[tri] tired

435 63 25
                                    

regenbogen

tired ( /ˈtī(ə)rd/ ) in need of sleep or rest; weary.

slice of life, mpreg, fluff, oneshoot.
warn ! very short.

Semua orang tahu betapa menyebalkan nya Gojou Satoru. Si pemilik surai putih itu suka mempermainkan orang lain, entah dalam artian usil maupun mempermainkan hati. Bisa dibilang, Gojou Satoru ini playboy kelas kakap. Ia juga hobi telat masuk kerja. Statusnya merupakan seorang manajer, yang hanya bisa mengandalkan kekuasaan sang ayah yang merupakan owner perusahaan.

Dan, semua orang juga tahu bahwa Itadori Yuuji adalah seorang pegawai swastaㅡdi perusahaan dan divisi yang sama dengan Satoruㅡyang baik hati serta ramah. Tak pernah sekalipun ia telat datang ke kantor. Ia pun sangat dermawan, bekalnya untuk bekerja pernah ia berikan pada anak kecil jalanan yang menangis karena kelaparan. Itadori Yuuji, seorang pemuda berparas manis yang sangat baik hati.

Namun tak ada angin tak ada hujan, dua bulan yang lalu teman-teman Yuuji maupun Satoru tiba-tiba menerima undangan. Yang membuat mereka benar-benar kaget adalah, undangan itu merupakan undangan pernikahan dua orang bertolakbelakang itu. Iya, Satoru dan Yuuji menikah dua bulan lalu.

Sekarang nama belakang Yuuji telah berganti dengan Gojou. Betapa kagetnya orang-orang. Sampai sekarang masih tak percaya. Bahkan saat Yuuji sudah mengundurkan diri dari perusahaan, tak jarang mereka mengajak si surai pinkish itu bertemu di sebuah restoran maupun cafe. Hanya untuk sekedar menanyakan;

"Tidakkah kau menyesal menikah dengan Gojou Satoru?" atau,

"Tidakkah kau bosan bertemu Satoru dari kau bangun tidur sampai kau tidur lagi??" dan kadang,

"Tidakkah kau lelah berada satu atap dengan si playboy sialan itu???"

Dan jawaban Yuuji selalu sama. "Sebenarnya, memang itu yang selalu aku idam-idamkan," ujarnya seraya tersenyum sangat manis.

Saat Yuuji menceritakan hal itu pada Satoru yang baru pulang kerja, si suami tak kuasa untuk menahan tawanya.

"Pfft- tidak tahukah mereka bahwa yang mengajakku menikah adalah dirimu?" tanya Satoru.

"Aku sudah pernah mengatakannya pada Kugisaki-san!" bantah Yuuji.

Satoru tersenyum. Tangannya menggapai Surai Yuuji untuk ia elus-elus. "Yah, mungkin aku akan menanyakan hal yang sama. Tidakkah kau lelah bersamaku hingga akhir hayat mu?"

"Tidak! Tidak akan pernah! Karena aku memang menginginkannya! Menginginkan bersamamu sampai akhir hayat!" Satoru terkekeh. Tangannya yang sebelumnya berada di atas surai Yuuji diambil.

"Aku akan berganti baju dulu, memakai kemeja terus-menerus membuat punggungku sedikit gatal," pamitnya.

"Siap! Aku akan membuatkanmu udon terlebih dahulu!" Yuuji sangat semangat, dan tanpa sadar Satoru tersenyum begitu lebar karna hal itu.

"Terimakasih, sayang... Aku mencintaimu."

Satoru mendapati wajah istrinya yang memerah hanya menyeringai kemudian melangkahkan kakinya ke arah kamar mereka di apartemen.

Namun langkahnya terhenti saat Yuuji berteriak dengan semangat, "AKU LEBIH MENCINTAIMU!"

❲ tired ❳

Yuuji yang tengah menata makan malam mereka dikejutkan dengan tangan kekar seseorang yang melingkari pinggangnya. Siapa lagi kalau bukan suami tercintanya, Satoru?

"Ada apa, Satoru-san?" Bukannya mendapat jawaban, Yuuji malah mendapat rasa geli dari kulit lehernya yang dikecup sang suami berkali-kali.

Satoru mendusal kan dagunya pada bahu Yuuji sebelum menjawabㅡlebih tepatnya menanyai balik, "apa kau lelah?"

Yuuji menggeleng-geleng mantap. "Oh iya, omong-omong, aku akhir-akhir ini sering sekali mendengar kata 'lelah'. Entah dalam bentuk pertanyaan maupun aduan. Jadi tolong jangan katakan itu untuk menanyai keadaanku," ujarnya yang merasa bosan.

"Aku hanya ingin memastikan..." Yuuji merasa perkataan Satoru dipotong.

"Memastikan apa?" tanyanya penasaran.

Satoru membalik tubuh Yuuji yang memang sudah selesai menata makanan ke arahnya. Perlahan ia kecup setiap jengkal wajah manis didepannya. Sebelum ia lumat pelan bibirnya. Tak ayal, karena perlakuan itu, pipi hingga telinga Yuuji memerah.

"Aku hanya ingin memastikan pangeran kecil kita aman," ujarnya diiringi tepukan pelan pada perut Yuuji.

"Haha, jangan diragukan keamanannya! Raja yang kuat akan melindungi pangeran dari segala macam marabahaya!" ujar Yuuji bangga.

"Ya, aku memang kuat..."

Yuuji mengerutkan keningnya. "Siapa bilang dirimu? Raja yang kumaksud kan adalah diriku sendiri!"

Satoru ikut mengerutkan keningnya. "Aku adalah raja, dan kau ratuku!" bantahnya.

"Aku adalah laki-laki! Sudah hakikatnya bila aku menjadi raja!"

Satoru masih tidak terima. "Kau istriku, terimalah takdirmu menjadi ratuku dan melahirkan pangeran kecil kita."

Yuuji memandang seakan-akan ia merasa hatinya begitu tercela. "Kau mengatakannya seperti aku adalah pabrik bayi!" Tangan Satoru digenggaman nya ia hempaskan. Langkahnya dipercepat menuju kamar mereka. Ia marah pada Satoru.

"H-hey, aku tak bermaksud seperti itu! Aku hanya bercanda!"

"Ya ya, kau memang selalu bercanda, bahkan mungkin pernikahan kita hanyalah candaan bagimu!"

"Mana mungkin! Hey! T-tunggu-" Belum selesai Satoru bercakap, Yuuji lebih dulu membanting pintu didepan wajah sang suami. "Arrggh!" geram si pemilik surai putih itu sambil tangannya menonjok pintu pelan.

"Yuuji...," panggil Satoru. Sementara itu, yang dipanggil kini tengah bergelung di atas kasur dengan selimut tebal yang membungkus tubuhnya.

"Hey... Yuuji," Satoru terus memanggil. Namun tetap saja, sang istri yang berada didalam masih tetap menutup mulut.

"Hahh... Baiklah, kau adalah raja dan aku juga raja." Masih tetap tak ada balasan. "Baiklah! Kau raja dan aku ratunya!" ralat Satoru. Namun tetap saja, tak ada suara dari yang bersangkutan.

"Yuuji... Bagaimana kalau kita membeli lima Donburi?" tawar Satoru. Namun, Yuuji tetap diam walaupun ia sangat menyukai Donburi.

"Oke-oke, bagaimana kalau sepuluh?" tawar sang suami lagi. Namun, balasan yang diinginkannya tak kunjung ada. "Baiklah, dua puluh!" lanjutnya.

Tiba-tiba pintu kamar terbuka walau sedikit, menampakkan separuh wajah Yuuji. Matanya terlihat berair, di pipinya pun terdapat jejak air mata. Bibirnya yang cemberut perlahan terbuka untuk menyampaikan sesuatu. "Donburi... Beli sekarang!"

Senyum mengembang di wajah super tampan milik Satoru. "Baik-baik... Mau varian apa?"

"Gyudon lima, Katsudon kare lima, Katsudon keju lima, Salmon Ikura Don lima!"

Satoru segera beranjak untuk membeli apa yang diinginkan Yuuji. Mengabaikan harga mahal makanan yang diinginkan istrinya. Yang ia inginkan hanya kedamaian, untuk kelancaran jatahnya.

regenbogen

tired, end.

note :: sorry buat up nya yg lelet bngt, mana cuman 800 words lagi :(
chao depan ceritanya berat, jadi ya agak lama pisan :(

✦ REGENBOGENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang