"Kamu gak pergi kencan?"
Aku menoleh sekilas mendapati Yeosang Hyung menaruh segelas oatmeal pisang di depanku, aku tak hiraukan sesaat, patutnya memancing tanya. Namun kakak semata wayangku ini memilih menantiku berceloteh barang sepatah kata. Sejatinya aku ogah kencan karena kejadian minggu lalu, makin janggal karena pihak Marina tak mengulik apapun. Apa mungkin mereka mengintaiku? Atau tidak ada yang tahu jika Marina bisa mencelakakan orang?
Aku mengacak-acak suraiku kesal, seminggu ini alur tidurku berantakan dan itu disebabkan bayangan Marina yang mengerikan waktu itu. Dan semenjak itulah, aku berhenti menjadi penggemarnya pun semua hal K-Pop. Berdampak besar memang, rasanya lari jauh lebih baik; anggap saja aku ganti baju dan akan memulai hal baik baru menyongsong masa.
"Yongbok-a, kamu kenapa? Ada beda sama kamu akhir-akhir ini." Yeosang Hyung mengusap punggungku, lelaki ini adalah sandaranku jika aku mencari sosok ayah karena kami yatim piatu. Orang tua kami direnggut kecelakaan maut, membuat kami harus saling melengkapi dan bertahan hidup atas bantuan negara. Alih-alih pergi panti asuhan, kami masih menetap di unit apartemen milik orang tua kami. Mencoba membangun masa depan baik, dengan harapan bisa membuktikan kemampuan pada orang-orang yang remeh temeh terhadap kami. "Kan aku udah bilang, ada hal mengganjal kita harus saling cerita, supaya bisa lega dan ngerti kondisi masing-masing."
Aku menghela napas, bagaimanapun aku tak bisa membawa persoalan Marina ke Yeosang Hyung. Lelaki ini mudah khawatir. "Aku gak apa-apa, cuma lagi bosen aja ... terus buat kencan, entahlah aku udah males, Hyung."
🌼🌼🌼
Resah, perasaan yang menghantuiku ketika kemanapun aku singgah. Aku takut berjumpa Marina, wanita itu ya ... grupnya—aku masih tahu sesaat melihat informasi selebriti di layar kaca—kabarnya mereka mempersiapkan comeback⁵. Syukurlah, cukup melegakan bila dia sibuk, walaupun ini sudah minggu keenam kencan; wah, aku absen sebanyak dua kali ya.
Pagi ini aku bersama Yeosang Hyung pergi kemping—tidak jauh masih sekitaran Seoul, yakni Taman Ttukseom Sungai Han. Di hamparan lanskap rerumputan, dengan pepohonan rimbun yang kami gelar seperangkat kemping: tenda, tikar, dan meja-kursi dibawahnya yang semuanya kami sewa selama empat jam. Jikalau malam tiba, banyak muda-mudi maupun keluarga bertandang menghabiskan waktu bersama handai taulan sembari santap malam dan bersenda gurau.
"Hyung, aku mau beli ramyeon⁶. Hyung mau juga?"
Yeosang Hyung yang telah merebahkan diri di atas tikar kontan tergugah dan menyahut, "Eoh, aku titip corndog aja sama teh leci,"
🌼🌼🌼
"Kamsahapnida⁷," kataku usai membayar—dengan uang elektronik tentunya, di Korea sudah banyak entitas yang terintegrasi oleh sistem non tunai. Aku membawa sekantung berisi pesanan Yeosang Hyung dan sosis, di siku kiri, sementara dua tapak tangan fokus oleh semangkuk karton ramyeon kuah. Aku terpaku pada ramyeon, memancing langkahku melamban; menjaganya agar tak tumpah ruah.
"Hyung, ini pesananmu." Aku meletakkan ramyeon di atas meja, kepulan asap semerbak harum kaldu ayam menaikkan hasratku supaya cepat menyantapnya.
"Hyung mu tidak ada, dia sedang mengambil pesanan chimaek⁸-nya,"
Aku mendongak, menemukan eksistensi Marina yang duduk menyangga dagunya di atas meja, sembari mematri senyuman yang sialnya memesona sekali diterpa cahya mentari.
.
.
.
TBCGlosarium
5. Comeback = Istilah yang digunakan saat suatu grup K-Pop akan merilis album atau mini album terbarunya
6. Ramyeon = Mie kuah korea
7. Kamsahapnida = Terima kasih
8. Chimaek = Ayam goreng dan bir
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Figure
FanficFt Felix of Straykids and Yeosang of Ateez Gemerlap lensa kamera selalu menghujam di tiap langkahnya, bagai semut yang mengerubungi gula. Banyak orang mengelukan peduli terhadap gestur, mimik muka, bahkan pasal kegiatan sebelum tidurnya pun merupaka...