Satu

403 29 2
                                    

"Trus?"

"Terus?" Balas nya tak kalah sengit, menatap sang lawan bicara dengan mata memicing tajam.

Yoongi menghela nafas, mengalah tidak ada salah nya dari pada hal sekecil ini akan bisa menjadi sebesar ledakan bom. "Lo kenapa sih?" Ujarnya dengan kekehan yang paksa ia buat.






"Masalah gini? Lo? Masih? Bisa? Ketawa? Brengsek?"




Mendengar itu, Yoongi menutup matanya sebentar, berharap dirinya tidak kedistrak oleh perkataan childish Jungkook, "Oke? Maaf?"


"Gitu doang? Gimana sama tuh foto? Lo emang gak sayang keluarga ya." Mematikan kompor dengan kasar, Jungkook melepas celemek biru pemberian Yoongi saat mereka masih terikat dengan hubungan berstatus pacar.

"Lo--!"


Dia memijat pangkalan hidung nya pusing, "Lo terlalu drama, itu cuma foto yang rusak bukan keluarga"



"TAPI BAGI GUE ITU PENTING BRENGSEK!"


Entah sudah yang berapa kali Yoongi menghela nafas sabar nya menghadapi sifat childish Jungkook. Tapi, inilah keluarga; dimana sang kepala keluarga lah yang di tugaskan untuk mencari solusi dari setiap akar permasalahan, sekecil apapun itu.


"Tenang, Jeon--" pria yang masih lengkap dengan seragam kantor ini berdiri; berniat mendekati Jungkook yang terlihat kacau. Menatap sang suami yang tengah berlinang air mata--dan sungguh, Yoongi tidak suka dengan situasi seperti ini.



"GUE SELALU TENANG!!"



BRAK!




;



















"I promise that you'll never find another like me"







MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang