Losing Control

24 4 1
                                    

🌸🌸🌸


"berhenti.."

Aku menoleh kebelakang saat suara lantang menginterupsi perbuatanku, kakiku yang semula naik pada pembatas jembatan dengan perlahan turun saat mengetahui siapa sosok laki-laki yang mencoba menghentikanku

"Pergilah..!! Untuk apa kau kemari.." teriakku histeris

Laki-laki itu mendekat dan mengabaikan teriakanku, menganggap nya angin lalu

"Jangan mendekat!!! Jika kau berpikir untuk menghentikanku sebaiknya kau pergi saja.."

"Aku tak melarangmu melakukan apa yang ingin kau lakukan.. kau ingin melompat? Lompatlah.. aku tak akan melarang ataupun menghentikan mu.., kau berhak memilih keputusan untuk hidupmu"

"Tapi..., Jangan pernah hentikan aku untuk ikut melompat denganmu, itu hak dan keputusanku" lanjut laki-laki tadi sembari kakinya menaiki pembatas jembatan disebalahku

"Tunggu apalagi? Ayo melompat bersama!" Ucap laki-laki itu sambil menatap lekat mataku

Menyadari diriku mulai luluh laki-laki tadi turun dan langsung mendekapku, air mata ku tak terbendung lagi setalah itu, aku menangis histeris, menumpahkan seluruh rasa sakitku

"Menangislah.."

"Kenapa jim.. kenapa!!!!" Teriakku dengan tangan yang terus memukul dada jimin

"Kenapa harus aku..., Kenapa hidupku seperti ini.., kenapa jim..., Kenapa!?"

"Pukul aku.. pukul sekeras mungkin jika itu bisa mengurangi rasa sakitmu"

"Aku lelah jim.., aku sungguh lelah.., kanapa semuanya tak adil bagiku? Kenapa dunia begitu kejam denganku.., aku tak ingin hidup seperti ini jim.., kumohon!!"

Jimin semakin erat mendekapku, menganggukkan kepalanya mencoba memahami perkataan ku

Karena terlalu lelah menangis, aku mulai tak bisa mengendalikan kondisiku. Tubuhku limbung dan semua menggelap

°°°

"Sudah baikan?" Suara laki-laki yang sangat kukenal mendominasi seluruh ruangan disini

Jimin datang dengan sebuah nampan di tangannya "bagaiman keadaanmu? Ada yang sakit?"

Aku menggeleng pelan, "kenapa membawaku kemari?"

Aku tau dimana aku sekarang, kamar ini tak asing bagiku, aroma dan tata ruangnya sangat mewakili kepribadian nya, ya aku di rumahnya, tepat di dalam kamar jimin dan di atas ranjangnya.

"Lalu aku harus membawamu kemana? Nirwana?" Seru jimin sembari mengangkat sebelah alisnya

"Kenapa kau begitu peduli padaku?" Tanyaku

"Menurutmu?" Bukannya menjawab, jimin malah melontarkan pertanyaan padaku

"Kau mengasihaniku, aku terlihat begitu mengenaskan, benar bukan?"

Jimin terkekeh mendengar jawabanku, "dibanding mengasihanimu, aku lebih kasihan lagi pada anak yatim piatu yang kelaparan diluar sana"

Jimin duduk di tepi ranjang, tepat di sampingku yang duduk bersandar pada Headboard

"Aaa..." Jimin menyodorkan obat padaku

Aku menggeleng sambil menutup mulutku, "aku tak akan membuka mulutku sampai kau katakan kenapa kau begitu peduli denganku! Kenapa kau melakukan ini semua padaku"

"Baiklah baiklah.. akan kukatakan.. tapi janji untuk minum obatnya setelah kuberi tahu!"

Aku mengangguk mantap, sambil menjentikkan jari kelingking

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 30, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

"Something Sweet" Oneshot storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang