Apa yang membuat manusia bahagia dalam hidupnya?
Manusia tidak menjalani hidup hanya dengan satu cara. Bagi mereka penyuka kebersamaan, kebahagiaan muncul dari keluarga dan teman-teman. Bagi mereka penyuka kesendirian, suasana yang hening dan menenangkan agaknya lebih dari cukup untuk membuat hidupnya bahagia—contohnya Squidward. Dan bagi mereka penyuka kelap-kelip duniawi, maka uang bisa menjadi jawaban.
Sekarang, ganti pertanyaan. Bagaimana jika seseorang tidak memiliki satu pun alasan untuk bahagia di hidupnya?
Kedengarannya tidak masuk akal? Kalau begitu, Jung Jaehyun bisa dijadikan sebuah bukti. Baginya dunia ini tak lebih dari sebatas permainan monopoli yang dimana setiap pemainnya harus bersaing satu sama lain—malah lebih mengerikan dunia daripada permainan monopoli.
Jaehyun bukan salah satu orang penyuka kebersamaan. Berterima kasihlah pada kakak kandungnya sendiri yang agaknya mulai kehilangan otaknya sampai tak menyadari bahwa dirinya masih punya seorang adik yang terlantar.
Jaehyun kecil selalu mengatasi semua masalahnya sendiri. Dibebani tanggung jawab sebagai seorang ketua kelas membuatnya hampir lompat dari jembatan saking tak sanggupnya mengatur 28 anak di dalam satu ruangan. Tapi Jaehyun kecil tidak pernah mengeluh. Dulu ayahnya selalu bilang,
"Heh! Pulang-pulang langsung tidur! Kamu masih punya kewajiban buat bantu Mama dan Ayah, atau seenggaknya baca bukumu! Belajar kaya kakakmu!"
Ayahnya selalu memintanya untuk membuka buku, terpaku pada kalimat-kalimat yang saling merangkai hingga membuat kertas-kertas itu semakin tebal. Ayahnya tak pernah tahu bahwa Jaehyun kecil lebih dari sekedar belajar waktu itu. Di sekolah, Jaehyun mendapatkan semuanya. Cara menjadi pemimpin yang baik, belajar nilai-nilai kehidupan dari kejadian sepele termasuk membaca buku selama 9 jam ditambah dengan mengerjakan soal-soal.
Dan Ayahnya masih melarangnya untuk merebah barang sekejap di kasurnya sendiri?
"Rasain sendiri sekarang jadi orang serabutan. Suruh siapa dulu nggak mau belajar giat-giat? Liat tuh, kakakmu udah duluan jadi guru."
Namanya Jung Jaeyeol. Selisih usia mereka sekitar dua tahun. Jaehyun tidak pernah sekalipun meminta bantuan kepada sang kakak untuk menyelesaikan tugasnya atau memintanya menyayanginya seperti saudara-saudara lain.
Jaehyun hidup dalam kesendirian. Seandainya dia Squidward, mungkin dia akan sangat bersyukur mempunyai hidup seperti ini. Atau mungkin ada orang yang mau bertukar tempat dengan Jung Jaehyun? Jangan, mereka pasti lebih dulu melarikan diri meski baru 20 menit menetap bersama manusia-manusia itu.
Lalu, apa peran Jaeyeol bagi Jaehyun?
Tidak ada satu pun peran yang pantas dihadiahkan padanya. Bukannya Jaehyun berharap Jaeyeol bisa menyayanginya dengan tulus sebagai seorang kakak, mengajarinya banyak hal, bermain atau melakukan hal lain. Tapi apa fungsinya Jaeyol hidup jika itu tak memberikan keuntungan sedikitpun bagi orang-orang di sekitarnya?
Sebut saja Jung Jaehyun terlalu kejam menjatuhkan persepsi seperti itu kepada kakaknya sendiri. Jaehyun tidak melakukan itu tanpa alasan. Memangnya ada yang bisa bertahan ketika keluarga satu-satunya memberikan segepok uang lantas mengibaskan tangannya?
Jaehyun tertawa.
Besar sekali lagaknya? Jaeyeol bahkan melupakan siapa dirinya. Siapa orang yang membuatkan sup untuknya ketika ia sakit. Siapa orang yang rela menembus dinginnya salju hanya untuk membeli beberapa bungkus obat.
Manusia memang tidak tahu terima kasih. Harusnya Jaehyun tidak berharap lebih kepada kakaknya sendiri mengingat dia tahu seberapa buruk perilakunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATTENTION ✔️
FanfictionJung Jaehyun sempat mengira bahwa dirinya adalah manusia paling menderita di dunia ini. Mungkin dia terlalu nyaman menutup mata sehingga tak menyadari betapa kejamnya dunia dan berapa banyak miliaran orang di luar sana yang nasibnya lebih buruk keti...