Two Bad • Part 27 ~ Eschew Again

438 22 2
                                    

◻️◻️◻️

Seperti janjinya kemarin, Mayra dan Ella akan belajar bersama di rumah Ella. Sekalian sambil bernostalgia dengan masa lalu juga menceritakan hal-hal yang telah terjadi pada mereka selama satu setengah tahun terakhir ini. Banyak yang perlu mereka bicarakan dan keduanya tak sabar untuk itu.

Saking tak sabarnya setelah bel berbunyi, Ella dan Mayra menjadi murid pertama yang keluar dari kelas.

"Kok aku gak sabar ya May?" tanya Ella sambil mengimbangi Mayra yang berjalan dengan cepat.

Mayra menoleh pada Ella, "Kayaknya kita bukan mau belajar bareng deh, kita mau ghibah manjah ini mah."

Ella tertawa pelan. Sebenarnya tak banyak perubahan dalam diri Mayra, bahkan kosa kata yang Mayra gunakan masih sama. Hanya saja Mayra masa kini lebih frontal dan kasar. Itu pandangan Ella sebagai sahabat dekatnya. Mengapa Ella berpikir seperti itu? Karena saat smp dulu mereka sangat dekat hingga tak ada yang ditutupi dari masing-masing. Dari luar mungkin mereka pendiam, tapi bila hanya ada mereka berdua-Ella dan Mayra akan lebih ekspresif.

"Btw, gue bawa mobil. Rumah lo masih sama kan?"

Ella mengangguk.

"Gue rindu soto buatan Ibu."

Ibu, panggilan untuk ibu kandung Ella. Mereka memang sedekat itu. Ibu dan Bapak Ella sudah seperti orang tuanya sendiri. Eh?

Bukannya lu gak pernah ngerasa punya orang tua May? Ayah dan Bunda tak ada untuknya. Bunda sudah tiada sejak ia lahir, Ayahnya masih hidup-tapi ia sendiri tak tahu apa artinya Ayah, jadi yang dialaminya sama saja seperti tak memiliki orang tua? Lalu-

Mayra menggelengkan kepalanya cepat. Jangan sampai jiwa-jiwa melankolisnya bangkit. Itu tidak baik.

"Ell-"

Mayra tak jadi melanjutkan ucapannya saat menyadari wajah Ella yang datar dengan pandangannya yang kosong.

Apakah ucapannya tadi ada yang salah? Atau keadaan yang sudah tak sama? Sepertinya ada yang tidak beres, Mayra akan segera mengetahuinya nanti-

Mayra refleks menepis seseorang yang memegang tangannya tiba-tiba. Ia menaikkan pandangannya ke si wajah pelaku.

Helaan napas keluar dari mulutnya. Ternyata Fero.

"Ell, lo masuk duluan aja ke mobil, ntar gue nyusul," titahnya pada Ella.

Ella langsung menuruti perintah Mayra.

"Lo bawa mobil?"

Mayra mengangguk saja. Tadi pagi mereka tak berangkat bersama, sebenarnya Mayra sengaja menghindari Fero. Saat Fero menelponnta, ia menolak dan saat Fer mengiriminya pesan tak ia baca. Bahkan Mayra sengaja berdiam di apartemen agar Fero berangkat duluan.

"Kenapa?"

Mayra mengangkat satu alisnya. Belum sempat ia menjawab Fero kembali bertanya

"Gue gak kenapa-kenapa," ucap Mayra sambil tersenyum yang tidak sampai ke matanya.

Fero menghela napas. Setidaknya Mayra sudah tersenyum padanya. Itu lebih baik.

Two BadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang