SN 5

751 82 1
                                    

"Datangnya peristiwa"

P

agi yang dingin disertai angin sepoi-sepoi yang berhembus lembut menjelajahi setiap sudut salah satu kota di negara Jepang itu. Karena akan memasuki musim dingin,maka angin menjadi sambutan pertama salju untuk turun. Naruto saat ini masih bergelung di bawah selimutnya yang hangat dengan damai. Menyebar aura yang bisa di lihat bahwa 'jangan dekati jika tidak ingin dicakar'.  Menempuh perjalanan di alam bawah sadarnya yang bernama mimpi, entah apa yang di mimpikannya hingga menyebar aura seperti itu.

Seseorang masuk kedalam kamar itu dengan angkuh, melangkahkan kaki rampingnya mendekati sosok makhluk mungil nan manis itu tanpa rasa ragu dengan aura yg disebar. Jam sudah menunjukkan hampir mendekati pagi,tapi Naruto beluk juga bangun. Orang itu mendesah pelan,dan mengguncang pelan tubuh Naruto.

"Naruto,ayo bangun ini sudah pagi. Kita harus bersiap, ingat tamu ayah akan datang." Tak ada tanda-tanda bahwa Naruto akan bangun,maka dia akan mencoba cara cerdik yang biasa di gunakannya. Seringai tipis terpatri di wajah itu. Mendekat kearah telinga Naruto dan mengambil nafas dalam untuk membisikkan kata-kata keramatnya dan...

"Jangan mencoba melakukannya Sakura, atau aku akan marah padamu.." sebelum suara 'Sakura' terdengar sampai Naruto,yg bahkan belum di keluarkannya. Sakura telah disambut dengan suara serak khas orang bangun tidur membelakanginya. Dia mendelik dan menegakkan kembali tubuh rampingnya sambil melipat tangannya. Naruto bangun dan menatap Sakura dengan mata berkedip lucu dan mengucek matanya.

"Hey, bagaimana kau bisa tahu aku akan pakai cara itu? Apa kau seorang cenayang yg membaca pikiran orang ha?" Tunjuknya pada Naruto dengan alis menukik sebal pada saudaranya itu. Naruto terkekeh manis.

"Apa akan berguna lagi saat kau sudah menggunakannya beberpa kali? Trik itu sudah tidak mempan bagi seorang Naru.." jawabnya bangga pada dirinya sendiri. Sakura memutar matanya malas. Tapi kemudian dia merubah air mukanya menjadi aneh,bagi Naruto. Dia mendekat lagi kearah Naruto dan bergelayut di lengannya dengan menyandarkan kepalanya di bahu Naruto.

"Hmm... Naru, saudaraku~.."ucapnya manja dengan suara dibuat imutnya yg dibalas deheman malas oleh sang empu.

"Ck,Naru~."

"Aku mendengarkan Sakura. Jadi katakan apa maumu." Wajah Sakura berubah berbinar melihat anjing yang akan di beri makan. Narutonya memang pengertian padanya. Mengerti dengan kode yang belum dikatakannya.

"Tamu ayah akan datang pagi ini bukan~,tapi aku akan menghadiri pesta dengan teman kampusku di Kyoto."

"Lalu?"

"Jadi aku tidak bisa tidak menghadiri pesta tahunan itu Naru~..kau saja ya di sini.." tambahnya masih bergelayut manja di tangan Naruto. Menghembuskan nafas panjang dan menatap Sakura dengan teduh. Sakura tertawa dalam hati berhasil membujuk Naruto semudah ini. Naruto mengangkat tangannya mendekat ke kepala Sakura seperti gestur ingin mengusapnya. Namun nyatanya tangan itu malah singgah di tangannya dan melepaskan tautan tangan Sakura darinya.

"Hentikan wajah so imutmu itu Sakura. Wajah ini,tidak akan bisa menipuku untuk yang kesekian kalinya mengerti?"

"Hahh?? Kau jahat Naruto,ayolah..pesta ini sangat penting bagiku,semua temanku hadir dan mereka semua mengajakku. Aku tidak mungkin menolak kesempatan itukan??" Naruto membuang wajahnya kesamping dan berjalan menuju kamar mandi untuk menyikat giginya. Mengindahkan Sakura yg terus membujuknya.

"Ne, Naruto. Please c'mon baby..aku janji hanya sebentar. Lagi pula pertemuan antara orang tua sangat membosankan,mereka hanya akan membicarakan hal hal yg tidak berguna dan lagi aku sudah berjanji akan datang.. kumohon Naruto~.."

[BL] Berlian yang tebuang || ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang