Mr Perfectly Fine (15) - Mr. Second Choice

1.4K 66 1
                                    

"Baiklah."

***

Disinilah aku sekarang, berada di gandengan tangan Bena, ya aku menyanggupi permintaan tuan muda satu itu. Aku berdecak kesal, karena setelah dilihat kembali Cira mendandaniku berlebihan malam ini.

Aku meminta Cira untuk membantuku dalam masalah ini, selain dia memiliki selera pakaian yang bagus, dia juga memiliki berbagai relasi penata rias yang ia tahu dan bagus dandanannya. Bahkan Cita dan mama bersepakat membawa salon ke rumah!

Mama hanya bilang padaku untuk diam dan ikuti keinginannya. Mama dan Cira dengan sepakat mengatakan bahwa aku harus menjadi cinderella malam ini, menjadi pasangan dansa Bena agar membuat orang-orang terpana kepada kami berdua, betapa menggelikannya bukan?

Saat terbukanya gerbang ballroom hotel, sudah banyak sekali orang yang kulihat, mereka tengah bersenda gurau, bahkan ada yang membicarakan politik disini! Bayangkan! Aku sebagai manusia netral masalah politik harus bergelung bersama orang-orang seperti itu disini!

Aku sendiri hanya mengikuti Bena kemanapun dia pergi, maklum saja ini pesta mewah pertama yang kudatangi, rasanya aku seperti mikroba yang tidak terlihat di antara kalangan orang-orang hebat di sekitarku.

"Bukankah itu pendiri let's ride startup yang lagi naik daun?" tanyaku melihat sepasang manusia yang terlihat familiar karena kurasa aku pernah membawakan berita tentang mereka.

"Sepertinya, kukira mereka takkan datang."

Semua orang berpasang-pasangan, dan diantara mereka ada yang sudah berumur. Setelah berkeliling tadi aku juga melihat pasangan yang masih muda—dokter-dokter dan juga pengusaha muda yang beruntung menjadi kaya diusia belia.

Kami juga sempat bertemu Bagus, Chandra, Indra dan Daron tadi. Kami sempat mengobrol sebentar untuk menyapa, tapi Bena memohon pamit karena harus menjamu tamu-tamu yang lain—maklum anak yang punya acara adalah si tuan muda ini.

Daron yang menyebalkan itu juga sempat menanyakan kenapa biasa ada aku diacara orang tua Bena kali ini, membuat sakit mata saja katanya. Hih dasar si Malfoy yang satu itu emang kurang ajar.

Tapi tenang saja, dengan gaya sombong yang kumiliki ku balasnya dengan pongah, kukatakan padanya bahwa Bena exclusive memintaku menjadi temannya malam ini, di acara orang tua nya. Jika mengingat kembali kejadian tadi rasanya ingin aku tertawa dengan puas. Haha!

Orang tua Bena masih sibuk mengobrol dengan kawan-kawan relasi mereka, jadi kami—aku maksudnya belum sempat bertemu dengan dua orang itu.

Rasanya sangat mendebarkan! Tapi... jika dipikirkan lagi untuk apa aku merasa gugup? Aku bukan pasangan Bena kok, seperti akan bertemu mertua saja, sadar kamu Nastya!

"Kamu ingin makan?" tanya Bena berhenti sejenak dari perjalanan kami.

"Sepertinya bukan ide yang buruk. Kapan lagi aku bisa makan di tempat mewah kaya gini. Yaudah kamu sana, aku mau makan." ucapku melepaskan rekatan tangan kami. Hei ini tuntutan publik ya!

Akhirnya aku makan dengan khidmat di pojok ruangan, aku sengaja mengambil spot di pojok karena malu, malu karena aku mengambil porsi banyak untuk makan malamku—juga tidak enak jika orang-orang tau anak pasangan tuan rumah ternyata gelandangan yang rakus.

Tiba-tiba saja Daron duduk dengan santai disebelahku. Aku hanya bisa berdecak kesal karena si Malfoy yang satu itu berani-beraninya mendekatiku.

"Lo ngapain sih duduk disini? Bikin mood gue ancur aja." walaupun aku mengucapkannya dengan nada kesal, sebenarnya mood makanku sama sekali tidak ancur, aku masih santai dengan suapanku yang begitu lahap.

Mr. Perfectly Fine [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang