Mr. Perfectly Fine (09) - Mr. I'm in Danger

1.6K 69 1
                                    

"Boleh kubantu?"

***

Menikmati cahaya matahari yang bersinar terik hari ini membuat 'liburanku' menjadi meriah. Walaupun ini bukanlah liburanku, tetap saja aku harus bisa menyesuaikan diri, anggap juga ini sebagai liburanku. Pagiku hari ini sudah disuguhi pemandangan 4 laki-laki berprofesi dokter yang sedang berenang di pinggir villa semakin memeriahkan liburan singkatku ini.

Dengan segelas jus yang menyegarkan, aku duduk disebuah kursi santai yang sering kali disediakan di pinggir kolam. Dengan baju piyama pink polos serta rambut yang digelung ke atas buatku merasakan bahwa pagi ini begitu indah jika diawali dengan kalimat ...

Ini liburan gratis yang kuinginkan!

"Nggak mau berenang Nastya?" Bagus, si pria matang dengan tubuh yang tidak bisa dijelaskan naik ke permukaan hanya untuk menawariku berenang bersamanya. Rasanya seperti prince mermaid saja.

"Tinggiku tidak cukup untuk kolam renang dua meter itu gus, lagipula aku hanya bisa berenang gaya ngambang aja." jawabku disertai tawa di akhirnya.

Hei aku serius!

"Kemarin perkenalan kita kurang jelas. Aku Bagus, dokter anak. Kalau tidak salah tadi malam kamu mengatakan bekerja jadi pembawa berita di stasiun tv swasta?" tanyanya dengan senyuman manis. Duh pagi-pagi sudah di share senyuman aja saya.

"Aku Nastya Bilsa. Yaa seperti itulah, penyiar berita—tukang gosip tapi fakta kejadian-kejadian mengerikan di Indonesia ini hehe."

"Kamu ini bisa saja, Nastya Bilsa? Kenapa namamu cantik sekali?"

Aku hanya memutar mata dan tertawa. Si bambank ini bisa sekali buat pagi orang semakin semangat.

"Namamu juga bagus kok, Gus haha." sialan! kok terdengar seperti aku mengejek namanya sih?!

"Santai aja Nas, walaupun namaku pasaran, akhlak ku sebagus namaku kok, Bagus." ucapnya disertai senyuman, pria ini sepertinya hobi sekali untuk tersenyum.

"Menurutku namamu bagus kok Gus. Kamu sudah memulai perkenalan denganku dibanding teman-teman yang lain kaya gini aja bisa kusimpulkan kalo kamu orang yang baik juga ramah. Apalagi dokter anak kan? Pasti harus menampilkan keramahan setiap hari."

"Tentu saja, jika aku memperlihatkan muka garang setiap hari mana ada pasien yang mau datang haha."

"Benar juga, jika seperti itu siap-siap aja Gus, cari pendidikan spesialis baru." lalu kami berdua tertawa. Kenapa kami receh sekali?

"Sepertinya Chandra sedang menyiapkan makanan di dapur, kamu nggak mau membantunya?" tiba-tiba suara tuan muda Bena terdengar di gendang telingaku.

Diantara semua dokter yang sedang berlibur di villa ini, hanya dokter Chandra saja yang tidak ikut berenang pagi ini. Ingin menjaga perut kami dari kelaparan katanya.

"Santai aja kali Ben, lagian Chandra volunteer sendiri." Bagus menengahi.

"Benar! Lagipula masakanku biasa saja, lebih baik ditangani yang ahli bukan?" ucapku yang secara halus menolak usulan tuan muda Bena. Hell disini aku ingin berlibur, walaupun sebenarnya liburanku ini hanya diajak, tapi tidak apa kan jika aku ingin menikmatinya?

"Ck kamu ini terlalu serius Bena, ya sudah aku bantu Chandra. Aku pamit dulu ya Nas." keengganan yang ditampilkan Bena ternotic oleh Bagus, membuat pria itu akhirnya berjalan menjauh dengan handuk yang ia gantungkan dan ia usapkan untuk mengeringkan kepalanya.

"Gilak idaman banget dokter anak satu itu. Ramah, sopan, dan pasti orangnya baik, orang suka sama anak kecil gitu." ucapku sambil tetap memperhatikan kemana perginya dokter anak satu itu.

Mr. Perfectly Fine [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang