06

9 4 1
                                    

Tersenyumlah, Walau memiliki  kesan yang Menyakitkan

Happy Reading.................

Yena menatap fero yang asyik membolak balikkan Buku yang dibacanya. Dia sedikit tak menyangka Fero akan bersungguh sungguh mengerjakan Tugas Mereka. Entah Setan apa yang merasuki Fero, padahal Yena berencana akan menyuruh abangnya saja yang mengerjakan Tugas ini. Tapi saat Sampai dirumah Yena Tadi Fero dengan penuh semangat Mengajak Yena mengerjakan Tugas Karya Ilmiah mereka.

"Stop deh!. Lo mau Cari Referensi apaansih?, Dibuku itu Hanya Ada Refensi kata Pengantar doang. Kalo emang Lo mau Ngambil Dari situ ngapain baca isinya?." Ucap Yena karena sudah bosan melihat fero  membolak balikkan Halamman buku itu. Dan Fero hanya mengabaikannya, Yena berdecak dan membiarkan Fero saja.

Dia Mengambil Ponselnya dan Mengetikkan Tugasnya ke abangnya. Beruntung Geo sedang Online WA dan Cepat Membalas Pesan Yena. Yena mengetikkan Kalau dia Butuh Bab Pendahuluan Karya ilmiahnya. Dan abangnya hanya Menanyakan Tema-nya. Yena Mengetikkan Tema mereka, abangnya pun menyuruh Yena menunggu.

Beres Bukan?. Ini bukan karena Yena malas, Hanya saja dia Sedikit Malas mengerjakan Tugas Yang Rumit Seperti Ini. Dia juga cukup Lelah akhir akhir ini.  Yena Berdiri, Lalu mengambil Buku lain untuk jadi Referensi pertanyaan wawancara mereka.

Ohh ya, Sekarang mereka berada Diruang Belajar Yena, Yang terletak Dilantai Atas Sebelah Kamar Yena. Ruang ini terisi oleh Rak Rak Panjang yang berisi Buku buku bahkan Novel. Dengan Meja Panjang yang berada ditengah. Yena meletakkan buku itu di meja, Melihat Fero memiliki Semangat Yena menjadi Tak Tega.

Yena kembali duduk dan Mulai membuka Satu Persatu Halaman bukunya. Mereka berdua pun larut Dalam Buku masing masing. Tak ada percakapan Keduanya Sibuk dengan Buku yang mereka Baca.

30 menit Berlalu,
Yena Meregangkan Tangannya dan melepaskan Kacamata Yang ia pakai Tadi. Lalu memeriksa Ponselnya Yang Ternyata Geo Sudah mengiriminya Dokumen. Yena lalu menghubungkannya ke laptop dan Mengotak atik Kerja Abangnya itu.

Yena tersenyum Puas, Kepintaran abangnya memang Selalu memuaskan. Bahkan Bab Pendahuluan Ini sungguh Hampir Sempurna. Yena sangat senang sekali, Dengan semangat Yena Menunjukkan itu pada Fero.

"Lihat Deh!."Ujar Yena. Ehh Ternyata Fero malah sudah tertidur dengan Tangannya sebagai bantalan kepalanya. Yena Tersenyum Tipis, Dia Menyimpan File itu Dalam Laptopnya dan mematikan Laptopnya. Lalu bergabung Tidur Dengan Fero.

Mereka Tak sadar Saat Bu jane akan Mengantarkan mereka minuman. Bu jane memperhatikan Mereka berdua, Lalu tersenyum dam Kagum. Karena posisi Yena dan Fero sangat Romantis. Dengan Ide nya, Bu jane memgambil Kamera milik Yena. Yang berada Dilaci meja yang Ditiduri Yena dan fero.

Dengan Tersenyum  lebar Bu jane memotret Mereka berdua beberapa kali. Lalu Mengembalikan Kembali Kamera itu dan membawa Minuman itu kembali ke dapur.

•••••••••

"Nona!." panggi Bu jane Membangungkan Yena sembari menguncang Bahunya. Yena pun bangun, Dia membuka Matanya dan menguap beberapa kali. Dia Masih Dalam Keadaan setengah Sadar.

"Nona!. ibu Akan Pulang kerumah, Kau Tau Bukan Putri ibu sedang Menginap Dirumah. Berhati hatilah disini, Ibu akan Datang Cepat Besok pagi. Dan pacarnya Nona dia Pamit Keluar  Tadi, Katanya Ke rumah Ken." Ucap Bu jane Menjelaskan Dan Yena hanya menganggguk. Bu jane Tau Yena masih belum sadar Sepenuhnya. Tapi Dia Tak Mau Membuat Dia Emosi.

"Makanan udah ibu Taruh meja makan dibawah Tudung saji. Jangan Lupa Makan ya, Ibu pergi." Bu Jane lalu melangkahkan kakinya pergi dari sana.

Yena pun melangkahkan Kakinya ke Kamarnya, Dia hanya Mendengar Dengan Jelas Kalau makanan Sudah di meja. Dan Ia akan mandi terlebih dahulu baru makan.

Hurt To Live Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang