1

203 25 3
                                    

“Disini?”
“Geser ke kanan sedikit...”
Srukk... Srukk...
“Yak, stop!”

Uraraka Ochako tersenyum, vas bunga berukuran besar berdiri rapi di sebelah jendela yang langsung menghadap laut.
Bakugou yang kelelahan melemparkan badannya ke sofa.

“Hehe... capek ya?” Ochako tersenyum kecil sambil mengelap keringat di dahi Bakugou. Bakugou hanya meliriknya.
“Terima kasih~” Lanjutnya, Ochako terlihat senang.
“Iya, sama-sama...” Bakugou menarik kepala Ochako dan mencium dahinya.

Ochako yang masih belum terbiasa dengan sentuhan Bakugou langsung mulas, perutnya geli, dan jantungnya berdetak kencang. Ochako gagal menyembunyikan wajahnya yang memerah.

“Astaga, ini sudah satu tahun dan kau masih saja malu?” Bakugou terlihat meledek.
“B-bukan begitu!”

---

Bakugou Katsuki memutuskan tinggal di pulau kecil bersama Uraraka Ochako 3 tahun lalu.
Butuh 2 tahun untuk memastikan perasaannya pada Ochako, dan langsung memantapkan diri menuju pelaminan.
Dan ya, sekarang usia pernikahan sudah berjalan 1 tahun.

Bakugou mendirikan kantor Hero pertama dipulau ini, dan memiliki 2 side-kick yang bisa diandalkan meskipun mereka bukan lulusan UA. Hikari dan Mitsuki.

Ochako menyibukkan diri sebagai ketua sekolah informal di pulau ini bersama beberapa orang yang menjadi relawan.
Bukan hanya pendidikan, Ochako akan membantu di semua sektor di pulau ini. Ochako memang berperan penting sejak dulu.

Pernikahan Ochako dan Bakugou disambut dengan suka cita oleh penduduk pulau. 2 orang paling berjasa di pulau ini menikah dan berbahagia, siapa yang tidak ikut bahagia dengan 2 insan yang bersatu itu?

Teman-teman dari Tokyo datang, Deku, Todoroki, Froppy, Red Riot, dan teman-teman seperjuangan mereka di akademi, bahkan All Might pun turut hadir.

“Siapa yang menyangka, Uraraka Ochako yang ramah ini akan menjadi istri dari seseorang yang pemarah sepertimu, Daibakusatsu-shin Dainomaito? Astaga namamu panjang sekali, Bakugou!” ujar Mineta sambil memakan sepotong blackforest.

“Bilang apa kau barusan, kepala anggur?” Bakugou mulai membuka jas hitamnya dan menggulung lengan kemejanya.

“T-tidak... aku tidak bilang apa-apa...” keringat bercucuran dikepala Mineta.

“Dasar kepala anggur-!”
“Katsuki-kun...”

Ochako menghentikan Bakugou yang hendak meninju Mineta. Kepalan tangan Bakugou berhenti tepat di depan mata Mineta, kaki Mineta gemetar.

“Bakugou... Jangan hari ini...” Ochako menepuk bahu Bakugou lembut, dan ajaibnya Bakugou berhenti dan menurut.

“Wah... Sasuga Ochako-sama... Dia bisa mengendalikan Bakugou...” Kirishima tertegun sambil menggigit sendok.

“Tapi kau bisa menghajarnya lain kali...” Lanjut Ochako sambil tersenyum ke arah Mineta. Mineta tambah gemetar.

Mereka lupa Ochako juga memiliki sisi sadis. Teman-teman Ochako bergidik ngeri.

---

Bakugou mengambil bir dingin yang tersedia di meja, dan menegaknya sedikit. Deku mengikutinya.

“Selamat ya...” Deku menyodorkan gelas berisi minuman merah gelap ke Bakugou, Bakugou mendentingkan kaleng birnya ke gelas Deku.

“Setelah mendengar ceritamu tentang Ochako-san di pulau ini, aku bisa mengerti kenapa Kacchan bisa tergerak untuk ikut kemari...” Mereka memandang Ochako yang sedang bercanda dengan Tsuyu dan Yaorozu.

“Dia wanita yang hebat...” ujar Deku.
“Yeah, wanita yang hebat harus didampingi dengan lelaki hebat pula...” Ucap Bakugou, narsis seperti biasa.
Deku tertawa, “Benar-benar tipikal Kacchan...”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 27, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mercusuar - SequelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang