Rahang Seung Gi tidak bisa mengatup. Apa kata mereka? Gendoruwo?. Dirinya disamakan dengan setan dan keluarganya?."Mas Singgih sih, enggak ada keluar rumah, keliaran pakai baju hitam-hitam. Mas Singgih kan juga tinggi sekali, wajar penduduk sini kira kamu Gendoruwo. " jelas Nining sambil meletakkan kimchi ke mangkuk Seung Gi.
"Bagaimana bisa? " tanya Seung Gi masih tidak bisa percaya.
"Ahem.. " suara Jasmin memecahkan kebingungan Seung Gi. "Jadi gini mas, beberapa hari yang lalu Edi anaknya Bu Ros itu pergi ke hutan. Terus dia liat sosok hitam-hitam dengan rambut panjang gitu mas. Terus anaknya Bu Ayu, si Bayu juga bilang dia lihat sosok hitam tinggi gitu dirumah ini dari jendela. Dia sampai sakit loh mas. "
"Loh, rambut Mas Singgih kan enggak panjang?" ujar Nining
"Oh itu, aku pakai topinya Lala, yang ada rambutnya." jawab Seung Gi sambil memakan makanannya
"Ngapain atuh mas? " tanya Nining heran. Kepalanya sampai geleng-geleng.
"Ya karena hutan disini banyak ular nya, aku tidak mau leherku terkena gigit ular. " jawab Seung Gi
"Tinggal pakai kain syal juga bisa mas. Emangnya rambut lebih tebal dari gigi ular? "
Seung Gi terdiam baru menyadari kebodohannya sendiri. Ia hanya bisa terkekeh malu. Nining geleng-geleng.Inilah akibatnya kalau cerobohnya Seung Gi itu kumat.
"Pak RT tidak ada bilang kalau rumah ini sudah ada penunggunya? " tanya Nining pada Hana. Hana jadi mengingat Pak RT, kalau tidak salah Pak RT memang belum ada menjelaskan mengenai rumah ini.
"Tidak ada Bu. " jawab Hana.
"Haduh gimana cara ngilangin gosip begini ya? " tanya Nining.
"Oh, tenang saja Bu. Kalau Jasmin udah tau, otomatis semua penduduk juga tau kenyataannya. Nama lainnya speker Bu, speker" jawab Hana yang di hadiahi tatapan tajam dari Jasmin.
"Kalau begitu mohon bantuannya." ujar Seung Gi pada Jasmin lengkap dengan senyum manis. Jasmin? Sudah jelas mencoba meredakan rona merah di pipinya.
Drsss
Suara hujan lengkap dengan guntur membuat mereka berempat terkejut.
Jasmin dan Hana saling tatap. Baju dress bermerek yang mereka kenakan tidak mungkin mereka pakai menempuh badai."Nginap sini aja, ya nggak Mas Singgih? Masih ada kamar kosong kok. " ujar Nining. Ia tidak tega melihat luka-luka yang dialami Hana dan Jasmin. Bahkan kaki Hana masih terkilir.
"Iya, sepertinya motor kalian juga tidak bisa hidup. Tadi saya sudah coba hidupkan, tapi tidak bisa. " ujar Seung Gi sambil melap mulutnya dengan serbet.
"Apa tidak merepotkan? " cicit Hana.
Seung Gi tersenyum. Ia memajukan tubuhnya dan menumpukan kedua tangannya yang terlipat di atas meja.
"Tidak apa, anggap saja sebagai balas budi karena kalian sudah membersihkan nama saya. " ujarnya.
Hana dan Jasmin saling lirik. Mereka berdua pun saling mengangguk.
"Makasih banyak Mas. " ujar Hana.
Seung Gi tersenyum. Ia berdiri sambil mengangkat singkat poninya yang menutupi jidat.
"Saya ke atas dulu ya? Urusan kantor saya belum selesai. Tanya saja kamar sama pakaiannya sama ahjumma. " ujar Seung Gi. Jasmin dan Hana menatap kepergian Seung Gi dalam diam.
Gila, masih ada ya orang baik seperti Mas Singgih dan Bu Nining ini. Itulah yang ada di pikiran Hana.
Karena baru pukul tujuh, Hana, Jasmin dan Bu Nining asyik bercengkrama sambil nonton dangdut. Bu Nining yang sudah sangat lama tidak kembali ke Indonesia berkata paling rindu dengan musik dangdut. Merasa ada kesempatan, Hana dan Jasmin pun berusaha menggali informasi dari Bu Nining. Hana hanya heran, tidak mungkin ada seseorang yang masih sangat muda dan sepertinya sukses tiba-tiba terdampar di tempat terpencil seperti Pulau Jalan kan?.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pulau Jalan
FanfictionPulau Jalan. Sebuah pulau di kepulauan seribu. Populasi 5648 orang. Hanya berjarak 1 jam dengan kapal untuk sampai Jakarta. Ada 5 minimarket, 1 pelabuhan, 7 klinik, dan yang lebih penting alam yang sangat indah. Semua orang mengenal satu sama l...