Who is she?

19 2 0
                                    

Seorang gadis berlari ketakutan di lorong sekolah sekitar jam 7 malam, yang seharusnya bukan waktunya para murid berada di sekolah di malam selarut itu. Entah karena hal apa, ia ketakutan..
































Farah POV

"Dia gadis yang aneh. Dia selalu saja terdiam seperti itu. Tak memiliki ekspresi, sudah seperti robot saja." Yui, salah satu sahabatku, berbisik-bisik sembari memainkan surai blonde nya.

"Apa dia sakit? Atau mentalnya sudah rusak? Entah mengapa raut mukanya membuatku merinding." Rey yang berada di samping kananku menanggapi ucapan Yui.

Perlahan, aku menoleh pada orang yang mereka bicarakan. "Ku harap ia baik-baik saja.." gumamku.

Tiba tiba, bel pengumuman berbunyi.

"Di mohon untuk semua siswa maupun siswi untuk mematuhi aturan sekolah, termasuk jam malam yang dimana semua siswa sudah harus pulang ke rumah masing-masing, tanpa terkecuali. Sekian, terimakasih."

Setelah penyampaian tersebut, Rey pun bertanya padaku. "Far, kamu sudah dengar berita tentang seorang siswi yang berada di sekolah pada jam malam?"

Aku yang sedari tadi memperhatikan pengeras suara sekolah langsung menoleh. "Sudah, tapi beritanya tidak mengkonfirmasi tentang nama siswi tersebut, jadinya banyak gosip yang beredar. Ada yang bilang itu Serena, karena sikapnya yang aneh." jawabku.

"Mungkin dia ingin bertemu dengan teman-teman tak berwujudnya, HAHA!" kata Yui secara tiba tiba, disertai tawanya yang cukup keras.

Aku pun memukul pelan pundaknya. "Heh, jangan asal ngomong. Pelankan suaramu juga, nanti dia dengar." tegurku.

Serena POV

"Mungkin dia ingin bertemu dengan teman-teman tak berwujudnya, HAHA!"

Aku mendengar suara seseorang yang sepertinya membicarakanku, namun aku mengabaikannya. Aku lebih memikirkan hal yang menggangguku selama ini.

Orang itu, dia mengejarku. Apa salah ku.. Kenapa ia ingin membunuhku? Aku membatin sembari menahan tangis. Namun ternyata, tangisanku tak dapat kusembunyikan.

"Heh, pergi saja yuk. Dia menangis, aku benar-benar takut sekarang.."

Semua mata tersebut tertuju kepadaku, seperti biasanya.. Mereka menganggapku gila.

[Timeskip]

Di taman belakang sekolah, aku terduduk di bawah pohon. Ku tuliskan segala keluh kesahku di buku diari biruku.

Jangan bunuh aku..
Apa salahku?
Aku minta maaf.
Tolong pergi! Aku sudah minta maaf..
SESEORANG TOLONG AKU, IA TERUS MENGEJARKU!

Tulisanku menjadi tak beraturan dikarenakan aku menulis dengan penuh emosi dan ketakutan.

Serena POV

"Hehe, kau takut padaku?"

Suara itu terdengar di telingaku, lagi dan lagi.

"Aku mohon pergi lah, aku minta maaf jika aku ada salah padamu." seperti biasa, aku menutup mata, tidak ingin melihatnya.

"Untuk apa aku pergi? Aku suka di dekatmu, jangan mengusirku.. Aku butuh teman, dan aku yakin kau juga butuh teman kan?"

"Aku tidak butuh teman sepertimu."

Dengan segala keberanian, aku menoleh kearah sumber suara yang berada tepat di sebelah kiriku. Dia benar-benar muncul lagi disebelahku, tatapannya memperlihatkan sedikit kesedihan dan depresi, namun masih bisa tersenyum walau sangat tipis.

HerWhere stories live. Discover now