Tak Tergapai Lagi

3 2 0
                                    


Hiruk pikuk kota semakin menjadi – jadi. Hilangnya mentari malah membuat orang –orang gencar mengisi berbagai ruang publik. Seorang wanita berambut panjnang mengenakankemeja berwarna merah dan tak lupa sebuah syal bermotif bunga kecil bertengger dilehernya,kini tengah mengesap kopi hangat yang baru saja di sajikan pramusaji.


Kedai kopi ini mengingatkan dia dengan seorang pria yang dulu pernah mengisi hari – harinya. Dikedai kopi ini juga pria itu menyatakan perasaannya. Tapi restu orang tua menghalangi mereka membuat.

pria itu mundur perlahan. Sebenarnya jika pria itu lebih bersabar dan membantu wanitanyamemperjuangkan hubungan mereka, pasti kini mereka sudah bersama.


"Wulan?" suara bariton seorang pria mengagetkan wanita itu. Sangat terkejut Wulan melihatpria yang tadi ada dipikirannya kini nyata berdiri dihadapannya. Tubuhnya menegang, lukalama yang selama ini dia obati kembali sakit. Mengapa pria ini kembali muncul? Bisakahbumi menelan pria ini sekarang juga?


"Boleh aku duduk di sini?"tanya pria itu sambil menunjuk bangku yang berhadapan denganWulan.


"iii.. ya boleh boleh" Wulan mempersilahkan pria itu duduk satu meja dengannya. Wulan takingin ada keributan yang terjadi jika dia tidak mempersilahkan pria itu duduk.


"Sudah lama kamu disini lan?" tanya pria itu.


"Ya kira – kira baru 30 menit" jawab Wulan. Gadis itu berusaha bersikap dan berbicaradengan tenang, padahal ingin rasanya dia menangis dan melempar barang apapun yang dapatdiraihnya.


"Kamu masih suka cappuccino?" pria itu melirik isi cangkir Wulan.


"Black forest nya mana? Biasanya cappuccino dan black forest adalah menu favorit kamu"timpal pria itu lagi.


"lagi pengen minum kopi aja" jawab Wulan dengan senyum canggungnya.


"oh aku lupa" pria itu mengambil sesuatu dalam tasnya.


"nih coklat kesukaan kita. Kamu masih suka kan sama coklat ini? Tadi aku beli sebelummasuk ke kedai ini. Asal kamu tau lan aku masih sering membeli coklat itu, jika akumelihatnya aku langsung ingat kamu" Ucap pria itu antusias.


"Terimakasih" wulan dengan berat hati menerima coklat itu.


"Aku sangat bahagia lan bisa bertemu dengan mu di tempat ini. Tempat yang menjadi saksihubungan kita berdua dulu kal-"


"Cukup jer" timpal Wulan memotong pembicaraan pria yang bernama Jerry itu."Gak usah kamu ungkit – ungkit masa lalu kita" sambung Wulan lagi.


"Kenapa lan? Aku Cuma mau bernostalgia. Kenangan – kenangan kita terlalu manis untukdilupakan" ujar Jerry sambil tersenyum kearah Wulan.


"Cukup Jer cukup" Wulan dengan segera menarik tangannya dari genggaman Jerry dia terlalumuak dengan pria yang ada di hadapannnya ini.


"Kita udah gak ada apa – apa lagi jer dan gak akan jadi apa – apa" ucap wulan tegas."Aku tau pasti kamu masih marah sama aku. Aku akui memang aku salah, aku cowokpengecut yang gak berani sama papa kamu"


"Aku mau berubah lan, aku mau memperbaiki kesalahanku yang dulu. Kamu mau kanbalikan lagi sama aku? Kita sama – sama berjuang buat dapatin restu dari papa kamu" tuturJerry.


Hati wulan berdesir mendengar pengakuan Jerry, air matanya jatuh mengingat masa dimanaJerry mengakihiri hubungan mereka sepihak dan meninggalkannya begitu saja.


"Gak bisa Jer, aku gak bisa balikan sama kamu lagi" Wulan berusaha tegar dan berusahamenghapus air matanya nyang terus mengalir.


"Lan, gak ada wanita lain yang sebaik dan setulus kamu lan. Mereka yang pernah jadi pacraaku Cuma mau senangnya aja. Mereka gak mau susah bareng aku lan" Ucap Jerry sambilterus menggenggam tangan Wulan namun ditepis oleh wanita itu.


"Itu juga yang aku rasain jer. Disaat aku berjuang sendiri buat dapat restu dari papa aku,kamu malah santai dan ujung – ujungnya menyerah" tukas Wulan yang membuat Jerryterdiam.


"tapi aku masih cinnta sama kamu lan" mohon Jerry.


"dulu kamu juga kayak gitu bilang cinta sama aku, tapi nyatanya kamu gak berani hadapipapa aku, kamu malah tinggalin aku. Kali ini maaf Jer aku gak bisa balikan sama kamu"Wulan mentap mata coklat milik pria itu.


"aku akan berjuang lan, aku akan buat kamu cinta lagi sama aku. Aku yakin kamu pastimasih marah sama aku" ucap Jerry berusaha tegar. Dia yakin Wulan masih mencintainya,hanya saja kesalahan Jerry di masala lalu yang memudarkannya.


"Sekeras apapun kamu berjuang gak aka nada gunanya Jer. Aku gak akan berpaling daricalon suami aku" Jerry membulatkan matanya mendengar ucapan terakhir Wulan. Hatinyabagai tertohok, kesadarannya buyar.


"ca..calon suami kamu?" tanya Jerry memastikan.


"Iya. Seminggu lagi aku akan menikah dan aku gak akan ninggalin orang yang mati – matianberjuang demi orang yang menyiakan aku gitu aja" Jerry tertampar keras oleh ucapan Wulan.Harga dirinya jatuh. Dia begitu memalukan, meminta calon istri orang mencintainya lagi.Sudahlah kini sudah tidak ada harapan bagi pria brengsek sepertinya.


"Sayang maaf aku lama datang" seorang pria tiba – tiba datang dan memeluk Wulan.


"Iya engak apa – apa"

"Dia siapa?" tanya pria itu menunjuk Jerry.

"Oh dia teman kuliah aku dulu. Namanya Jerry" Wulan memperkenalkan Jerry kepada priaitu. Jerry yakin pria ini adalah calon suami Wulan.


"Adrian" pria itu menyodorkan tangannya kepada Jerry, tanda memperkenalkan diri dan Jerrytak langsung membalas jabat tangan itu. Jerry menatap Adrian lekat. Wulan yang melihatJerry bertingkah seperti itu takut jika Jerry melakukan hal buruk kepada Adrian.


"aku Jerry" akhirnya Jerry membalas jabat tangan Adrian yang membuat Wulan lega.


"Jer kalau gitu aku sama Adrian pamit ya" Wulan menepuk lengan Jerry untuk yang terakhirkali, sebelum mereka keluar dari kedai kopi meninggalkan Adrian yang malang.


"Tak tergapai lagi" ucap Adrian lirih.



*TAMAT*

All Story (CERPEN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang