-

614 42 0
                                    

Cerita original milik Hajime Isayama (Attack on Titan/Shingeki No Kyojin).
Saya hanya meminjam karakter dan mengubah alur cerita sesuai yang saya mau.
TOLONG JANGAN DICOLONG, KALO MAU NULIS DAN DAPET IDE DARI SINI BILANG DULU DI KOMEN. NULISNYA CAPEKK BROT.
⚠️Ngambil latar waktu dan tempat dari manga AOT chapter 137-139, spoiler juga karakter-karakter yang mati. So kalo ga mau kena spoiler I hope you don't read the story.

credit quote:rohan_saga
https://www.wattpad.com/story/249190092?utm_source=android&utm_medium=link&utm_content=share_reading&wp_page=reading&wp_uname=whitecarrot&wp_originator=ytf27CRexmrQogkpDIqJcboeJleQOaAqSKJAu0T%2Bb9VdyHsyP0Qo5sAXf%2BfYYdWArSMS6Ma9bxonkGi4j6fkwqDEf%2FNglAlsh0TdhoCkmBYn1ZKTMh0saDevjGnRpnkk
or @yulaleonhart on twitter
dibuka juga gaiss link cerita diatas

_________________________________

"Mikasa, sejak kecil aku selalu membencimu."

"Eren... kau tidak pernah benar-benar membenciku kan? Buktinya kau ada disini."

Rasanya seperti mimpi, netranya terasa berkunang-kunang. Samar-samar ia mendengar seseorang berteriak memanggil namanya. Ia dapat mendengar suara tangis teman-temannya, teriakan frustasi pertanda keputusasaan yang amat dalam dari suara yang sangat ia kenali.

"MIKASA! MIKASA! MIKASA, TOLONG BANGUN, BERTAHANLAH KAU AKAN BAIK-BAIK SAJA."

"Mikasa... jangan tinggalkan aku, tolong, tolonglah."

-

Ah... sungguh mimpi yang aneh, memangnya aku akan pergi kemana?

--

Lagi-lagi ia tertidur di sebuah pondok ditengah hamparan rumput, Mikasa mengadah keatas, penghuni kelabu hamparan biru ini mulai berdatangan. Ia tahu, sebentar lagi akan turun tangisan deras dari para kelabu.

"Mikasa!" Seru seorang lelaki dengan rambut yang diikat sebagian. Lelaki tersebut memeluk Mikasa sangat erat.

"Eren? Mengapa kau menangis?"

"Maafkan aku, maafkan aku, sungguh. Aku tidak bermaksud.."

Mikasa tersenyum kecil dan mengelus tengkuk lelaki yang bernama Eren itu.

"Hei, aku tahu kok maksudmu. Sudah ya, jangan nangis lagi." Mikasa membalas pelukan Eren sama eratnya.

Seberkas cahaya muncul dari kumpulan awan kelabu. Orang-orang itu berdatangan dengan tangan terbuka dan melambai-lambai.

"Eren! Itu mamamu, hai Mama Carla! MAMA, PAPA!" Mikasa bangkit dengan cepat, segera terduduk lagi tertahan Eren. Tangannya bergemetar hebat.

"Tidak ada apa-apa Mikasa... disana tidak ada apapun, tidak ada mamaku, tidak juga mamamu. Kau mau kemana?" Tahan Eren dengan suaranya yang tidak kalah gemetarnya, air mata perlahan jatuh dari mata hijaunya.

"A-apa maksudmu? Dengar! Mama memanggilku. Ah! Lihatlah Eren, mereka semua memperhatikan kita. Ada Komandan Erwin, Hange dan... SASHA!" Balas Mikasa, matanya membentuk bulan sabit dengan ranum di bibir dan pipinya.

Eren menangkup pipi gadis itu, mengalihkan perhatiannya dari orang-orang itu.

"Dengar Mikasa, kalau kau ingin ikut mereka, kau harus meninggalkanku. SADARLAH MIKASA, KAU TERKENA TOMBAK WARHAMMER TITAN!"

--

BUAKKK

Kejadiannya cepat sekali bagaikan insentitas cahaya. Mikasa lengah, semuanya lengah, ia sudah terbaring di kaki titan pendiri Eren, jatuh dari bagian punggungnya. Terbaring bersamaan dengan likuid merah yang keluar tanpa henti dari dadanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 29, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AdiosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang