Twelve

720 70 0
                                    

-Luna Anderson's POV-

"MOM?!"

"MAURA?!"

Niall langsung berteriak dan bangun dari tidurnya. Matanya sangat merah. Begitupula aku. Kami langsung berdiri dan menuju ke luar kamar.

Maura sudah disana, tak sadarkan diri. Ia terbaring didekat pecahan beling. Darah mengucur dari tangannya dan kepalanya luka sedikit. Niall langsung panik dan membopong Maura ke dalam mobil.

"Luna, tolong jaga Mom!" Niall sedikit membentakku dan menyuruhku memegangi tangan Maura di dalam mobil. Niall mengendarai mobil dalam kecepatan diatas maksimum. Untung tidak ada polisi yang berjaga. Jadi tidak ada yang menilang kami.

Setelah 15 menit akhirnya kami sampai di rumah sakit. Niall langsung memanggil suster dan mereka membawa Maura ke dalam ruang UGD. Niall terlihat amat panik. Ia masih mengenakan celana pendek dan kaus putih polos, dan aku hanya mengenakan kaus dan celana tidur pendek.

"Coba kamu telpon Chris," Niall menyuruhku. Aku mengeluarkan teleponku dan menelpon Chris. Well yeah, tidak diangkat.

"Tidak diangkat," aku mengangkat bahu. Mukanya semakin panik. Ia terlihat menghubungi seseorang.

"Greg! Kami di rumah sakit sekarang. Mom. Apa? Kau di London? Fuck. Apa kau tahu Chris dimana? Tidak diangkat. Tolong ya Greg. Salam juga untuk Theo. Bye!" Ia hampir membanting teleponnya jika tangannya tidak aku pegang. "Greg di London, sekarang. Chris entah dimana. Fuck!" Niall tak henti-henti mengucapkan kata 'fuck' .

"Duduk dulu, yuk," aku mengajaknya duduk. Mukanya melembut. Tapi matanya masih sangat merah dan rambutnya berantakan. "Kamu haus? Lapar? Mau aku belikan sesuatu?"

"No, i need you here," ia menggenggam tanganku erat dan menghempaskan diri di pundakku. "Semoga Mom baik-baik saja,"

"Ya. Ia pasti baik-baik saja," aku mencium tangannya.

"Anda keluarga Mrs. Gallagher?" Seorang pria berpakaian jas putih rapi keluar dari ruang UGD.

Niall berdiri. "Ya, saya anaknya. Bagaimana keadaan ibu saya?" Matanya terangkat berharap akan kesembuhan ibunya.

"Saya Dr.Andy. Mrs.Gallagher sepertinya hanya pingsan biasa. Tapi pendarahan di tangan dan kepalanya cukup hebat sehingga kami belum bisa mengijinkannya pulang. Kalau boleh tahu, apa yang terjadi dengannya sebenarnya?" Well, ia dokternya.

"Saya sedang tertidur dan tiba-tiba terdengar bunyi beling pecah dan saat saya keluar ia sudah terbaring dengan tangan dan kepala luka. Dan saya langsung membawanya kemari," Niall menggenggam tanganku erat.

"Well, kalau begitu, ku harap itu bukan hal yang buruk. Dan semoga Mrs. Gallagher bisa cepat sadar sehingga bisa kembali pulang ke rumah. Anda bisa masuk ke dalam. Anda juga bisa membayar ruang inap di bawah. Permisi," Dr.Andy pergi dari hadapan kami. Niall langsung duduk dan memegangi kepalanya.

"Fuck fuck fuck!"

"Shhh, Niall," aku memeluknya.

"Niall! Luna!" Ada yang memanggil kami. Akhirnya, Chris datang. "Apa yang terjadi? Mana Maura?"

"Ia di dalam," sahutku. Chris langsung berlari ke dalam diikuti Niall dan aku.

Telapak tangan Maura diperban dan begitu pula kepalanya. Mukanya sangat pucat dan badannya sangat dingin. Chris langsung duduk di sebelahnya dan menggenggam tangan Maura. Niall langsung menggenggam tangan Maura yang satu lagi dan mencium kening Maura.

"Mom. Ini aku Niall. Cepat bangun ya, Mom," bisik Niall. Matanya berkaca-kaca dan akupun mulai menitikkan air mata. Aku memeluk Niall. "Aku akan mengurus administrasinya sebentar ya," Niall mencium pipiku.

Somebody to Love {Niall Horan}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang