rio, Yoshi tak menyahut, dan kini mereka tengah duduk berhadapan di bangku sebuah resto, dan menyantap makan siang mereka.


"Selamat siang mr" sapa Rose yang baru tiba, Yoshi tersentak, tak menyangka bertemu dengan sang mommy.


"Siang nyonya, silakan duduk" ujar Rio, Yoshi hendak berdiri tapi Rio menahan tas nya yang berada disamping meja, dibawah kaki, remaja itu menatap nyalang pada guru nya.


"Dengarkan penjelasan mommy mu dulu" ujar Rio tenang, tapi Yoshi tak peduli, ia tetap ngotot hendak pergi, dan tak mau mendengar kata-kata Rio.


"Seorang pria akan selalu menghadapi masalah nya, bukan menghindar, ingat, kamu atlet taekwondo, Yoshi" kata Rio kali ini ia menahan tangan kiri murid nya itu, dan Yoshi menurut, ia kembali duduk dengan malas, Rose sendiri gelisah, wajah nya hampir menangis, karena ia bingung harus bagaimana memulai penjelasan nya.



"Maafkan mommy" lirih Rose, Yoshi masih terdiam, Rose mencoba menatap sang putra, tapi Yoshi membuang tatapan nya.



"Mommy ingin berkata jujur pada Yoshi, dan berjanji mulai saat ini akan lebih perhatian pada Yoshi, dan mengurangi kesibukan mommy, sebenar nya, mommy tak ada hubungan apa-apa dengan tuan Park, mommy hanya tak enak karena dia adalah pelanggan tetap mommy" jelas Rose, menggenggam tangan kanan Yoshi di pangkuan nya.


"Demi Yoshi, mommy akan menolak nya mulai sekarang, kita sama-sama berusaha untuk berubah ne, memperbaiki semua nya berdua, Yoshi adalah segala nya untuk mommy, separuh nafas mommy" tutur Rose lagi untuk meyakinkan sang putra.



"Mommy janji?" Tanya Yoshi yang kini luluh dengan ucapan ibu nya.




"Mommy janji" balas Rose, Yoshi pun langsung memeluk erat sang ibu.

"Mommy janji" balas Rose, Yoshi pun langsung memeluk erat sang ibu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yoshi sayang mommy" lirih sang putra


"Mommy juga" bisik Rose.


Rio tersenyum senang dan haru, melihat Yoshi sudah berdamai dengan sang mommy, tapi apakah ia boleh merasa senang, karena ternyata Rose masih single? Tapi, janji yang Yoshi buat dengan sang mommy seolah menjadi penghalang bagi Rio, ia tentu harus memendam perasaan nya, ia awal nya mengagumi Rose yang pekerja keras dan tangguh, padahal dia wanita, gigih untuk menghidupi putra tunggal nya sendiri, tapi, beberapa kali bertemu dan berinteraksi, membuat rasa kagum itu berubah jadi rasa sayang, dan melihat penderitaan Rose, Rio jadi punya perasaan ingin melindungi dan menjaga wanita itu, mungkin itu yang dinamakan cinta.




#TBC










Udah ya ribut nya, cuekin aja itu bocil-bocil, mereka cuma masih penasaran aja, buat mancing keributan.







My Student's MotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang