Oleh: Ghinaya Ruchul Qisti
Disaat harapanku mulai sirna, saat itulah mimpi itu harus dikubur bersama kenangan yang pernah ia tinggalkan untuk ku.
Usiaku sudah beranjak dewasa dimana masa itu aku sudah mengenal cowo.Suatu ketika saat aku dan sahabatku duduk di kantin sahabatku tiba-tiba bilang “ Nay, kamu tahu cowok yang berpeci itu yang sedang duduk di taman, kemarin pas aku ketemu dijalan dia bilang kalo dia suka sama kamu. “ujar Dian. “Hhmmm.” Jawabku. Bel masuk berbunyi aku dan Dian segera membayar dan bergegas masuk ke kelas, GUBRAK......... aku terjatuh dan tiba-tiba uluran tangan itu langsung disodorkan ke aku, aku menolak nya karena kita bukan muhrim dan meminta tolong Dian yang bantu aku, setelah itu aku berdiri dan meminta maaf sama cowok berpeci itu.
Suasana kelas masih gaduh karena jam siang ini kosong, “Itu cowok yang suka sama kamu Nay” Sambil terus memastikan aku kalau aku baik-baik saja . Hhmmm nanti aku kasih kontak kamu ke dia ya, Nay? Kata Dian. “Hhmmm enggak tahu ah aku pusing Di” sambil memijat keningku. Akhirnya yang dinantikan tiba juga semua bergegas merapikan meja dan berkemas setelah berdoa semua langsung keluar menuju gerbang untuk pulang.” Aku duluan ya Di” kataku.
Setelah tiba dirumah aku langsung cuci kaki membasuh muka dan berganti pakaian, aku langsung merebahkan badan, “hari ini sangat melelahkan “ucap aku sambil memikirkan kejadian tadi koridor sekolah, Layar Hp ku menyala tanda ada pesan masuk, aku langsung melihat nya, nomor baru aku langsung lihat dia chat aku apa, “Assalamualaikum, Nayah aku cowok yang tadi di koridor sekolah aku minta maaf udah buat kamu jatuh tadi, maafkan aku ya!?” isi pesan dari cowok tadi. Aku langsung balas “ waalaikumsalam, iya gpp ko:)” balasku. Tiba-tiba dia langsung telefon aku tanpa sadar aku memencet tombol angkat, hatiku kacau aku sama sekali belum mengenal cowok ini dengan hati yang enggak karuan sambil terus mendengarkan dia bicara tiba – tiba hatiku berdebar, dia bilang kalo dia suka sama aku dan mengajak ta’aruf setelah lulus sekolah . Aku langsung berpamitan tanpa menjawab apa pun dari pertanyaan dia aku langsung menutup teleponnya , akhirnya aku memejamkan mata sedikit menetes Air mataku.” Ya Tuhan, aku enggak mau kejadian masa itu terulang lagi” Masa dimana aku dekat sama seorang laki-laki dia dengan beraninya bilang kalo dia akan serius dan janji akan datang ke rumah, kita kenal sejak SMP sampai sekarang pun masih satu sekolah tapi kita udah jarang komunikasi, kenangan-kenangan itu semua yang dia berikan ke aku perhatian kasih sayang tapi kenapa dalam sekejap semua itu sirna. _Saat harapanku mulai sirna, saat itulah mimpi harus dikubur bersama kenangan yang pernah dia tinggalkan untukku _ setelah kejadian itulah aku hanya percaya pada Tuhan kalau jodoh itu sudah ditentukan seperti contoh ayat al-Quran yang menjelaskan kalau yang baik akan dipertemukan dengan baik begitu sebaliknya. Semenjak kejadian itu aku berusaha menutup hati ku sampai waktunya tiba dan kalau aku sudah siap dan matang.
By: Erna Rahmatika
“Maaf jika masih separuh hati
Tapi bukan berarti kau sia-sia
Aku hanya belum bisa
Goresku masih membekas
Sejauh apa aku ke depan
Retakku masih terasa
Pintaku....
Sabarlah........
Yakinlah saja aku
Hingga garis itu berkata iya
Maka, aku akan siap.
I
tulah balasan pesan yang ku kirim sebulan setelah dia menyatakan perasaannya.
Dan sejak saat itu aku hanya bisa pasrah sama Tuhan jikalau dia memang jodohku suatu saat kita pasti dipertemukan, dan dia sejak saat itu juga sudah berhenti chat aku lagi. Kita saling mendoakan yang terbaik.
Dan setelah aku lulus SMA aku melanjutkan study kuliah di paris, aku fokus sama karir dan kuliah aku di sana. Setelah nanti pulang ke Indonesia aku berkeinginan mendirikan toko bunga di samping rumah ku dan bunga-bunga yang nantinya akan dijual itu hasil memetik di kebun sendiri.
Bersambung.......
