ˏˋ4°•*⁀➷

74 16 10
                                    

"Ketika aku berusaha untuk melupa, namun untuk kedua kalinya aku merasakan hal yang sama." ~Zara.

-ˋˏ ༻❁༺ ˎˊ-

Pagi ini Zara bersiap untuk menuju kedai yang tempo lalu menjadi obrolan Queen Star's. Ia mengenakan celana jeans dipadu dengan sweater berwarna cokelat susu, membiarkan rambutnya tergerai dan olesan liptin dibibir manisnya.

"Zara mau kemana?" tanya Bagas yang sedang berada diruang makan bersama Reza dan Hana yang tengah sibuk menyiapkan sarapan.

"Sarapan dulu sayang," ucap Hana.

"Em Zara mau ke kedai buat bantu temen Zara beres-beres Yah. Nanti Zara sarapan disana aja," sahutnya.

"Harus banget kesana?" tanya Bagas.

"Iya Yah,"

"Ayah nggak izinin kamu keluar hari ini."

"Ayah," panggil Hana memperingati.

"Tap-"

"SEHARI DI RUMAH AJA NGGAK BISA?! PEREMPUAN ITU UTAMAKAN DIRUMAH BUKANYA KELAYAPAN!" bentak Bagas.
Zara menundukkan kepalanya dengan air mata yang sudah turun dengan sangat deras. Ia meremas jari-jemarinya menahan rasa takut.

Reza segera menghampiri Zara dan mendekapnya. Zara meremas baju yang Reza kenakan.
"Maaf Yah, maafin Zara. Zara minta maaf, maaf." Zara tak henti-hentinya merapalkan kata maaf.

"Yah, kedua kalinya kamu buat Zara ketakutan. Apa gunanya kemaren kamu minta maaf?" tanya Hana yang tak tega melihat Zara begitu rapuh hanya dengan suara bentakan cinta pertamanya.

"Maafin Zara." Reza mengeratkan dekapannya.

"Maaf sayang, Ayah minta maaf." Bagas mengusap pundak Zara, namun dengan segera Zara menyembunyikan wajahnya didada bidang Reza.

"Maafin Zara, Ayah.." lirihnya.

"Ayah cuma mau yang terbaik buat kamu," ucap Bagas.

"Maaf Yah. Maafin Zara." Hana hanya dapat menahan tangisnya.
Bagas ingin mengambil alih Zara agar dapat dipeluknya. Namun Reza tak memperbolehkan.

"Takut..." Reza membawa Zara kedalam kamar. Berusaha menenangkan, mati-matian Reza berusaha membuat Zara seperti semula namun dengan mudahnya Bagas membuat Zara kembali merasa takut.

Reza mendudukkan Zara ditepi ranjang, "Abang ambilin air minum dulu ya," ucapnya. Namun Zara tak menggubris sama sekali. Zara hanya diam, namun air mata yang tak henti-hentinya turun membasahi pipi mulus Zara.

Zara menatap kakinya yang memijak lantai. Tatapannya kosong. Buat apa Ayah nyuruh Zara buat lupain semuanya? Usaha Zara percuma, Yah. Batinnya.

Reza kembali dengan segelas air putih, Zara meneguknya hingga menyisakan setengah gelas.
"Zara mau sama bunda," ucapnya tanpa mengalihkan pandangannya ke lawan bicara.

"Bunda lagi ngobrol sama Ayah, Zara sama bang Eza dulu." Reza kembali memeluk Zara. Kelemahannya adalah melihat Zara seperti tak semangat hidup, tak seceria beberapa hari yang lalu.

"Hati Zara sakit bang," adunya. Zara melerai pelukannya ketika ponsel miliknya berdering, tertera nama Ghea disana.

"Zara, lo dimana?"

ZARA (Queen Star's♛)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang