~Chapter 10 - Heartbeat~

166 17 0
                                    

Warning!

Cerita ini beralur maju mundur. Perhatikan tanda (***) sebagai alur mundur atau cerita masa lalu saat Mark dan Haechan masih kuliah.












 
 
Happy Reading...




 


 




  





 
***

 
Hari yang dinanti-nanti pun tiba. Suara musik bergema keras di sepanjang area fakultas Seni menarik mahasiswa dari fakultas lain untuk datang ke sana. Festival sebagai perayaan ulang tahun fakultas yang ke-46 ini akhirnya resmi diselenggarakan dan di buka untuk umum oleh Lee Haechan selaku Project Officer Acara.

Di mulai dengan penampilan musical teater sebagai acara pilot di panggung khusus, kini acara beralih ke panggung utama di tengah lapangan. Yuta selaku MC memandu acara sejak pukul dua siang hingga malam nanti dengan senyuman lebar, sebisa mungkin membuat suasana semakin meriah.

Di lain sisi, terdapat tenda-tenda kecil yang menyajikan makanan maupun minuman. Tidak dapat dipungkiri, keramaian hadir di acara tersebut. Tentu saja, Festival adalah Seni dan kenyataan bahwa festival ini diadakan oleh fakultas seni selaku tuan rumah membuat banyak orang menanti-nantikan penampilan seperti apa yang akan mereka persembahkan kepada penonton.

Sorak-sorai yang hadir dari banyaknya penonton yang memenuhi panggung maupun tenda membuahkan senyuman lebar bagi seorang pria berperawakan kecil yang tengah berdiri memperhatikan area panggung dari tempat yang sangat bertolak belakang. Tanpa ada sorak-sorai dan tanpa ada siapapun, hanya dia seorang diri dengan suasana tenang.

Merasakan semilir angin, Haechan (pria itu) pun menghembuskan nafas kemudian menopang tubuh bagian depannya pada pembatas. Masih memperhatikan keramaian di bawah sana ketika suara rendah seseorang terdengar dari belakang.

"Kau disini ternyata." Suaranya berhenti dan digantikan dengan suara langkah yang terdengar mendekat. Tanpa menoleh sedikit pun, Haechan membiarkan sosok itu berdiri tepat di sampingnya dan ikut menopang tubuh seperti dirinya.

"Kau terlihat senang, Chanie."

"Begitulah..." balas Haechan dengan suara yang tak kalah rendah. Mungkin kalian bisa menyebutnya sebagai suara yang menenangkan.

"Walaupun acara belum selesai, tapi perlahan aku bisa merasakan beban ku terangkat."

"Baguslah..." pria itu pun menepuk pundak Haechan.

"Dan kenapa kau tidak ikut berbaur di keramaian, Chan? Mungkin akan menyenangkan kalau kita melakukan tour makanan di sana selagi kau tidak sedang sibuk bertugas."

Haechan memperlihatkan ekspresi mencemooh. "Itu memang niat mu sejak awal, Ten Hyungie..." dan berdecak ketika melihat pria yang merupakan Ten itu malah tertawa akan ucapannya.

"Kau bisa melakukannya dengan Johnny atau siapapun yang tidak memiliki tugas. Dan ngomong-ngomong, Hyung. Sejak awal aku ingin sekali menendang mu karena menolak menjadi panitia acara. Sejujurnya, kau tidak terlihat sesibuk itu dengan Prof Kang."

"Ya, kau memang sahabat sekaligus adik ku yang terbaik, Chanie... Terima kasih atas pujiannya." Sindir Ten yang membuat Haechan tertawa lebar. Pria itu benar-benar bahagia ketika membuat sahabatnya kesal.

"Dan ngomong-ngomong juga, Chan. Kau tidak akan berdiam diri disini sampai acara selesai, kan?" Ten membawa tatapan Haechan untuk melihat sekitar.

"Walau indah, tapi atap gedung kampus tetaplah atap dan itu cukup menakutkan karena tidak ada lampu yang menerangi." Lanjut Ten dan bergidik ngeri setelahnya.

For Your Life [MARKHYUCK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang