16. Separuh dan Setengah

5.1K 638 29
                                    

Suara hujan dan tangis bayi bersahut-sahutan memenuhi isi apartemen mungil Chaeyoung.

"Sayang, kok nangis lagi? Haus? Sebentar ya, Mama buatin susu." Chaeyoung menepuk-nepuk punggung Rion yang menangis kencang sebelum beranjak ke dapur untuk membuat susu formula.

Sejujurnya, Chaeyoung ingin sekali memberikan ASI eksklusif kepada Yewon dan Rion. Tapi, produksi ASI Chaeyoung sedikit, jadi mau tidak mau ia harus menggunakan susu formula.

Saat Chaeyoung membuat susu, tangisan yang awalnya hanya berasal dari Rion sekarang merembet pada adiknya—Yewon.

"Tunggu, sebentar ya, anak-anak Mama. Duh, ini botolnya Yewon mana?" Chaeyoung kelabakan mencari tutup botol Yewon.

Saat susu selesai dibuat, bel di apartemen Chaeyoung berbunyi. Tidak mau membuang waktu, ia bergegas membuka pintu.

"Hai." Wajah cerah Jaehyun adalah yang pertama kali menyapa arah pandang Chaeyoung.

"Ini bukan hari Minggu, kan?" tanya Chaeyoung heran.

"Bukan. Sekarang hari Kamis."

"Terus, kenapa kamu di sini?"

"Masa tugasku di Incheon sudah selesai, dan aku dapat jatah cuti hari ini. Makanya aku ke sini."

"Oh..."

Mata Jaehyun menerawang ke balik bahu Chaeyoung. "Yewon dan Rion menangis."

Itu bukanlah sebuah pertanyaan, melainkan pernyataan karena suara tangis si kembar terdengar sampai di pintu masuk apartemen.

"Iya, aku baru ingin kasih mereka susu." Chaeyoung menunjukan dua botol susu kecil yang ada di tangannya. "Masuk."

Chaeyoung melangkah mendahului Jaehyun untuk ke ruang tengah dimana Rion dan Yewon berada.

Jaehyun dengan mudah menaruh sepatu dan jaketnya di tempat biasa. Empat bulan sering berkunjung ke kediaman Chaeyoung membuat Jaehyun mulai terbiasa dengan isi rumah ini.

"Chaeyoung, aku bawa ayam goreng." Jaehyun menaruh kantong belanjaannya di meja makan, kemudian beranjak ke westafel untuk mencuci tangan—kebiasaan yang ia dapat dari Chaeyoung, sebelum dia diperbolehkan menyentuh si kembar.

"Makasih," jawab Chaeyoung sambil memegangi dua botol susu yang disedot Yewon dan Rion.

"Kamu udah makan?"

"Belum."

"Kalau begitu, makan dulu. Biar Rion dan Yewon aku yang jaga." Jaehyun sekarang sudah berada di sebelah Chaeyoung.

"Nggak apa-apa, nanti aja."

"Kalau cuma megang botol susu aku bisa. Mereka akan baik-baik saja, aku janji," ucap Jaehyun sembari menyingkirkan satu tangan Chaeyoung dari botol susu Rion dan mengganti dengan tangannya.

Chaeyoung terlihat berpikir sebentar, sebelum akhirnya mengalah.

Perempuan itu menyerahkan botol susu Yewon kepada Jaehyun dan melangkah ke dapur.

"Kamu suka sup jagung?"

"Suka."

"Aku buat sup jagung, nanti kita makan bareng, ya." Chaeyoung membuka kulkas dan mengeluarkan bahan-bahan makanan yang dibutuhkan.

Dari tempat Jaehyun, ia dapat melihat Chaeyoung yang sedang mondar-mandir di dapur.

Untuk satu menit lebih, mata laki-laki itu tidak pernah teralihkan dari sosok Chaeyoung yang sedang memasak.

Pikirannya berkelana entah kemana.

Barulah, saat Yewon tersedak, Jaehyun tersadar.

"Pelan, pelan, minum susunya." Seperti orang yang sudah ahli memegang bayi, Jaehyun langsung memiringkan tubuh Yewon dan menepuk-nepuk punggung bayi perempuan itu hingga berhenti tersedak.

My Valentines ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang