Kim Taehyung

2.1K 214 29
                                    

Aku menarik nafas ku dalam- dalam saat sahabat ku membicarakan Kim Taehyung. Yup, dia artis ternama yang akhir- akhir ini jadi bahan pembicaraan dimedia masa karena statusnya adalah sebagai pewaris KIM CORP yang digadang- gadang adalah orang terkaya di Korea selatan.

" Tidak salah aku mengidolakannya." ucap Yuna menciumi foto Kim Taehyung.

Aku mengidik ngeri ketika melihat Yuna semakin menjadi- mandi menggilai Kim Taehyung itu.

Akhir - akhir ini  Kim Taehyung jadi berita hangat karena Kakek Kim tidak sengaja mengumumkan Taehyung sebagai cucu dan pewaris utama KIM CORP karena euphoria terhadap ulang tahunnya yang diadakan secara meriah. Sifat alami orang tua, jika terlalu bahagia ia akan mengeluarkan kata- kata yang sepatutnya tidak ia ucapkan.  Dan itu kabarnya membuat Kim Taehyung marah dan sempat mengurung diri beberapa bulan akibat media memberitakan dirinya terlalu berlebihan.

Hah, kenapa aku terkesan sangat dekat dengan keluarga Kim. Itu karna ayah ku orang kepercayaan keluarga Kim. Walaupun seperti itu, aku belum pernah bertemu dengan Kim Taehyung itu.

" Jung,, appa kau kan sekretaris tuan Kim. Apa kau tidak pernah bertemu sekali pun dengan tuan muda Kim Taehyung" tanya Lia yang selalu menanyakan pertanyaan itu setiap hari kepadanya.

" Tidak. Kau pikir aku seharian bermain dirumah mereka. Aku tidak sedekat itu dengan keluarga kaya itu"

Lia dan Yuna hanya manyun. Padahal ada sesuatu yang aku sembunyikan dari mereka berdua. Bukan perihal Kim Taehyung, kalau itu memang benar. Dirinya memang belum pernah bertemu Taehyung. Hanya saja hubungannya dengan keluarga Kim itu sangat dekat.

***

Aku hanya sedikit kesal dengan appanya yang terlalu royal dengan keluarga Kim. Maksudnya ini hari libur, hari ayah dan anak kan? Tapi walaupun begitu Tuan Jeon ini selalu menyempatkan membuat sarapan dan membuat note penyemangat yang selalu ditempel dikulkas.

" Wah, tuan Jeon ini ceroboh sekali. " mengambil kacamata appa yang berada diatas meja. Pasti appanya tidak sengaja melepaskannya ketika selesai membaca koran.

Drrrttt,,,

Aku mengangkat ponsel ku yang ternyata dari appa.Pasti dia akan menyuruh ku mengantarkannya ke kantor.

" Ke rumah Tuan Kim?" Aku menarik nafas dalam- dalam. Aku paling malas kerumah tuan Kim dan bertemu nyonya Seokjin yang membuat ku tidak bisa berkata- kata.

" Appa tunggu di luar ya. Aku malas bertemu nyonya Seokjin"

" Sayang, tidak sopan seperti itu"

" Tapi appa,," rengek ku. Tentu saja itu tidak membantu.

" Appa tunggu. Ah,, kau naik taxi saja, sepeda mu belum appa perbaiki" tutupnya. Sebenarnya rumah ku dan tuan Kim itu tidak jauh. Hanya dengan melewati gank sempit aku bisa dengan menggunakan sepeda saja. Namun jauh juga jika berjalan kaki.

Sesampai dirumah tuan Kim yang luar biasa luasnya. Aku selalu menuju pintu belakang tempat dimana aku selalu ke rumah ini, dan bibi Lee selalu tersenyum menanti kedatangan ku.

" Kau ingi menemui appa mu sayang?"

" Iya bibi,, ah bagaimana ini ku titip saja kepada mu. Kau tau,, nyonya Seokjin" ucap ku dengan sedikit memelas.

Bibi Lee selalu mengerti perasaan ku yang tidak ingin bertemu nyonya Seokjin yang sangat cerewet itu.

" Astaga Jeon Jungkook!!!"

" Terlambat sayang. Semoga hari mu menyenangkan" bibi Lee meninggalkan ku mengantarkan kacamata milik appa ku.

Aku tersenyum semanis mungkin. Dan pipi ku langsung menjadi santapan tangannya. Dia menguyel- nguyel pipi ku yang menurut ku agak tembem ini.

" Kenapa lewat pintu belakang sih sayang. Kau tau aku baru pulang dari Paris melihat acara fashion yang dihadiri Taehyung. Dan aku membelikan mu tas" cerocosnya.

" Nyonya,, tidak usah repot - repot "

" Aku tidak repot kok. Kau kan anak ku"

Tangan ku ditarik secara paksa masuk kedalam ruang wadrobe miliknya. Disana berjejer tas mewah, sepatu mewah dan barang- barang bermerek lainnya. Tidak sembarang orang yang bisa masuk keruangan pribadi nyonya Seokjin, aku adalah salah satu orang yang beruntung.

" Nah ini untuk mu" aku seharusnya bahagia mendapatkan tas tangan mewah ini. Tapi lemari ku sudah tidak bisa menampung lagi, karena ini bukan kali pertama nyonya Seokjin membelikannya barang mewah.

" Terima saja atau aku marah"

" Terimakasih. Tapi lain kali tidak usah nyonya, aku tidak memiliki tempat untuk menyimpannya" jelas ku.

" Oh begitu,, baiklah aku akan suruh orang membelikan lemari baru yang besar untuk mu"

Aku merutuki mulutku yang ember ini. Nyonya Seokjin selalu memiliki cara untuk membuat ku tidak bisa berkata- kata.

" Sayang,, bisa kau panggilkan anak ku"

" Anak?" Aku termenung, itu berarti Kim Taehyung.

" Tolong bangunkan ya sayang? Kamarnya berada diatas"

" Tapi nyonya"

" Tolong eomma ya? Masuk saja ke kamarnya, dia itu sama seperti kerbau" Menekankan kata eomma.

Tau kan sekarang? Aku tidak bisa menolak nyonya Kim ini. Dia sangat cerewet dan pemaksa. Ngomong-ngomong aku akan membangunkan superstar mega bintang Kim Taehyung. Jika kedua sahabat ku tau pasti mereka akan iri dengki kepada ku.

Aku memang sudah hapal tata ruangan mansion ini. Termasuk kamar tuan muda ini. Tapi aku belum pernah bertemu dengan Taehyung sekalipun.

" Ini kamarnya" aku meyakinkan diriku sendiri. Perlahan aku membuka pintu kamar tuan muda ini.

Dan...

" Siapa kau!"

Ini cerita baru aku,,

Tebece

Fall for you spesialTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang